Uji Organoleptik Metode Analisis

Kemudian dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0.01 N, sampai terbentuk warna merah jambu yang relatif stabil. Bilangan asam dihitung dengan menggunakan rumus: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 Dimana : P = Faktor pengenceran

3.5.8. Asam Oksalat

Sampel dihancurkan, kemudian ditimbang lebih kurang 10 gram lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditambahkan dengan aquades sampai tanda tera. Kemudian sampel disaring sehingga diperoleh bahan jernih, lalu dipipet sebanyak 10 ml dan ditetesi dengan larutan indikator pp. Kemudian dengan menggunakan NaOH 0.1 N yang telah distandarisasi, lalu dicatat volume titrasi dan dihitung dengan menggunakan rumus: . . . . . . . . . 7 BM Asam Oksalat = 126

3.5.9. Uji Organoleptik

Uji organoleptik akan dilakukan langsung pada produk yang dihasilkan tanpa diolah terlebih dahulu. Uji organoleptik untuk asam sunti meliputi uji hedonik terhadap rasa, warna, aroma, tekstur dan penerimaan keseluruhan sedangkan uji organoleptik terhadap bubuk asam sunti meliputi uji hedonik terhadap rasa, warna, aroma dan penerimaan keseluruhan. Pengujian dilakukan oleh dua kelompok yaitu orang Aceh asli orang yang telah mengenal asam sunti dan orang dari luar Aceh orang yang belum mengenal asam sunti yang masing- masing terdiri dari 30 orang panelis. Tanggapan penilaian dikonversi ke dalam skala 1 sangat suka, 2 tidak suka, 3 agak tidak suka, 4 netral, 5 agak suka, dan 7 sangat suka. Kemudian dilakukan perhitungan data yang diperoleh dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil uji organoleptik yang skornya melebihi 3.5 sebagai perlakuan yang masih diterima oleh konsumen atau panelis.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Penelitian Pendahuluan

4.1.1. Penelitian Pendahuluan Tahap Pertama

Penelitian pendahuluan tahap pertama dilakukan untuk melihat sifat fisik dan kimia dari buah belimbing wuluh segar berdasarkan perbedaan tingkat kematangannya. Pengukuran terhadap sifat fisik dan kimia belimbing wuluh dilakukan untuk mendapatkan data awal yang diduga berpengaruh terhadap proses pembuatan asam sunti dan mutu yang dihasilkannya. Sifat fisik dan kimia dari buah belimbing wuluh yang diukur adalah warna, ukuran, kekerasan dan uji proksimat berupa total asam, serta asam oksalat. Pada penelitian ini, digunakan buah belimbing wuluh yang diperoleh dari daerah Bogor dengan tiga tingkat kematangan. Tingkat kematangan belimbing wuluh ditentukan berdasarkan umur buah setelah bunga mekar yaitu a 37 hari untuk buah belum matang hijau, b 45 hari untuk buah setengah matang hijau:kuning, dan c 54 hari untuk buah matang penuh kuning Gambar 6. Gambar 6. Tingkat Kematangan Buah Belimbing Wuluh; a Belum Matang Hijau, b Setengah Matang Hijau:Kuning dan c Matang Kuning Adapun hasil pengukuran sifat fisik dan kimia yang dilakukan pada ke tiga tingkat kematangan buah belimbing wuluh berupa warna, ukuran, kekerasan dan uji proksimat total asam serta asam oksalat disajikan pada Tabel 3. 27