2. Penelantaran anak, dicirikan oleh kegagalan dalam memenuhi
kebutuhan dasar anak. Penelantaran bisa berupa penelantaran fisik, meliputi peninggalan, pengusiran dari rumah, pengawasan yang kurang
memadai dan penundaan dalam mencari perawatan kesehatan. Penelantaran pendidikan, meliputi membiarkan anak bolos sekolah
yang parah, tidak mendaftarkan anak usia sekolah ke sekolah, dan tiadak memenuhi kebutuhan pendidikan khusus anak, dan penelantaran
emosional meliputi, tidak adanya perhatian terhadap kebutuhan anak akan kasih sayang, penolakan atau ketidakmampuan untuk memberikan
kepedulian psikologis yang perlu, penyiksaan pasangan di depan anak, dan pembiaran penggunaan alkohol dan obat-obatan oleh anak.
3. Kekerasan seksual meliputi mempermainkan alat kelamin anak,
hubungan seksual, pemerkosaan, sodomi, eksploitasi komersial melalui pelacuran atau produksi materi pornografi.
4. Kekerasan emosional meliputi tindakan pengabaian orang tua atau
pengasuh yang menyebabkan atau bisa mengakibatkan pada masalah behavioral, kognitif atau emosional yang serius.
Walaupun bentuk-bentuk perlakuan salah terhadap anak diatas bisa ditemukan secara terpisah, namun bentuk-bentuk tersebut sering juga terjadi
dalam kombinasi. Kekerasan emosional hampir selalu ada ketika bentuk kekerasan lain terjadi.
E. Akibat Kekerasan pada Perkembangan Anak
Akibat perlakuan salah terhadap anak pada perkembangannya antara lain adalah pengendalian emosi yang buruk, masalah keterikatan,
masalah dalam hubungan dengan peer group, kesulitan beradaptasi di sekolah, dan masalah psikologis lainnya.
16
Anak yang diperlakukan secara salah mungkin menunjukkan emosi negatif yang berlebihan, seperti mudah
marah atau menangis, atau mereka mungkin juga menunjukkan emosi positif yang tidak peka seperti jarang tersenyum atau tertawa.
Ketika anak-anak diperlakukan secara salah, mereka sering menunjukkan pola keterlibatan yang tidak percaya diri dalam hubungan
sosial mereka ketika dewasa. Anak-anak yang diperlakukan secara salah kurang memiliki bekal untuk mengembangkan hubungan peer yang
berhasil. Mereka cenderung menjadi terlalu agresif terhadap teman sebaya atau menghindari interaksi dengan teman sebaya. Anak-anak yang menjadi
korban kekerasan dan penelantaran beresiko menghadapi masalah akademis. Kekerasan fisik terkait dengan kecemasan anak, masalah kepribadian,
depresi, gangguan perilaku dan kenakalan.
17
Pengasuhan yang baik membutuhkan waktu dan usaha. Pada dasarnya orang tua tidak bisa melakukannya hanya dalam waktu satu menit. Tentu bukan
hanya jumlah waktu yang dihabiskan orang tua bersama anak yang penting bagi perkembangan anak tetapi kualitas pengasuhan jelas lebih penting.
F. Ayah Sebagai Pengasuh
Parke Sawin dalam Santrock, menunjukkan bahwa ayah memiliki kemampuan untuk bertindak secara peka dan secara tanggap
terhadap anaknya.
18
Meskipun ayah dapat menjadi pengasuh yang aktif,
16
Santrock, Perkembangan Anak, h. 173.
17
Ibid., h. 174.
18
John W. Santrock, Live-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Jakarta: Erlangga, 2002, h. 198.