97 eksperimen. Bahkan, terdapat beberapa kelompok yang mampu menuliskan bahan
percobaan lebih dari satu macam. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa penerapan model Problem Based Learning lebih efektif dibandingkan dengan
penerapan model Learning Cycle 5E dalam memfasilitasi peserta didik untuk mengukur Higher Order Thinking Skills.
5. Kategori Higher Order Thinking Skills Peserta Didik Kelas Eksperimen
setelah Penerapan Model Problem Based Learning
Selain menggunakan instrumen lembar observasi, Higher Order Thinking Skills dapat diukur menggunakan angket respon peserta didik. Angket ini
diberikan kepada peserta didik setelah penelitian selesai dilakukan. Angket tersebut terdiri dari 30 pernyataan yang meliputi pernyataan positif sebanyak 15
dan pernyataan negatif sebanyak 15. Dalam penelitian ini, Higher Order Thinking Skills yang diukur mencakup aspek menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Berdasarkan perhitungan hasil analisis terhadap angket respon menggunakan skala Likert, diketahui bahwa respon peserta didik terhadap Higher
Order Thinking Skills memiliki kualitas baik, yaitu sebesar 85,14 peserta didik memberikan respon positif terhadap penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning. Peserta didik merasakan kelebihan-kelebihan dari penerapan model pembelajaran ini dengan memberikan respon-respon positif terhadap
pernyataan-pernyataan yang tercantum dalam angket tersebut. Dengan demikian, model yang diterapkan mampu memfasilitasi peserta didik untuk mengasah
Higher Order Thinking Skills yang meliputi aspek menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
98 Melalui model Problem Based Learning, peserta didik dituntut untuk
menemukan konsep pembelajaran secara mandiri melalui permasalahan- permasalahan yang diberikan oleh pendidik, sehingga pemahaman konsep materi
pembelajaran peserta didik lebih mendalam. Dalam proses penemuan konsep, peserta didik dapat mengasah Higher Order Thinking Skills untuk mengaitkan
informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki sehingga diperoleh suatu pengetahuan baru. Secara keseluruhan penerapan model Problem Based Learning
ini efektif untuk diterapkan pada peserta didik kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Prambanan Sleman dalam mengukur Higher Order Thinking Skills peserta didik.
99
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada perbedaan dalam Higher Order Thinking Skills antara peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning dengan peserta didik yang
menggunakan model Learning Cycle 5E pada materi pokok “Larutan Asam
dan Basa” di Kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Prambanan Sleman, jika pengetahuan awal kimia peserta didik dikendalikan secara statistik.
2. Ada perbedaan dalam menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta antara peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning dengan
peserta didik yang menggunakan model Learning Cycle 5E pada materi pokok “Larutan Asam dan Basa” di Kelas XI Semester II SMA Negeri 1
Prambanan Sleman. 3. Kategori Higher Order Thinking Skills peserta didik di SMA Negeri 1
Prambanan Sleman setelah penerapan model Problem Based Learning termasuk kategori baik.