Sarbini : aaahh ga perlu bakat yang penting die

Peminimalan kesepakatan tersebut terdapat pada Tapi gua gak mau mandi Ujaran Glen tersebut mengandung makna bahwa dia tidak mau menuruti perintah Muluk untuk mandi. 69 No. Data : 37 Scene: 52 Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di markas pencopet pada sore hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan santai; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Muluk dan petutur yaitu 16 pencopet; Ends: memberitahukan uang yang telah terkumpul dan mengajak mereka untuk mulai usaha baru yaitu mengasong; Act Sequences:Muluk memberitahukan bahwa tabungan mereka sudah sembilan juta kemudian Glen menanyakan perihal motor yang terparkir di depan markas lalu Muluk membicarakan rencananya untuk membuat usaha baru bagi para pencopet, yaitu menjadi pengasong namun para pencopet tidak menyetujui rencana Muluk tersebut. Percakapan terhenti karena Komet dan Glen kembali bertengkar dan pertuturan berakhir ketika Muluk menghentikan Komet dan Glen yang bertengkar; Keys: nada suara tone tinggi, sikap atau cara manner saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan santai ada pula marah ketika Komet dan Glen bertengkar; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and Interpretation:pernyataan dan dijawab dengan pernyataan; Genre: wacana persuasi dan argumentasi. Ujaran Muluk : Ini ada uang dua juta. sambil menunjukan uang tersebut dan menaruhnya di atas meja. Sebagian dari kalian akan memulai hidup baru. Jadi pengasong. Para pencopet : yaaaahhh dengan nada kecewa Muluk : Kenapa? Glen : Gak mau Bedil : Saya juga, Bang Saya nyopet aja Kampret : Ngasong cape, Bang Analisis Prinsip Kesantunan Leech Mkar MKdw MP MKH Mksp MS x Ujaran yang di ucapkan oleh Glen dan Bedil dianggap melanggar maksim kesepakatan karena memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan pihak lain dan meminimalkan kesepakatan antara diri dengan pihak lain. Peminimalan kesepakatan tersebut terdapat pada Gak mau dan Saya juga, Bang Saya nyopet aja Dari ujaran tersebut terlihat bahwa mereka tidak menyetuji untuk menjadi pengasong, mereka lebih suka menjadi penjadi pencopet. 70 No. Data : 39 Scene: 53 Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di markas pencopet pada sore hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan santai; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Muluk dan petutur yaitu 16 orang pencopet; Ends:menjelaskan rencana yang Muluk miliki; Act Sequences:Muluk menjelaskan rencananya kepada para pencopet namun para pencopet merespon dengan tertawa kemudian Muluk bertanya kepada Komet apakah dia mau mengasong lalu Komet menggelengkan kepalanya dan Muluk terlihat sedih mendapatkan jawaban demikian; Keys: nada suara tone datar, sikap atau cara manner saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan serius; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and Interpretation: pernyataandan dijawab dengan pernyataan; Genre: wacana deskripsi. Ujaran Muluk : Komet Mau ngasong? Komet : sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya semua pencopet kembali tertawa Muluk : hanya diam dan terlihat kecewa Analisis Prinsip Kesantunan Leech Mkar MKdw MP MKH Mksp MS x Perilaku yang ditunjukan oleh Komet dianggap melanggar maksim kesepakatan karena memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan pihak lain dan meminimalkan kesepakatan antara diri dengan pihak lain. Peminimalan kesepakatan tersebut terdapat pada sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Perilaku Komet tersebut menandakan bahwa dia tidak setuju dan tidak mau jika harus menjadi pengasong. 71 No. Data : 40 Scene: 55 Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di jalan pada malam hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan santai; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Bang Jarot dan petutur yaitu Muluk dan Komet; Ends:meminta solusi; Act Sequences:pertututan ini diawali oleh Bang Jarot yang marah mendengar cerita dari Muluk kemudian Muluk menenangkan dan melarang Bang Jarot untuk melakukan hal tersebut. Pertuturan ini diakhiri ketika Bang Jarot meminta Komet untuk pergi dan Komet pun pergi; Keys: nada suara tone tinggi, sikap atau cara manner saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan marah; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and Interpretation: pernyataan dan dijawab dengan pernyataan; Genre: wacana argumentasi. Ujaran Bang Jarot : Biar saya hajar mereka Muluk : Jangan, Bang Jangan, Bang Analisis Prinsip Kesantunan Leech Mkar MKdw MP MKH Mksp MS x Ujaran yang diucapkan oleh Muluk dianggap melanggar maksim kesepakatan karena memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan pihak lain dan meminimalkan kesepakatan antara diri dengan pihak lain. Peminimalan kesepakatan tersebut terdapat pada Jangan, Bang Jangan, Bang Ujaran Muluk tersebut bermakna bahwa dia tidak setuju jika Bang Jarot melakukan kekerasan kepada para pencopet agar para pencopet mau menuruti perintahnya. 72 No. Data : 49 Scene: 64 Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di sebuah jembatan pada malam hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan serius; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Bang Jarot dan petutur yaitu Glen dan anak buahnya; Ends:protes; Act Sequences: pertuturan ini diawali ketika Glen datang menghampiri Bang Jarot unutk menyatakan rasa tidak sukanya karena harus mengikuti perintah Muluk yang haru bersekolah kemudian Bang Jarot memarahi Glen dan memukulnya karena membantah apa yang dia perintahkan; Keys: nada suara tone tinggi, sikap atau cara manner saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan marah; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and Interpretation: pertanyaan dan dijawab dengan pernyataan; Genre: wacana nasehat. Ujaran Glen : Bos, kenapa si mau-maunya nurut sama Bang muluk? Bang Jarot : memukul Glen dan anak buahnya dengan koran Siapa lagi yang mau gua gampar, Hah? Glen : Tapi kita engga mau sekolah. Analisis Prinsip Kesantunan Leech Mkar MKdw MP MKH Mksp MS X Ujaran yang diucapkan oleh Glen dianggap melanggar maksim kesepakatan karena memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan pihak lain dan meminimalkan kesepakatan antara diri dengan pihak lain. Peminimalan kesepakatan tersebut terdapat pada Bos, kenapa si mau- maunya nurut sama Bang muluk? Tapi kita engga mau sekolah. Ujaran Glen tersebut menjelaskan bahwa dia tidak setuju jika harus menuruti perintah Muluk. 73 No. Data : 51 Scene: 65 Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di markas pencopet pada sore hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan belajar; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Samsul dan petutur yaitu 16 orang pencopet; Ends:mengajarkan para pencopet menulis; Act Sequences: Samsul mengawali pertuturan ini dengan mengajarkan para pencopet menulis beberapa huruf kemudian memperhatikan cara para pencopet menulis huruf-huruf yang ia ajarkan, lalu ia mengajarkan cara menulis yang benar. Kemudian Samsul mengajarkan Glen cara menulis yang benar, namun ia marah dan menginggalkan pelajaran; Keys: nada suara tone tinggi, sikap atau cara manner saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan serius; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and Interpretation: perintah dan dijawab dengan tindakan; Genre: wacana eksposisi. Ujaran Samsul : Eh, itu bukan begitu nulisnya menghampiri Glen. Begini cara megang pensilnya. Nih, begini coba, yaa begini. Glen : tidak bisa mempraktekan yang diajarkan oleh Samsul Samsul : meraih tangan dan pensil yang dipegang Glen. Ya Ampun, susah banget. Begini. Glen : kesal dan menghempaskan buku tulisnya aaaahhh Gua ga mau nulis pergi Samsul : tercengang melihat reaksi Glen Analisis Prinsip Kesantunan Leech Mkar MKdw MP MKH Mksp MS x Ujaran yang diucapkan oleh Glen dianggap melanggar maksim kesepakatan karena memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan pihak lain dan meminimalkan kesepakatan antara diri dengan pihak lain. Peminimalan kesepakatan tersebut terdapat pada aaaahhh Gua ga mau nulis Ujaran Glen tersebut mengandung makna bahwa dia tidak mau mengikuti arahan menulis dari Samsul. 74 No. Data : 60 Scene: 80 Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di sebuah masjid pada sore hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan serius; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Glen dan petutur yaitu Pipit, Muluk, dan Samsul; Ends: tidak mau sholat berjamaah; Act Sequences: Pipit memanggil Glen dan bertanya mengapa tidak ikut sholat lalu Glen memberikan penjelasan, Muluk dan Samsul hanya tersenyum melihat tingkah Glen; Keys: nada suara tone datar, sikap atau cara manner saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan kesal dan santai; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and Interpretation: pertanyaan dan dijawab dengan pernyataan; Genre: wacana argumentasi. Ujaran Pipit :Glen meng-hampiri Glen. Engga ikut sholat?? Glen : Engga mau, si Ribut yang jadi imam. Ntar kalo kebanyakan nyebut adalah, adalah Allahu Akbar, adalah bismillah, adalah komat, ssss adalah.... pergi Analisis Prinsip Kesantunan Leech Mkar MKdw MP MKH Mksp MS x Ujaran yang diucapkan oleh Glen dianggap melanggar maksim kesepakatan karena memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan pihak lain dan meminimalkan kesepakatan antara diri dengan pihak lain. Peminimalan kesepakatan tersebut terdapat pada Engga mau, si Ribut yang jadi imam. Ntar kalo kebanyakan nyebut adalah, adalah Allahu Akbar, adalah bismillah, adalah komat, ssss adalah.... Ujaran Glen melanggar maksim kesepakatan karena dia tidak mau atau tidak setuju jika Ribut yang menjadi imam dalam sholatnya. 75 No. Data : 71 Scene: 97 Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di rumah H. Rahmat pada malam hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan sedih dan kecewa; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Pipit dan petutur yaitu H. Rahmat; Ends:memberikan penjelasan dan pembelaan diri; Act Sequences: pertuturan diawali oleh Pipit yang menanyakan apa yang harus dia lakukan kemudian H. Rahmat menjawab bahwa itu haram, lalu Pipit membela diri dan menjelaskan mengapa dia menerima gaji itu. Pertuturan ini diakhiri ketika H. Rahmat pergi meninggalkan Pipit; Keys: nada suara tone datar, sikap atau cara manner saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan serius; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and Interpretation: pertanyaan dan dijawab dengan pernyataan; Genre: wacana argumentasi. Ujaran Pipit : Menurut Abah, Pipit engga perlu digaji?

H. Rahmat : Itu duit haram.

Pipit : Bah, kalo Pipit punya orangtua kaya, punya duit banyak, Pipit sanggup engga digaji buat ngajar para copet itu. Paling tidak, sekarang Abah engga perlu lagi ngasih Pipit uang jajan, iya kan? Paling tidak Pipit mau melakukan sesuatu yang berarti, ya kan? Bah, sekarang pipit udah dewasa, segala perbuatan Pipit menjadi tanggungjawab Pipit sendiri. Kalo Pipit dosa, Abah engga ikut dosa, Bah. Analisis Prinsip Kesantunan Leech Mkar MKdw MP MKH Mksp MS x Ujaran yang diucapkan oleh Pipit dianggap melanggar maksim kesepakatan karena memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan pihak lain dan meminimalkan kesepakatan antara diri dengan pihak lain. Peminimalan kesepakatan tersebut terdapat pada Bah, kalo Pipit punya orangtua kaya, punya duit banyak, Pipit sanggup engga digaji buat ngajar para copet itu. Paling tidak, sekarang Abah engga perlu lagi ngasih Pipit uang jajan, iya kan? Paling tidak Pipit mau melakukan sesuatu yang berarti, ya kan? Bah, sekarang pipit udah dewasa, segala perbuatan Pipit menjadi tanggungjawab Pipit sendiri. Kalo Pipit dosa, Abah engga ikut dosa, Bah. Ujaran Pipit tersebut mengandung makna bahwa dia menolak keinginan Bapaknya yang tidak memperbolehkannya menerima upah dari hasil mencopet. 76 No. Data : 73 Scene: 101 Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di pos ronda pada malam hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan cemas; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Samsul dan petutur yaitu Muluk dan Pipit; Ends:Samsul ingin membicarakan upah yang akan dia dapatkan; Act Sequences: pertuturan ini diawali oleh Samsul yang yang ingin membicarakan mengenai upah yang akan dia dapatkan namun Muluk dan Pipit tidak memberikan jawaban. Kemudian Samsul mengatakan bahwa Allah akan memaklumi perbuatan mereka; Keys: nada suara tone Muluk dan Pipit datar sedangkan nada suara Samsul tinggi, sikap atau cara manner saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan kesal, sedih, dan cemas; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and Interpretation: pernyataan dan dijawab dengan pertanyaan; Genre: wacana argumentasi. Ujaran Samsul : Mul Muluk Gini Mul, soal bagian yang 10 buat kita bertiga itu gua rasa kurang. Muluk : diam Samsul : melihat ke arah Pipit Pipit : menangis Samsul : Ada apa nih? Muluk : Itu duit hasil nyopet, Sul. Pipit : Bang Samsul tega ngasih duit haram buat ibu Abang? Analisis Prinsip Kesantunan Leech Mkar MKdw MP MKH Mksp MS x Ujaran yang diucapkan oleh Muluk dianggap melanggar maksim kesepakatan karena memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan pihak lain dan meminimalkan kesepakatan antara diri dengan pihak lain. Peminimalan kesepakatan tersebut terdapat pada Itu duit hasil nyopet, Sul. Ujaran Muluk tersebut bermaksud bahwa dia tidak ingin memberikan upah yang diminta oleh Samsul. 77 No. Data : 76 Scene: 104 Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di jaln pada malam hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan cemas; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Muluk dan petutur yaitu Samsul dan Pipit; Ends:membicarakan kelanjutan dari pekerjaan mereka; Act Sequences:Muluk menjawab pertanyaan Samsul yang meminta upahnya selama mengajar para pencopet kemudian Samsul mengatakan bahwa pekerjaan itu sangat berarti untuknya namun Muluk tidak menanggapi kemudian dia mengungkapkan argumennya mengenai halal, haram dan dosa; Keys: nada suara tone Muluk dan Pipit datar sedangkan Samsul tinggi, sikap atau cara manner saat tuturan ini diucapkan, Muluk dan Pipit dengan serius sedangkan Samsul dengan marah dan kecewa; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and Interpretation: pernyataan dan pertanyaa; Genre: wacana argumentasi. Ujaran Muluk : Kita pikirin lagi. Samsul : Maksudnya? Muluk : Gua bilang kita pikirin lagi Pipit : Iya, Bang. Sebaiknya malam ini kita berfikir. Samsul : Mul, gua merasa hidup gua sudah berharga, Mul. Gua merasa gua udah bisa bermanfaat untuk orang lain. Ini suatu hal yang luar biasa buat gue. Oke, lu sekarang engga usah bayar honor gua juga engga apa-apa tapi gua minta uang transport buat ongkos suapa gua engga jalan kaki, ya, Mul ya, Mul? Mul, gua serius, Mul. Gua engga becanda. Gua butuh uang transport, Mul. Itu juga engga terlalu besar ko dosanya, oke? Ya? Muluk : Kita liat besok. Analisis Prinsip Kesantunan Leech MKar MKdw MP MKH Mksp MS x Ujaran yang diucapkan oleh Samsul dianggap melanggar maksim kesepakatan karena memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan pihak lain dan meminimalkan kesepakatan antara diri dengan pihak lain. Peminimalan kesepakatan tersebut terdapat pada Mul, gua merasa hidup gua sudah berharga, Mul. Gua merasa gua udah bisa bermanfaat untuk orang lain. Ini suatu hal yang luar biasa buat gue. Oke, lu sekarang engga usah bayar honor gua juga engga apa-apa tapi gua minta uang transport buat ongkos suapa gua engga jalan kaki, ya, Mul ya, Mul? Mul, gua serius, Mul. Gua engga becanda. Gua butuh uang transport, Mul. Itu juga engga terlalu besar ko dosanya, oke? Ya? Ujan Samsul tersebut menandakan bahwa ia tidak sepakat dengan keputusan yang Muluk yang tidak mau memberikan upah dan ingin berhenti mengajar par pencopet. 78 No. Data : 79 Scene: 115 Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di perumahan pada siang hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan senang; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Jupri dan petutur yaitu warga perumahan; Ends: berkampanye; Act Sequences: tuturan ini diawali oleh Jupri yang meminta agar poster dipasanng dengan rapi, kemudian seorang ibu meminta agar poster itu dicopot. Jupri tetap mengarahkan agar posternya dipasang dengan rapi kemudian seorang bapak menanyakan keseriusan Jupri menjadi anggota DPR lslu Jupri meminta agar bapak tersebut memilihnya namun bapak itu menyatakan ketidakpercayaannya pada Jupri kemudian Jupri langsung menyuruh posternya dicopot dan pergi; Keys: nada suara tone datar, sikap atau cara manner saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan semangat; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and Interpretation: pertanyaan dan pernyataan; Genre: wacana argumentasi. Ujaran Bapak-bapak : Ente serius, Jup? Jupri :Seriuslah, Om. Jangan lupa pilih saya nomor 212 dari partai Asam Lambung. Bapak bapak :Hahaha Emak Bapak lu aja engga percaya sama elu, apa lagi gue. Hehehe Analisis Prinsip Kesantunan Leech MKar MKdw MP MKH Mksp MS x Ujaran yang diucapkan oleh seorang bapak dianggap melanggar maksim kesepakatan karena memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan pihak lain Jupri dan meminimalkan kesepakatan antara diri dengan pihak lain. Peminimalan kesepakatan tersebut terdapat pada Hahaha Emak Bapak lu aja engga percaya sama elu, apa lagi gue. Hehehe. Ujaran bapak tersebut bermakna bahwa dia tidak menyepakati perimntaan dari Jupri karena dia merasa tidak percaya kepada Jupri. 79 No. Data : 82 Scene: 125 Konteks Setting and Scene: peristiwa tutur ini terjadi di sebuah tempat makan pada siang hari sedangkan Scene mengacu pada situasi ketika peristiwa tutur terjadi yaitu dalam keadaan panik; Participant: penutur dalam pertuturan ini yaitu Boy dan petutur yaitu Komet dan anak buahnya; Ends: menyemangati; Act Sequences:pertuturan ini diawali ketika Boy mengatakan bahwa ia ingin menjadi pencopet lagi namun Komet menyemangati Boy agar tidak menyerah; Keys: nada suara tone datar, sikap atau cara manner saat tuturan ini diucapkan yaitu dengan semangat; Instrumentalities: lisan; Norms of Interaction and Interpretation: pernyataan dan dijawab dengan pernyataan; Genre: wacana argumentasi. Ujaran Boy : Kalo kaya gini, gue nyopet lagi aja deh. Komet :Kita jangan nyerah Liat doang bang Muluk yang udah ngebela kita Analisis Prinsip Kesantunan Leech MKar MKdw MP MKH Mksp MS x Ujaran yang diucapkan oleh dianggap melanggar maksim kesepakatan karena memaksimalkan ketaksepakatan antara diri dengan pihak lain dan meminimalkan kesepakatan antara diri dengan pihak lain. Peminimalan kesepakatan tersebut terdapat pada Kita jangan nyerah Liat doang bang Muluk yang udah ngebela kita Ujaran Komet tersebut bermakna bahwa dia tidak sepakat jika temannya harus kembali menjadi pencopet.

6. Pelanggaran Maksim Simpati

Pelanggaran maksim simpati terjadi apabila dalam peristiwa tutur peserta tuturan meminimalkan rasa simpati antara diri dengan lain dan memaksimalkan rasa antipati antara diri dengan lain. Orang yang tidak bersikap antipati terhadap orang lain dianggap orang yang tidak santun. Berikut penggalan dialog yang dianggap melanggar maksim simpati: 80 No. Data : Scene: 95

Dokumen yang terkait

Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Dialog Film ―Alangkah Lucunya Negeri Ini‖ Karya Deddy Mizwar

4 76 12

PESAN KRITIK SOSIAL DALAM FILM( Analisis Isi Dalam Film “Alangkah Lucunya (Negeri Ini)” Karya Deddy Mizwar)

0 10 2

WACANA PENDIDIKAN POLITIK MELALUI SATIRE POLITIK DALAM FILM ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI WACANA PENDIDIKAN POLITIK MELALUI SATIRE POLITIK DALAM FILM ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI (Analisis Semiotik Terhadap Film Alangkah Lucunya Negeri Ini).

0 0 14

PENDAHULUAN WACANA PENDIDIKAN POLITIK MELALUI SATIRE POLITIK DALAM FILM ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI (Analisis Semiotik Terhadap Film Alangkah Lucunya Negeri Ini).

0 0 9

REPRESENTASI KEKERASAN PADA ANAK DALAM FILM ” ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI ” ( Studi Semiotik Mengenai Represe ntasi Kekerasan Pada Anak Dalam Film ” Alangkah Lucunya Negeri Ini ” karya Deddy Mizwar ).

3 14 112

this PDF file KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI KARYA DEDDY MIZWAR | Anwar | BAHASA DAN SASTRA 1 PB

0 0 15

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF DALAM DIALOG FILM ―ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI‖ KARYA DEDDY MIZWAR Dina Mariana br Tarigan dinamarianabrtariganyahoo.com Abstract - Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Dialog Film ―Alangkah Lucunya Negeri Ini‖ Kar

0 0 12

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI KARYA DEDDY MIZWAR

0 1 17

REPRESENTASI KEKERASAN PADA ANAK DALAM FILM ” ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI ” ( Studi Semiotik Mengenai Represe ntasi Kekerasan Pada Anak Dalam Film ” Alangkah Lucunya Negeri Ini ” karya Deddy Mizwar )

0 1 18

Tindak tutur dalam film Alangkah Lucunya (Negeri ini) karya Deddy Mizwar - USD Repository

0 0 144