Tindak Tutur Wujud Wacana dalam Lisan
Dari tuturan tersebut, dapat dilihat dengan jelas bahwa B berusaha memasksimalkan keuntungan pihak lain dengan cara meminjamkan motor kepada
A. 3
Maksim Pujian Kecamlah orang lain sesedikit mungkin, pujilah orag lain sebanyak mungkin.
Contoh: A: “penampilannya bagus sekali” B : “ ya, memang”
Tuturan tersebut dilakukan oleh dua orang yang menonton sebuah pertunjukan musik. Mereka memuji penampilan dari musikus yang mereka tonton.
4 Maksim Kerendahan Hati
Pujilah diri sendiri sesedikit mungkin, kecamlah diri sendiri sebanyak mungkin. Contoh: “terimalah hadiah yang kecil ini sebagai tanda penghargaan kami”
Tuturan tersebut dianggap sebagai maksim kerendahan hati karena penutur mengecilkan atau merendahkan sebuah hadiah yang penutur berikan, padahal bisa
saja hadiah yang penutur berikan walaupun kecil tapi berharga tinggi. 5
Maksim Kesepakatan Usahakan ketaksepakatan antara diri dan orang lain terjadi sesedikit mungkin,
usahakan agar kesepakatan antara diri dan lain terjadi sebanyak mungkin. Contoh: A : “Nanti kita pergi ke toko buku sama-sama ya?”
B : “Boleh, saya tunggu di halte.” Contoh di atas menunjukan adanya kesepakatan antara A dan B bahwa mereka
sepakat untuk pergi ke toko buku bersama. A mengajak B untuk pergi ke toko buku bersama kemudian B menyutujui ajakan A.
6 Maksim Simpati
Kurangilah rasa antipati antara diri sendiri dengan orang lain hingga sekecil mungkin dan tingkatkan rasa simpati sebanyak-banyaknya antara diri dan orang
lain. Contoh: A : “B, nenekku meninggal.”
B : “saya turut berduka mendengarnya.” Pertuturan itu dituturkan oleh seorang mahasiswa kepada mahasiswa lain yang
sudah berhubungan dekat. B merasa bersedih mendengar kabar duka dari teman
dekatnya tersebut dan menunjukan kesimpatiannya dengan mengatakan bahwa dia ikut berduka atas kejadian itu.