Maksim simpati rahmat : Amiin.

orang lain. Pelanggaran terjadi karena penutur lebih peduli terhadap dirinya sendiri dibandingkan kepentingan orang lain. Berikut penggalan dialog yang melanggar maksim kearifan: 36 No. Data : 1 Scene: 2 Konteks Setting and Scene: latar tempat terjadinya peristiwa tutur ini yaitu di depan sebuah ruko yang sudah tidak terpakai lagi dan waktu tuturan ini terjadi pada siang hari sedangkan Scene mengacu pada situasi tuturan ini terjadi yaitu dengan serius; Participant: penutur yaitu Muluk dan mitra tutur yaitu Komet pencopet; Ends:tujuan Muluk menangkap Komet adalah menasehati agar Komet tidak mencopet dan mengembalikan dompet yang telah ia ambil; Act Sequnces: Adegan ini diawali oleh Muluk yang mengikuti Komet yang telah berhasil mengambil dompet seseorang, ketika Komet berhenti untuk menghitung uang yang ada dalam dompet yang ia curi, Muluk menangkapnya. Kemudian Muluk menasehati Komet agar tidak melakukan hal demikian karena orang yang ia copet mencari uang dengan susah payah; Keys: nada suara tone agak berbisik, skap atau cara saat tuturan diujarkan yaitu dengan kesal; Instrumentalities:dengan saluran channel lisan; Norms of Interaction and Interpretation: perintah dan pernyataan kemudian dijawab dengan pernyataan; Genre: wacana argumentasi. Ujaran Muluk :menangkap copet yang sedang menghitung uang Diem, diem Diem, Lu Atau gua bawa ke kantor polisi, hah? Gua udah dua tahun cari kerja supaya dapet duit. Enak aja nyomot dompet orang. Nyinggung perasaan gua tau. Orang susah payah cari kerja, diem-diem duitnya lo amb il. Lo ga bisa minta baik-baik? Komet : Saya kan copet,Bang, bukan tukang minta- minta. Analisis Prinsip Kesantunan Leech Mkar MKdw MP MKH Mksp MS X Ujaran yang diucapkan oleh Muluk dianggap melanggar maksim kearifan karena memaksimalkan kerugian terhadap pihak lain dan meminimalkan keuntungan bagi pihak lain. Pelanggaran tersebut terdapat pada ujaran Diem, diem Diem, Lu Atau gua bawa ke kantor polisi, hah? Ujaran Muluk yang mengatakan akan melaporkan Komet ke polisi dirasa merugikan Komet yang merupakan seorang pencopet. 37 No. Data : 14 Scene: 14 Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di pos ronda pada pagi hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan santai; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Syamsul, Penjudi 1, 2, dan 3 dan petutur yaitu Muluk; Ends:mengejek Muluk; Act Sequences: pertuturan ini diawali oleh Syamsul yang menanyakan apa yang Muluk lakukan kemudian Muluk menjawab pertanyaan Syamsul namun ditanggapi candaan yang menyindir oelh ketiga penjudi; Keys: nada suara tone datar, sikap atau cara manner saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan bercanda; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and Interpretation: pertanyaan dan dijawab pertanyaan dan pernyataan; Genre: wacana argumentasi. Ujaran Samsul : Mul, lagi ada proyek apa? Muluk : Ternak cacing mau gak lu? Penjudi 1 : Mending lu ternak kucing, peliharaan nabi tuh. Penjudi 2 : Paling gak, kalo lu gak dapet untung lu dapet pahalanya Mul. Penjudi 3 : Kalo mao cepet kaya, lu piara cicak sama buaya sama gurita. Analisis Prinsip Kesantunan Leech Mkar MKdw MP MKH Mksp MS X Ujaran yang diucapkan oleh beberapa orang penjudi dianggap melanggar maksim kearifan, karena meminimalkan keuntungan bagi pihak lain. Pelanggaran tersebut terdapat pada ujaran Mending lu ternak kucing, peliharaan nabi tuh. Selanjutnya ujaran yang dianggap melanggar maksim kearifan terdapat pada Kalo mao cepet kaya, lu piara cicak sama buaya sama gurita. Kedua ujaran tersebut melanggar maksim kearifan karena merugikan Muluk. Ujaran para penjudi merugikan Muluk karena bisa menurunkan rasa percaya diri dalam diri Muluk dan Muluk menjadi enggan untuk membuka usaha sendiri. 38 No. Data : 28 Scene: 32 Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di markas copet pada pagi hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan serius; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Muluk dan petutur yaitu Bang Jarot dan 16 orang pencopet; Ends: memperkenalkan para copet kepada Muluk; Act Sequences: pertuturan ini diawali oleh Muluk yang bertanya kepada para copet Mall apakah mereka tidak mandi kemudian Glen marah karena tidak mau diatur oleh Muluk. Muluk menjelas kan mengenai manajemen, Glen punsemakin marah mendengar penjelasan Muluk dengan tenang Muluk membujuk Glen agar mau mandi. Lalu Bang Jarot menmeritahukan bahwa mereka mandi kalau ada perlu saja mendengar perkataan Bang Jarot, Komet langsung menyahuti dengan mengejek mereka. lalu Muluk kembali menasehati mereka namun mendegar hal tersebut Ribut ketua kelompok C langsung meminta agar Muluk di pecat, Muluk pun langsung meminta maaf dan mengganti pembicaraan mengenai bagi hasil yang akan mereka lakukan. Glen mengungkapan kecurigaannya pada Muluk jika uang mereka akan diambil oleh Muluk, Muluk pun menjelaskan bahwa hal itu bisa saja namun jika mereka tidak percaya padanya makan kerjasama akan dibatalkan dan beberapa pertanyaan dari pencopet lain yang dijawab dengan santai oleh Muluk. Pertuturan ini berkahir ketika Muluk menjelaskan tujuannya ada disana; Keys: nada suara tone agak tinggi, sikap atau cara manner saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan serius; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and Interpretation: pertanyaan dan dijawab pernyataan; Genre: wacana deskripsi. Ujaran Komet : kalo ujan, Bang. Hahaha Muluk : Kalo ujan? Ujan gak turun setiap hari. Ribut : Bos, adalah pecat aja abang ini. Masa kita disuru mandi. Analisis Prinsip Kesantunan Leech Mkar MKdw MP MKH Mksp MS X Ujaran yang dituturkan oleh Ribut dianggap melanggar maksim kearifan karena meminimalkan keuntungan bagi pihak lain dan memaksimalkan keuntungan bagi diri sendiri. Pelanggaran tersebut terdapat pada Bos, adalah pecat aja abang ini. Masa kita disuru mandi. Ujaran Ribut melanggar maksim kearifan karena memaksimalkan kerugian bagi pihak lain dalam hal ini adalah Muluk yang mengalami kerugian jika ia dipecat dan Ribut memaksimalkan keuntungan untuk dirinya sendiri sehingga jika Muluk dipecat maka tidak akan ada yang mengaturnya untuk mandi.

2. Pelanggaran Maksim Kedermawanan

Pelanggaran maksim kedermawanan terjadi apabila peserta tutur memaksimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri dan meminimalkan kerugian bagi dirinya sendiri. Pelanggaran pertuturan terjadi akibat tidak adanya rasa saling menghormati antara peserta tutur sehingga mengakibatkan seseorang lebih mementingkan dirinya sendiri. Dalam film ini tidak terdapat dialog yang mengandung unsur pelanggaran terhadap maksim kebijaksanaan.

3. Pelanggaran Maksim Pujian

Pelanggaran maksim pujian terjadi apabila ujaran yang dilakukan peserta tutur memaksimalkan kecaman terhadap pihak lain dan meminimalkan pujian terhadap pihak lain. Peserta tutur yang melakukan kecaman, cacian, atau menghina lawan tutur dianggap tidak sopan dan melanggar maksim pujian. Berikut penggalan dialog yang dianggap melanggar maksim pujian: 39 No. Data : 9 Scene: 8 Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi ketika mereka dalam perjalanan pulang dari masjid pada siang hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan serius tapi santai; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Pak Makbul dan petutur yaitu H. Sarbini dan H. Rahmat;

Dokumen yang terkait

Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Dialog Film ―Alangkah Lucunya Negeri Ini‖ Karya Deddy Mizwar

4 76 12

PESAN KRITIK SOSIAL DALAM FILM( Analisis Isi Dalam Film “Alangkah Lucunya (Negeri Ini)” Karya Deddy Mizwar)

0 10 2

WACANA PENDIDIKAN POLITIK MELALUI SATIRE POLITIK DALAM FILM ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI WACANA PENDIDIKAN POLITIK MELALUI SATIRE POLITIK DALAM FILM ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI (Analisis Semiotik Terhadap Film Alangkah Lucunya Negeri Ini).

0 0 14

PENDAHULUAN WACANA PENDIDIKAN POLITIK MELALUI SATIRE POLITIK DALAM FILM ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI (Analisis Semiotik Terhadap Film Alangkah Lucunya Negeri Ini).

0 0 9

REPRESENTASI KEKERASAN PADA ANAK DALAM FILM ” ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI ” ( Studi Semiotik Mengenai Represe ntasi Kekerasan Pada Anak Dalam Film ” Alangkah Lucunya Negeri Ini ” karya Deddy Mizwar ).

3 14 112

this PDF file KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI KARYA DEDDY MIZWAR | Anwar | BAHASA DAN SASTRA 1 PB

0 0 15

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF DALAM DIALOG FILM ―ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI‖ KARYA DEDDY MIZWAR Dina Mariana br Tarigan dinamarianabrtariganyahoo.com Abstract - Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Dialog Film ―Alangkah Lucunya Negeri Ini‖ Kar

0 0 12

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI KARYA DEDDY MIZWAR

0 1 17

REPRESENTASI KEKERASAN PADA ANAK DALAM FILM ” ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI ” ( Studi Semiotik Mengenai Represe ntasi Kekerasan Pada Anak Dalam Film ” Alangkah Lucunya Negeri Ini ” karya Deddy Mizwar )

0 1 18

Tindak tutur dalam film Alangkah Lucunya (Negeri ini) karya Deddy Mizwar - USD Repository

0 0 144