Penerimaan Keseluruhan Uji Organoleptik Bubuk Asam Sunti

Gambar 50. Perbandingan nilai penerimaan panelis luar Aceh terhadap aroma bubuk asam sunti lokal berdasarkan konsentrasi dekstrin dan suhu pengeringan

4.2.2.7.4. Penerimaan Keseluruhan

Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap tingkat penerimaan keseluruhan yang bertujuan untuk mengetahui penerimaan panelis secara umum terhadap rasa, warna dan aroma bubuk asam sunti yang diuji. Penerimaan panelis Aceh terhadap bubuk dari asam sunti dengan pengering berkisar antara 4.2-4.9 netral sampai mendekati agak suka, sedangkan nilai penerimaan panelis dari luar Aceh memiliki kisaran 3.8-4.7 mendekati netral sampai mendekati agak suka. Berdasarkan hasil sidik ragam pada Lampiran 71 menunjukkan bahwa konsentrasi dekstrin memberikan pengaruh P0.05 terhadap hasil penerimaan keseluruhan panelis Aceh terhadap bubuk asam sunti, yang mana konsentrasi dekstrin 40 tidak berbeda dengan konsentrasi dekstrin 30 dan 50. Akan tetapi antara dekstrin 30 berbeda dengan 50. Konsetrasi dekstrin 30 merupakan penerimaan keseluruhan panelis tertinggi, sedangkan dekstrin 50 memperoleh respon yang sangat rendah dari panelis Lampiran 72. Pada perlakuan variasi suhu pengering dan interaksi antara dekstrin dengan suhu pengeringan tidak memberikan pengaruh P0.05 terhadap bubuk yang dihasilkan. Respon panelis Aceh terhadap tingkat penerimaan keseluruhan tertinggi bubuk dari asam sunti dengan pengering kabinet terdapat pada perlakuan dekstrin 30 pada suhu pengeringan 180°C, dan tingkat penerimaan terendah pada penambahan dekstrin 50 dengan suhu pengering 170°C Gambar 51. Dari penerimaan keseluruhan terlihat bahwa panelis Aceh ternyata lebih menyukai bubuk asam sunti baik dari segi rasa, warna dan aroma dengan menggunakan 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 160 C 170 C 180 C N il ai A r o m a Suhu Pengeringan C Dekstrin 30 Dekstrin 40 Dekstrin 50 bahan pengisi yang lebih rendah dan suhu pengering yang lebih tinggi. Sedangkan dengan bahan pengisi yang lebih tinggi kurang disukai oleh panelis Aceh karena mempengaruhi rasa, warna dan aroma bubuk yang dihasilkan. Gambar 51. Perbandingan nilai penerimaan keseluruhan panelis Aceh terhadap bubuk dari asam sunti hasil penelitian berdasarkan konsentrasi dekstrin dan suhu pengeringan Analisis sidik ragam Lampiran 73 yang diperoleh memperlihatkan bahwa penggunaan dekstrin, suhu pengering dan interaksi antara kedua perlakuan tersebut memiliki pengaruh P0.05 terhadap penerimaan keseluruhan panelis luar Aceh pada bubuk asam sunti yang dihasilkan, sehingga dilakukan uji lanjut Duncan pada interaksi perlakuan yang dihasilkan Lampiran 74. Hasil uji lanjut menunjukan adanya perbedaan nyata pada perlakuan dekstrin dan suhu pengeringan 50:180°C terhadap perlakuan lainnya. Perlakuan tersebut merupakan perlakuan yang mendapatkan nilai penerimaan keseluruhan yang lebih rendah dari panelis. Adapun perlakuan dekstrin dan suhu pengering 40:160°C tidak berbeda dengan perlakuan 30:160°C, 30:170°C, 40:170°C, 50:170°C dan 50:180°C, tetapi berbeda dengan perlakuan30:180°C dan 40:180°C. Perlakuan dekstrin dan suhu pengering 40:170°C juga memperlihatkan tidak adanya perbedaan yang nyata pada perlakuan 30:160°C, 30:170°C, 30:180°C, 40:180°C, 50:170°C dan 50:180°C. Perlakuan dekstrin dan suhu pengering yang menunjukan nilai tertinggi terhadap tingkat penerimaan panelis pada bubuk asam sunti yang diuji yaitu pada perlakuan 30 dekstrin dan 180°C suhu pengering. Ternyata panelis dari luar Aceh juga menyukai rasa, warna dan aroma bubuk dengan penggunaan bahan pengisi yang rendah. 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 160 C 170 C 180 C N il ai K e se lu r u h an Suhu Pengeringan C Dekstrin 30 Dekstrin 40 Dekstrin 50 Dari Gambar 52. juga diperlihatkan perlakuan 30 dekstrin dan 180°C suhu pengering akan meningkatkan kesukaan panelis terhadap rasa, warna dan aroma bubuk yang dihasilkan, sebaliknya dengan perlakuan 50 dekstrin dan 160°C suhu pengering malah akan menurunkan kesukaan panelis terhadap parameter rasa, warna dan aroma bubuk yang dihasilkan. Semakin rendah konsentrasi dekstrin yang ditambahkan menyebabkan peningkatan penerimaan keseluruhan panelis dari luar Aceh terhadap parameter yang diuji. Gambar 52. Perbandingan nilai penerimaan keseluruhan panelis luar Aceh terhadap bubuk dari asam sunti hasil penelitian berdasarkan konsentrasi dekstrin dan suhu pengeringan Pada uji hedonik panelis Aceh terhadap penerimaan keseluruhan bubuk asam sunti lokal mendapatkan nilai dengan kisaran 4.4-5.1 netral sampai suka, sedangkan nilai penerimaan dari panelis luar Aceh berkisar antara 5-5.3 suka. Dari data yang diperoleh setelah dilakukan uji secara organoleptik terhadap keseluruhan parameter rasa, warna dan aroma dari bubuk asam sunti lokal, ternyata produk masih dapat diterima oleh panelis. Hasil analisis sidik ragam tingkat penerimaan keseluruhan panelis Aceh pada bubuk asam sunti lokal menunjukkan tidak adanya pengaruh P0.05 tingkat kesukaan panelis terhadap bubuk asam sunti dengan penggunaan variasi dekstrin, suhu pengering maupun interaksi antara kedua perlakuan tersebut Lampiran 75. Hal ini menunjukkan bahwa kepekaan panelis Aceh terhadap penerimaan umum parameter yang ada tidak dipengaruhi oleh perlakuan – perlakuan tersebut. Tetapi dari grafik pada Gambar 53. terlihat bahwa respon panelis terhadap parameter keseluruhan rasa, warna dan aroma tertinggi ada pada perlakuan dekstrin 30 dengan suhu pengeringan 160°C dan 170°C, sedangkan respon terendah terdapat pada penggunaan dekstrin 40 dengan suhu 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 160 C 170 C 180 C N il ai K e se lu r u h an Suhu Pengeringan C Dekstrin 30 Dekstrin 40 Dekstrin 50 pengering 170°C. Dari penerimaan keseluruhan parameter uji, terbukti bahwa panelis lebih menyukai bubuk dengan konsentrasi bahan pengisi yang rendah baik dari segi rasa, warna dan aroma. Gambar 53. Perbandingan nilai penerimaan keseluruhan panelis Aceh terhadap bubuk asam sunti lokal berdasarkan konsentrasi dekstrin dan suhu pengeringan Pada Lampiran 76. juga terlihat tidak adanya pengaruh P0.05 respon keseluruhan panelis luar Aceh dengan penggunaan variasi dekstrin, suhu pengering maupun interaksi antara kedua perlakuan tersebut terhadap bubuk asam sunti lokal yang dihasilkan. Pada perlakuan dekstrin 50 dan suhu pengeringan 170°C mendapatkan respon yang lebih tinggi dari panelis, ini menandakan bahwa perlakuan tersebut lebih diminati oleh panelis luar Aceh baik dari segi rasa, warna maupun aroma. Sedangkan penggunaan 40 dekstrin pada suhu pengering 170°C memperoleh respon yang lebih rendah dari panelis terhadap penerimaan keseluruhan parameter rasa, warna dan aroma Gambar 54. Gambar 54. Perbandingan nilai penerimaan keseluruhan panelis luar Aceh terhadap bubuk asam sunti lokal berdasarkan konsentrasi dekstrin dan suhu pengeringan 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 160 C 170 C 180 C N il ai K e se lu r u h an Suhu Pengeringan C Dekstrin 30 Dekstrin 40 Dekstrin 50 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 160 C 170 C 180 C N il ai K e se lu r u h an Suhu Pengeringan C Dekstrin 30 Dekstrin 40 Dekstrin 50

4.2.2.8. Perlakuan Terbaik Bubuk Asam Sunti