Pelanggaran Maksim Kerendahan Hati

jutaan lain anak yang setres gara-gara nganggur. Makbul : Eh, Haji Sarbini, si Muluk bukannya nganggur, dia lagi berusaha. Analisis Prinsip Kesantunan Leech Mkar MKdw MP MKH Mksp MS x Ujaran yang diucapkan oleh H. Sarbini dan Pak Makbul dianggap melanggar maksim kesepakatan karena memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan lain dan meminimalkan kesepakatan antara diri dengan lain. Haji Sarbini menganggap Muluk anak Pak Makbul adalah seorang pengangguran, terdapat pada Si Muluk, anak pak Bul dan jutaan lain anak yang setres gara-gara nganggur. Namun, Pak Makbul tidak menyetujui perkataan Haji Sarbini dengan mengatakan Eh, Haji Sarbini, si Muluk bukannya nganggur, dia lagi berusaha. Menurut Pak Makbul menganggur dengan sedang mencari pekerjaan adalah dua hal yang berbeda. 59 No. Data : 7 Scene: 7 Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi ketika mereka dalam perjalanan pulang dari masjid pada siang hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan serius tapi santai; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Pak Makbul dan petutur yaitu H. Sarbini dan H. Rahmat; Ends: Pak Makbul meminta kepada H. Sarbini mendo’akan Muluk agar cepat mendapat pekerjaan kemudian mereka memperdebatkan mengenai pendidikan: Act Sequences: pertuturan ini diawali oleh Pak Makbul yang membicarakan hubungan Muluk dengan Rahma anak H. Sarbini dan agar mendo’akan Muluk segera mendapatkan pekerjaan kemudian percakapan berganti topik membicarakan mengenai pendidikan itu penting atau tidak dan pertuturan ini pun diakhiri dengan pernyataan H. Sarbini yang menyatakn pendidikan itu tidak penting; Keys: nada suara tone datar, sikap atau cara manner saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan serius; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and Interpretation: pernyataan dan dijawab dengan pernyataan; Genre: wacana argumentasi. Ujaran H. Rahmat : Gini,gini, kalau soal pendidikan, Makbul : Pentingkan

H. Sarbini : Enggak, gak penting.

Makbul : Ya penting dong.

H. Sarbini : Enggak.

Analisis Prinsip Kesantunan Leech Mkar MKdw MP MKH Mksp MS x Ujaran yang dituturkan oleh Haji Sarbini dan Pak Makbul dianggap melanggar maksim kesepakatan karena meminimalkan kesepakatan antara diri dengan lain dan memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan lain. Ketaksepakatan yang terjadi antara Haji Sarbini dan Pak Makbul mengenai pendidikan, Haji Sarbini berpendapat bahwa pendidikan itu tidak penting sedangkan Pak Makbul menganggap bahwa pendidikan itu penting. Pelanggaran yang dilakukan Haji Sarbini terdapat pada Enggak, gak penting dan enggak. Sedangkan pelanggaran yang dilakukan Pak Makbul terdapat pada Pentingkan dan Ya penting dong. 60 No. Data : 5 Scene: 6 Konteks Setting and Scene: tempat terjadinya peristiwa tutur ini yaitu di dalam sebuah masjid pada siang hari, scene atau situasi ketika pertuturan ini dilakukan dengan serius; Participant: penutur yaitu H. Sarbini dan petutur yaitu Pak Makbul dan H. Rahmat; Ends: saling berargumen mengenai Muluk yang belum memiliki pekerjaan; Act Sequences: pertuturan diawali oleh H. Sarbini yang mengatakan bahwa orang yang terlalu lama menganggur bisa setres kemudian Pak Makbul membantah ucapan H. Sarbini lalu H. Rahmat kembali menegur mereka dengan mengeraskan suara ketika berdo’a lalu mereka berdua melanjutkan percakapan mereka di luar masjid. H. Rahmat yang mendengar mereka berdua masih beradu argumen di depan masjid lebih mengeraskan suaranya kemudian mereka berdua pergi; Keys: nada suara tone datar dan agak berbisik, sikap atau cara manner peristiwa tutur ini berlangsung dengan seiru tapi santai; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction adn Interpretation: pernyataan dan dijawab dengan pernyataan; Genre: wacana argumentasi Ujaran H. Sarbini : Kelamaan nganggur dia bisa setres, kesian. Pak Makbul : Dia gak nganggur, dia lagi berusaha. Beda. Nganggur, berusaha, beda. Analisis Prinsip Kesantunan Leech Mkar MKdw MP MKH Mksp MS x Ujaran yang diujarkan oleh Pak Makbul dianggap melanggar maksim kesepakatan, karena meminimalkan ketaksepakatan denga pihak lain dan meminimalkan kesepakatan dengan pihak lain. Pak Makbul tidak setuju jika anaknya disebut sebagai pengangguran oleh Haji Sarbini. Peminimalan kesepakatan tersebut terdapat pada ujaran Dia gak nganggur, dia lagi berusaha. Beda. Nganggur, berusaha, beda. Ujaran tersebut mengandung makna bahwa Pak Makbul tidak mau anaknya disebut sebagai pengangguran. 61 No. Data : 7 Scene: 7 Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi ketika mereka dalam perjalanan pulang dari masjid pada siang hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan serius tapi santai; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Pak Makbul dan petutur yaitu H. Sarbini dan H. Rahmat; Ends: Pak Makbul meminta kepada H. Sarbini mendo’akan Muluk agar cepat mendapat pekerjaan kemudian mereka memperdebatkan mengenai pendidikan: Act Sequences: pertuturan ini diawali oleh Pak Makbul yang membicarakan hubungan Muluk dengan Rahma anak H. Sarbini dan agar mendo’akan Muluk segera mendapatkan pekerjaan kemudian percakapan berganti topik membicarakan mengenai pendidikan itu penting atau tidak dan pertuturan ini pun diakhiri dengan pernyataan H. Sarbini yang menyatakn pendidikan itu tidak penting; Keys: nada suara tone datar, sikap atau cara manner saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan serius; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and Interpretation: pernyataan dan dijawab dengan pernyataan; Genre: wacana argumentasi. Ujaran H. Rahmat : Gini,gini, kalau soal pendidikan, Pak Makbul : Pentingkan

H. Sarbini : Enggak, gak penting.

Makbul : Ya penting dong.

H. Sarbini : Enggak.

Analisis Prinsip Kesantunan Leech Mkar MKdw MP MKH Mksp MS x Ujaran yang diucapkan oleh Haji sarbini dianggap melanggar maksim kesepakatan, karena memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan pihak lain dan meminimalkan kesepakatan antara diri dengan pihak lain. Ujaran yang melanggar maksim kesepakatan terdapat pada H. Enggak, gak penting dan Enggak. Pak Makbul bersikeras mengatakan bahwa pendidikan itu penting sedangkan Haji Sarbini menyatakan bahwa pendidikan itu tidak penting. Dengan demikian maka ujaran tersebut melanggar maksim kesepakatan. 62 No. Data : 8 Scene: 8 Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi ketika mereka dalam perjalanan pulang dari masjid pada siang hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan serius tapi santai; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Pak Makbul dan petutur yaitu H. Sarbini dan H. Rahmat; Ends:keinginan H. Sarbini agar Muluk segera melamar Rahma anaknya; Act Sequences: pertuturan ini diawali oleh H. Sarbini yang membicarakan tentang pernikahan Muluk dan Rahma dan rencananya akan menikahkan Rahma dengan orang lain jika Muluk tidak kunjung melamar Rahma, Pak Makbul tidak setuju dengan ucapan H. Sarbini kemudian H. Rahmat menengahi mereka; Keys: nada suara tone datar, sikap atau cara manner saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan serius dan bercanda; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and Interpretation: pernyataan dan dijawab dengan pernyataan; Genre: wacana argumentasi.

Dokumen yang terkait

Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Dialog Film ―Alangkah Lucunya Negeri Ini‖ Karya Deddy Mizwar

4 76 12

PESAN KRITIK SOSIAL DALAM FILM( Analisis Isi Dalam Film “Alangkah Lucunya (Negeri Ini)” Karya Deddy Mizwar)

0 10 2

WACANA PENDIDIKAN POLITIK MELALUI SATIRE POLITIK DALAM FILM ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI WACANA PENDIDIKAN POLITIK MELALUI SATIRE POLITIK DALAM FILM ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI (Analisis Semiotik Terhadap Film Alangkah Lucunya Negeri Ini).

0 0 14

PENDAHULUAN WACANA PENDIDIKAN POLITIK MELALUI SATIRE POLITIK DALAM FILM ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI (Analisis Semiotik Terhadap Film Alangkah Lucunya Negeri Ini).

0 0 9

REPRESENTASI KEKERASAN PADA ANAK DALAM FILM ” ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI ” ( Studi Semiotik Mengenai Represe ntasi Kekerasan Pada Anak Dalam Film ” Alangkah Lucunya Negeri Ini ” karya Deddy Mizwar ).

3 14 112

this PDF file KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI KARYA DEDDY MIZWAR | Anwar | BAHASA DAN SASTRA 1 PB

0 0 15

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF DALAM DIALOG FILM ―ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI‖ KARYA DEDDY MIZWAR Dina Mariana br Tarigan dinamarianabrtariganyahoo.com Abstract - Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Dialog Film ―Alangkah Lucunya Negeri Ini‖ Kar

0 0 12

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI KARYA DEDDY MIZWAR

0 1 17

REPRESENTASI KEKERASAN PADA ANAK DALAM FILM ” ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI ” ( Studi Semiotik Mengenai Represe ntasi Kekerasan Pada Anak Dalam Film ” Alangkah Lucunya Negeri Ini ” karya Deddy Mizwar )

0 1 18

Tindak tutur dalam film Alangkah Lucunya (Negeri ini) karya Deddy Mizwar - USD Repository

0 0 144