74
Pada pertemuan kelima , digunakan peneliti untuk mengambil data hasil
tes Higher Order Thinking Skills dan angket respon peserta didik. Pengambilan data hasil tes Higher Order Thinking Skills dilakukan dengan memberi soal
Higher Order Thinking Skills materi pokok “Larutan Asam dan Basa” diambil
dengan mengunakan tujuh butir soal essay yang telah divalidasi kepada peserta didik. Hasil dari tes ini kemudian akan digunakan sebagai data hasil tes Higher
Order Thinking Skills. Suasana kelas eksperimen ketika berlangsungnya tes cukup tenang dan kondusif. Peserta didik mengerjakan soal secara mandiri dan tidak
ditemui peserta didik yang mencontek pekerjaan peserta didik lainnya. Peserta didik juga mengerjakan soal sesuai dengan alokasi waktu yang diberikan, yaitu 2
x 45 menit. Setelah dilaksanakan tes Higher Order Thinking Skills, peserta didik
diberikan angket respon. Angket ini hanya diberikan pada kelas eksperimen, untuk mengetahui respon peserta didik terhadap Higher Order Thinking Skills
setelah penerapan model Problem Based Learning. Secara keseluruhan respon peserta didik kelas eksperimen pada proses pembelajaran sangat bagus. Hal ini
dikarenakan dari pertemuan pertama hingga pertemuan terakhir ikut berperan aktif dan bersemangat selama proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran
terasa menyenangkan dan penyampaian materi menjadi lebih mudah.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Kimia pada Kelas Kontrol
Pembelajaran kimia pada kelas kontrol menggunakan model Learning Cycle 5E. Pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol dilakukan sebanyak 5 kali
pertemuan dengan jumlah total 10 jam pelajaran, dengan rincian 4 kali pertemuan
75 digunakan untuk penyampaian materi dan 1 kali pertemuan digunakan untuk
pengumpulan data hasil tes Higher Order Thinking Skills peserta didik melalui prestasi belajar. Alokasi waktu yang digunakan untuk setiap pertemuan adalah 2 x
45 menit. Pada pelaksanaanya kelas kontrol menggunakan model Learning Cycle 5E.
Proses pembelajaran pada kelas kontrol ini dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Penyampaian materi pelajaran kimia dilakukan
secara langsung oleh peneliti dengan bantuan media power point dan LKPD yang berbeda dari kelas eksperimen. Perbedaan terdapat pada langkah-langkah dalam
pemecahan suatu masalah. Penggunaan media ini diharapkan dapat membantu peserta didik sebagai bahan untuk belajar, sehingga mudah dalam memahami dan
menguasai materi. Model Learning Cycle 5E yang diterapkan meliputi lima tahap, yaitu
tahap pembangkitan minat engagement, eksplorasi exploration, penjelasan explain, elaborasi elaboration, dan evaluasi evaluation. Kelima tahap
tersebut dapat dijelaskan seperti berikut: a. Pembangkitan minat
Peneliti membangkitkan dan mengembangkan minat keingintahuan peserta didik. Peneliti dapat memberikan pertanyaan mengenai proses faktual dalam
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan topik bahasan. Jawaban peserta didik atas pertanyaan ini dapat dijadikan acuan oleh guru dalam
mengetahui pengetahuan awal peserta didik mengenai topik bahasan yang
76 bersangkutan. Kemudian peneliti memberikan hubungan antara pengalaman
keseharian tersebut dengan topik yang akan dibahas. b. Eksplorasi
Peneliti membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 peserta didik. Dalam kelompok ini, peneliti mendorong peserta didik untuk menguji hipotesis atau
membuat hipotesis, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide dalam proses diskusi kelompok. Peneliti berperan sebagai motivator dan fasilitator.
c. Penjelasan Peneliti mendorong peserta didik untuk menjelaskan konsep yang disusun
dengan kalimatnya sendiri dan disertai bukti, serta saling mendengarkan penjelasan antar peserta didik atau peneliti. Peneliti memberikan penjelasan
konsep dengan berpijak pada penjelasan peserta didik. d. Elaborasi
Peserta didik belajar secara bermakna dengan menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi baru.
e. Evaluasi Peneliti mengamati pemahaman peserta didik tentang konsep baru yang
diterapkan dan mengevaluasi penerapan proses pembelajaran yang diterapkan Wena, 2010.
Pada pertemuan pertama hingga pertemuan keempat, pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol diawali dengan peneliti memberi salam,
mengecek kehadiran peserta didik dalam kelas, mengecek kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, penyampaian tujuan pembelajaran, dan
77 penyampaian apersepsi. Penyampaian apersepsi diperlukan karena dengan adanya
penyampaian ini diharapkan dapat menarik perhatian peserta didik serta membantu mengaitkan pengetahuan awal yang dimiliki dengan materi yang akan
disampaikan, sehingga dapat membantu proses berlangsungnya pembelajaran.
Pada pertemuan pertama , materi yang disampaikan oleh peneliti
adalah perkembangan teori asam dan basa, meliputi teori Arrhenius, Bronsted- Lowry, dan Lewis. Pelaksanaan pembelajaran kimia dilaksanakan selama 2 jam
pelajaran 2 x 45 menit di dalam kelas. Pembelajaran diawali dengan membagi peserta didik menjadi lima kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 peserta didik.
Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan apersepsi. Pembangkitan minat peserta didik dilakukan dengan menampilkan beberapa
gambar contoh yang bahan-bahan di lingkungan sekitar yang bersifat asam maupun basa. Selanjutnya untuk mengembangkan keingintahuan peserta didik
dengan mengajukan pertanyaan “Mengapa suatu larutan dapat disebut sebagai
asam dan ada larutan yang disebut sebagai larutan basa? Bagaimana definisi kedua larutan tersebut?
“. Pada tahap ini peserta didik menyebutkan sifat-sifat dari bahan-bahan tersebut. Peneliti memberikan umpan balik bahwa sifat tersebut
dapat diketahui tanpa melakukan percobaan, melainkan berdasarkan teori. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembagian LKPD kepada masing-
masing peserta didik. Sebelum peneliti memberikan materi, peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari. Kemudian peserta didik dapat melakukan diskusi bersama teman sekelompoknya untuk menemukan jawaban pertanyaan dalam
78 LKPD berdasarkan sumber informasi yang relevan terhadap materi yang
disampaikan. Melalui LKPD, diharapkan peserta didik dapat menemukan konsep mereka sendiri mengenai teori asam basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry,
dan Lewis. Ketika peserta didik melakukan diskusi, peneliti berkeliling untuk melihat pekerjaan tiap kelompok. Setelah selesai mengerjakan LKPD, peneliti
menginstruksikan beberapa kelompok untuk menyampaikan jawaban pertanyaan dalam LKPD, sedangkan peneliti memberikan konfirmasi tentang jawaban yang
telah disampaikan peserta didik. Selanjutnya peneliti membimbing peserta didik untuk mengaitkan dan
memperluas konsep dengan memberi tugas untuk menggolongkan reaksi kimia mana yang dapat dijelaskan dengan teori asam basa Arrhenius, Bronsted-Lowry
dan Lewis. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti atau observer dapat mengamati Higher Order Thinking Skills peserta didik, yang meliputi aspek
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Kegiatan dilanjutkan dengan peneliti memberikan penguatan pemahaman peserta didik melalui latihan soal yang
dikerjakan secara individual. Kemudian peneliti membahas pertanyaan soal dan meminta peserta didik untuk mengoreksi jawaban teman mereka. Pada tahap akhir
pembelajaran peneliti membimbing peserta didik untuk menarik kesimpulan sesuai dengan materi yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut.
Pada pertemuan kedua , materi yang disampaikan oleh peneliti adalah
mengidentifikasi sifat-sifat larutan asam dan basa. Pelaksanaan pembelajaran kimia dilaksanakan selama 2 jam pelajaran 2 x 45 menit di dalam laboratorium.
Hal ini dikarenakan, pada materi ini peneliti mengajak peserta didik untuk
79 melakukan sebuah praktikum yang berkaitan dengan indikator asam dan basa.
Pelaksanaan praktikum terdiri dari 2 macam percobaan, yaitu mengidentifikasi sifat-sifat larutan asam dan basa menggunakan indikator kertas lakmus serta
larutan indikator alami. Pembelajaran diawali dengan mengkondisikan peserta didik untuk duduk
bersama kelompok masing-masing. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan apersepsi. Pembangkitan minat peserta didik dilakukan dengan
menunjukkan larutan asam dan basa yang akan digunakan dalam percobaan, yaitu air perasan jeruk nipis, larutan detergent, larutan cuka, larutan obat maag dan
larutan baking soda. Selanjutnya untuk mengembangkan keingintahuan peserta didik dengan mengajukan pertanyaan: “Berdasarkan rasanya, manakah larutan
yang bersifat asam, basa dan netral? Zat kimia yang terdapat di alam sangat banyak seperti HCl dan NaOH, untuk mengetahui sifat larutan tersebut, apakah
boleh dilakukan dengan mencicipinya? Bagaimana perubahan warna kertas lakmus dalam larutan asam, basa, dan netral? Bagaimana perubahan warna
larutan jika ditetesi dengan larutan indikator alami? ”. Peserta didik menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan peneliti. Peneliti memberi umpan balik bahwa tidak semua larutan asam dan basa dapat dibedakan hanya dari ciri-ciri
fisiknya saja karena beberapa larutan asam dan basa dapat membahayakan, sehingga peserta didik tidak dapat membedakannya hanya berdasarkan ciri-ciri
fisiknya saja dan perlu diberi perlakuan khusus. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembagian LKPD kepada masing-
masing peserta didik. Perwakilan peserta didik dari masing-masing kelompok
80 mengambil alat dan bahan praktikum yang telah disediakan. Bahan-bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar, yaitu larutan indikator alami secang, air perasan jeruk nipis, larutan cuka,
larutan baking soda, larutan obat maag, dan larutan detergent. Sebelum memulai praktikum, peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti. Kemudian peserta didik dapat melakukan praktikum bersama teman sekelompoknya untuk menemukan jawaban pertanyaan dalam LKPD.
Peserta didik melakukan percobaan mengidentifikasi larutan menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator alami secang. Kemudian mengelompokkannya
menjadi 3 kelompok, yaitu larutan asam, basa, dan netral. Saat melakukan percobaan, peserta didik sulit dikondisikan untuk membaca petunjuk praktikum,
sehingga peneliti perlu menjelaskan ulang mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan.
Melalui praktikum yang dilakukan, diharapkan peserta didik dapat menemukan konsep mereka sendiri mengenai sifat-sifat dari larutan asam dan
basa. Ketika peserta didik melakukan praktikum, peneliti berkeliling untuk melihat pekerjaan tiap kelompok dan menegur peserta didik yang tidak
mengerjakan LKPD.
Setelah selesai
mengerjakan LKPD,
peneliti menginstruksikan beberapa kelompok untuk menyampaikan jawaban pertanyaan
dalam LKPD, sedangkan peneliti memberikan konfirmasi tentang jawaban yang telah disampaikan peserta didik.
Selanjutnya peneliti membimbing peserta didik untuk mengaitkan dan memperluas konsep dengan memberi tugas untuk mengenali sifat asam dan basa
81 dari zat-zat yang ada disekitar peserta didik menggunakan indikator. Selama
proses pembelajaran berlangsung, peneliti atau observer dapat mengamati Higher Order Thinking Skills peserta didik, yang meliputi aspek menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Kegiatan dilanjutkan dengan peneliti memberikan penguatan pemahaman peserta didik melalui latihan soal yang dikerjakan secara
individual. Kemudian peneliti membahas pertanyaan soal dan meminta peserta didik untuk mengoreksi jawaban teman mereka. Pada tahap akhir pembelajaran
peneliti membimbing peserta didik untuk menarik kesimpulan sesuai dengan materi yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut.
Pada pertemuan ketiga , materi yang disampaikan oleh peneliti adalah
menentukan trayek pH beberapa larutan dengan menggunakan larutan indikator. Pelaksanaan pembelajaran kimia dilaksanakan selama 2 jam pelajaran 2 x 45
menit di dalam laboratorium. Pelaksanaan praktikum terdiri dari 2 macam percobaan, yaitu mengidentifikasi sifat-sifat larutan asam dan basa menggunakan
kertas indikator universal serta menentukan trayek pH menggunakan larutan indikator. Larutan indikator yang digunakan adalah fenolftalein, metil merah,
metil oranye, dan bromtimol biru. Sedangkan untuk bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum sama dengan praktikum sebelumnya.
Pembelajaran diawali dengan mengkondisikan peserta didik untuk duduk bersama kelompok masing-masing. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran dan apersepsi. Pembangkitan minat peserta didik dilakukan dengan menunjukkan larutan asam dan basa yang akan digunakan dalam percobaan, yaitu
air perasan jeruk nipis, larutan detergent, larutan cuka, larutan obat maag dan
82 larutan baking soda. Selanjutnya untuk mengembangkan keingintahuan peserta
didik dengan mengajukan pertanyaan: “Bagaimana memprediksi pH suatu larutan menggunakan kertas indikator universal dan larutan indikator?
”. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembagian LKPD kepada masing-
masing peserta didik. Perwakilan peserta didik dari masing-masing kelompok mengambil alat dan bahan praktikum yang telah disediakan. Bahan-bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar, yaitu air perasan jeruk nipis, larutan cuka, larutan baking soda, larutan
obat maag, dan larutan detergent. Sebelum memulai praktikum, peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti. Kemudian
peserta didik dapat melakukan praktikum bersama teman sekelompoknya untuk menemukan jawaban pertanyaan dalam LKPD. Peserta didik melakukan
percobaan mengidentifikasi trayek pH larutan asam dan basa menggunakan kertas indikator universal dan larutan indikator. Kemudian mengelompokkannya
berdasarkan trayek tersebut, dibagi menjadi 3 kelompok yaitu larutan asam, basa, dan netral. Selain itu, peserta didik juga dapat menuliskan pH maupun trayek pH
pada masing-masing larutan. Melalui praktikum yang dilakukan, diharapkan peserta didik dapat
menemukan konsep mereka sendiri mengenai trayek pH dari larutan asam dan basa. Ketika peserta didik melakukan praktikum, peneliti berkeliling untuk
melihat pekerjaan tiap kelompok dan menegur peserta didik yang tidak mengerjakan
LKPD. Setelah
selesai mengerjakan
LKPD, peneliti
menginstruksikan beberapa kelompok untuk menyampaikan jawaban pertanyaan
83 dalam LKPD, sedangkan peneliti memberikan konfirmasi tentang jawaban yang
telah disampaikan peserta didik. Selanjutnya peneliti membimbing peserta didik untuk mengaitkan dan
memperluas konsep dengan memberi tugas untuk memprediksi pH larutan dengan menggunakan trayek pH beberapa larutan indikator yang lain. Selama proses
pembelajaran berlangsung, peneliti atau observer dapat mengamati Higher Order Thinking Skills peserta didik, yang meliputi aspek menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta. Kegiatan dilanjutkan dengan peneliti memberikan penguatan pemahaman peserta didik melalui latihan soal yang dikerjakan secara individual.
Hal ini dikarenakan masih banyak peserta didik yang belum paham bagaimanan cara menentukan trayek pH dengan menggunakan trayek pH yang diberikan.
Kemudian peneliti membahas pertanyaan soal dan meminta peserta didik untuk mengoreksi jawaban teman mereka. Pada tahap akhir pembelajaran peneliti
membimbing peserta didik untuk menarik kesimpulan sesuai dengan materi yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut.
Pada pertemuan keempat , materi yang disampaikan oleh peneliti
adalah konsep pH dan pengukurannya. Pelaksanaan pembelajaran kimia dilaksanakan selama 2 jam pelajaran 2 x 45 menit di dalam kelas. Pembelajaran
diawali dengan mengkondisikan peserta didik untuk duduk bersama kelompok masing-masing. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan
apersepsi. Pembangkitan minat peserta didik dilakukan dengan menampilkan berbagai gambar jenis larutan asam dan basa yang terdapat dalam kehidupan
sehari-hari beserta dengan kisaran pHnya. Selanjutnya untuk mengembangkan
84 keingintahuan peserta didik dengan mengajukan pertanyaan
“Bagaimana cara menentukan pH larutan apabila tidak terdapat indikator universal ataupun
larutan indikator? Apa yang mempengaruhi pH suatu larutan? ”.
Pembelajaran dilanjutkan dengan pembagian LKPD kepada masing- masing peserta didik. Sebelum peneliti memberikan materi, peserta didik diberi
kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Kemudian peserta didik dapat melakukan diskusi
bersama teman sekelompoknya untuk menemukan jawaban pertanyaan dalam LKPD berdasarkan sumber informasi yang relevan terhadap materi yang
disampaikan. Ketika peserta didik melakukan diskusi, peneliti berkeliling untuk melihat pekerjaan tiap kelompok. Setelah selesai mengerjakan LKPD, peneliti
menginstruksikan beberapa kelompok untuk menyampaikan jawaban pertanyaan dalam LKPD, sedangkan peneliti memberikan konfirmasi tentang jawaban yang
telah disampaikan peserta didik. Selanjutnya peneliti membimbing peserta didik untuk mengaitkan dan
memperluas konsep dengan kehidupan sehari-hari, yaitu memberi tugas untuk menghitung pH jika dua jenis larutan asam dan basa dicampurkan. Selama proses
pembelajaran berlangsung, peneliti atau observer dapat mengamati Higher Order Thinking Skills peserta didik, yang meliputi aspek menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta. Kegiatan dilanjutkan dengan peneliti memberikan penguatan pemahaman peserta didik melalui latihan soal yang dikerjakan secara individual.
Kemudian peneliti membahas pertanyaan soal dan meminta peserta didik untuk mengoreksi jawaban teman mereka. Pada tahap akhir pembelajaran peneliti
85 membimbing peserta didik untuk menarik kesimpulan sesuai dengan materi yang
telah dipelajari pada pertemuan tersebut. Tidak lupa peneliti menginformasikan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan harian. Pada
pertemuan keempat, secara umum pembelajaran berlangsung dengan baik. Rata- rata anggota kelompok aktif dalam diskusi kelompok maupun aktif bertanya
apabila terdapat materi yang belum dipahami.
Pada pertemuan kelima , digunakan peneliti untuk mengambil data hasil
tes Higher Order Thinking Skills peserta didik. Pengambilan data hasil tes Higher Order Thinking Skills dilakukan dengan memberi soal Higher Order Thinking
Skills materi pokok “Larutan Asam dan Basa” diambil dengan mengunakan tujuh
butir soal essay yang telah divalidasi kepada peserta didik. Hasil dari tes ini kemudian akan digunakan sebagai data hasil tes Higher Order Thinking Skills.
Suasana kelas kontrol ketika berlangsungnya tes cukup tenang dan kondusif. Peserta didik mengerjakan soal secara mandiri dan tidak ditemui peserta didik
yang mencontek pekerjaan peserta didik lainnya. Peserta didik juga mengerjakan soal sesuai dengan alokasi waktu yang diberikan, yaitu 2 x 45 menit.
Secara keseluruhan, proses pembelajaran pada kelas kontrol terdapat beberapa perbedaan dari kelas eksperimen. Perbedaan tersebut terdapat pada
perilaku peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung. Peserta didik pada kelas kontrol cenderung susah untuk dikondisikan. Selain itu, peserta didik terlihat
malas untuk mengerjakan LKPD dan kurang berperan aktif apabila dilaksanakan diskusi praktikum.
86
3. Perbedaan Higher Order Thinking Skills Peserta Didik pada Penerapan