4.2.2.5. Asam Oksalat Bubuk Asam Sunti
Asam oksalat merupakan senyawa kimia yang memiliki rumus H
2
C
2
O
4
dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam oksalat hanya terdiri dari dua atom C pada masing-masing molekul, sehingga dua gugus karboksilat berada
berdampingan. Karena letak gugus karboksilat yang berdekatan, asam oksalat mempunyai konstanta dissosiasi yang lebih besar daripada asam-asam organik
lain Azad, 2007. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka diperoleh
kisaran nilai asam oksalat bubuk asam sunti yang berasal dari asam sunti hasil penelitian adalah 5.66-6.68. Sedangkan nilai asam oksalat dari bubuk asam
sunti lokal berkisar antara 6.20- 9.14. Kadar asam oksalat di dalam bubuk asam sunti lokal lebih tinggidibandingkan dengan bubuk dari asam sunti hasil
penelitian. Hal ini diduga karena adanya perbedaan ketika memperoleh bahan baku awal dalam membuat asam sunti lokal baik dari segi umur petik yang tidak
seragam maupun proses pengolahannya. Kadar asam oksalat yang diperoleh setelah produk menjadi bubuk juga lebih tinggi dari kadar asam oksalat pada saat
masih dalam bentuk asam sunti semi basah. Hal ini diduga saat ekstraksi berlangsung kandungan asam yang ada didalam bahan ikut bersama filtrat yang
dihasilkan, sehingga menyebabkan kadar asam oksalat bubuk asam sunti lebih tinggi dari asam sunti semi basah.
Gambar 34. Perbandingan asam oksalat bubuk dari asam sunti hasil penelitian berdasarkan konsentrasi dekstrin dan suhu pengeringan
Jumlah asam oksalat yang terdapat didalam bubuk asam sunti hasil penelitian tidak dipengaruhi P0.05 oleh penggunaan dekstrin, suhu pengering
maupun interaksi kedua perlakuan tersebut Lampiran 48. Kadar asam oksalat
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
160 C 170 C
180 C A
sam O
k sal
at
Suhu Pengeringan ˚C
Dekstrin 30 Dekstrin 40
Dekstrin 50
yang rendah diperoleh pada penggunaan dekstrin 50 dengan suhu pengeringan 170°C dan asam oksalat yang tinggi terdapat pada bubuk asam sunti dengan
perlakuan dekstrin 30 juga pada suhu 170°C Gambar 34. Hasil anaslisi sidik ragam pada Lampiran 49 memperlihatkan adanya
pengaruh P0.05 jumlah asam oksalat dalam bubuk asam sunti lokal dengan penggunaan berbagai konsentrasi dekstrin. Nilai asam oksalat di dalam bubuk
asam sunti lokal pada penggunaan dekstrin 40 tidak berbeda nyata hasilnya dengan penggunaan dekstrin 30 dan 50, tetapi penggunaan dekstrin 30 akan
menghasilkan asam oksalat bubuk yang berbeda dengan penggunaan dekstrin 50 Lampiran 50. Sedangkan penggunaan suhu pengering dan interaksi antara
kedua perlakuan tersebut tidak menunjukkan adanya pengaruh yang nyata P0.05 terhadap kandungan asam oksalat bubuk yang dihasilkan.
Gambar 36. Perbandingan total asam bubuk asam sunti lokal berdasarkan konsentrasi dekstrin dan suhu pengeringan
Bubuk yang mengandung asam oksalat tertinggi terdapat pada perlakuan konsentrasi dekstrin 30 dengan suhu pengering 160°C, sedangkan asam oksalat
terendah terdapat pada perlakuan dekstrin 50 pada suhu pengering 160°C Gambar 36. Kadar asam oksalat yang diharapkan dalam suatu produk pangan
adalah kadar asam oksalat yang rendah. Asam oksalat bersama-sama dengan kalsium dalam tubuh manusia akan membentuk senyawa yang tidak larut dan
tidak dapat diserap tubuh. Semakin lama dengan berjalannya waktu senyawa tersebut akan membentuk batu di ginjal maupun di kandung kemih. Biasanya,
produk-produk limbah larut dalam urine, pada saat perjalanan ke ginjal produk limbah akan dieliminasi dari tubuh. Urine mengandung berbagai bahan kimia
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
160 C 170 C
180 C A
sam O
k sal
at
Suhu Pengeringan ˚C
Dekstrin 30 Dekstrin 40
Dekstrin 50
yang membantu menjaga semua komponen dalam urine dalam bentuk larutan untuk mencegah pembentukan kristal. Tetapi batu ginjal akan terbentuk ketika
bahan kimia dalam urine tidak seimbang dengan komponen kemih lainnya, seperti kalsium dan oksalat. Hal ini dapat disebabkan karena asupan berlebihan dari
makanan kaya oksalat. Oleh karena itu asupan makanan dengan oksalat tinggi harus dihindari. Kadar asam oksalat yang tinggi akan berbahaya bagi kesehatan
bila dikonsumsi secara terus menerus.
4.2.2.6. Daya Kelarutan Bubuk Asam Sunti