46 karena kelompok-kelompok yang dibandingkan mempunyai jumlah sampel yang
sama Irianto, 2015, h. 278-279. Pada penelitian ini, jumlah sampel untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol memiliki jumlah sampel yang sama yaitu, 24 peserta didik pada masing- masing kelas. Adapun rumus uji Levene adalah sebagai berikut Irianto, 2015:
dimana X= jumlah data setiap kelompok
n = jumlah data observasi k = jumlah kelompok data
Harga F
hitung
dibandingkan dengan harga F
tabel
dengan df pembilang k-1 dan df penyebut n-k. Data berasal dari populasi yang homogen jika F
hitung
F
tabel
, atau dengan program komputer diperoleh p 0,05.
2. Uji Analisis Deskriptif Higher Order Thinking Skills
Data Higher Order Thinking Skills dalam penelitian ini berupa data kualitatif, sehingga perlu dipahami secara rinci walaupun tidak memerlukan uji
statistik. Data yang diperoleh melalui lembar observasi akan diuji menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengan menghitung skor dari persentase Higher Order
Thinking Skills
47 Berdasarkan perhitungan diperoleh persentase yang kemudian dikategorikan
menurut kriteria dalam Tabel 6. Tabel 6. Persentase Kriteria Higher Order Thinking Skills
Rumus Rerata
Kriteria 4,2
Sangat baik 3,4
– 4,2 Baik
2,6 – 3,4
Cukup 1,8
– 2,6 Kurang
≤ 1,8 Kurang sekali
Keterangan: rerata ideal
= 12 skor maksimum ideal + skor minimum ideal sb
i
simpangan baku ideal = 16 skor maksimum ideal
– skor minimum ideal X
= skor empiris Widoyoko, 2016, h. 238. Perolehan skor Higher Order Thinking Skills melalui observasi selanjutnya
diuraikan secara deskriptif untuk mendukung penyajian data kualitatif agar lebih terukur secara matematis.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan model Problem Based Learning dalam Higher Order Thinking Skills peserta
didik. Adapun uji yang dapat dlakukan antara lain: a.
Uji Anakova Satu Jalur
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan kovarian satu jalur. Analisis kovarian anakova satu jalur merupakan gabungan dari analisis
varian anava dan analisis regresi. Analisis kovarian satu jalur dalam penelitian ini dilakukan dengan software IBM SPSS 21.0 for Windows. Uji anakova satu
jalur digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rerata suatu
48 variabel terikat pada dua kelompok dengan mengendalikan variabel lain yang
berpengaruh terhadap variabel terikat. Hipotesis nol H
adalah tidak ada perbedaan dalam Higher Order Thinking Skills antara peserta didik yang menggunakan model Problem Based
Learning dengan peserta didik yang menggunakan model Learning Cycle 5E pada materi pokok “Larutan Asam dan Basa” di Kelas XI Semester II SMA Negeri 1
Prambanan Sleman, jika pengetahuan awal kimia dikendalikan secara statistik. Hipotesis nol dapat diuji menggunakan analisis anakova satu jalur dengan rumus
sebagai berikut Nurgiyantoro, Gunawan Marzuki, 2009, h. 205-213: Fo
= Keterangan :
Fo = F
hitung
RK
A
= rerata kuadrat antar kelompok RK
D
= rerata kuadrat dalam kelompok Ringkasan rumus anakova satu jalur dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Ringkasan Rumus Anakova Satu Jalur Sumber
Variasi Residu
JK db
RJK F
Antar Kelompok A
JK
A
= JK
T
-JK
d
k-1 Dalam
Kelompok D JK
D
= ∑y
D 2
- a
D
∑xy
D
N-k-m Total T
JK
T
= ∑y
T 2
– a
T
∑xy
T
N-m-1 Keterangan:
K = jumlah kelompok
M = jumlah kovariabel
N = jumlah kasus.
∑
xy
= ∑XY – ∑y
2
= ∑Y
2
–
49 Pengujian umum hipotesis:
H
o
: µ
A1
= µ
A2
Ha : µ
A1
≠ µ
A2
Harga F
o
dibandingkan dengan harga F
tabel
pada taraf signifikansi 5 dengan db pembilang = k-1 dan db penyebut = N-k-m. Jika harga F
o
F
tabel
, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kedua perlakuan.
Selanjutnya korelasi antara pengetahuan awal kimia X dengan Higher Order Thinking Skills Y yang diukur melalui tes prestasi belajar dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus analisis regresi linier satu prediktor, yaitu:
dimana r
xy
adalah harga koefisien relasi, X adalah prediktor, dan Y adalah kriterium Nurgiyantoro, Gunawan Marzuki, 2009, h. 125-126.
Jika pada taraf signifikansi 0,05 dengan N-2 diperoleh harga r
xy
yang ebih besar daripada harga r
tabel
, hal ini berarti terdapat hubungan positif antara pengetahuan awal kimia dengan Higher Order Thinking Skills peserta didik. Hasil
kuadrat dari harga r
tabel
, yaitu R
2
x 100 merupakan koefisien determinan atau besarnya pengaruh X terhadap Y.
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di SMA Negeri 1 Prambanan Sleman pada peserta didik kelas XI MIPA Semester II Tahun
Ajaran 20162017. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 4 Januari 2017 sampai dengan 3 Februari 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan dalam Higher Order Thinking Skills antara peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning dengan peserta didik yang
menggunakan model Learning Cycle 5E pada materi pokok “Larutan Asam dan
Basa” di Kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Prambanan Sleman, jika pengetahuan awal kimia dikendalikan secara statistik, ada tidaknya perbedaan
dalam menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta antara peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning dengan peserta didik yang
menggunakan model Learning Cycle 5E pada materi pokok “Larutan Asam dan
Basa” di Kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Prambanan Sleman, dan untuk mengetahui kategori Higher Order Thinking Skills peserta didik di SMA Negeri 1
Prambanan Sleman setelah penerapan model Problem Based Learning.
A. Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, data penelitian yang diperoleh ada empat macam, yaitu data pengetahuan awal kimia, data observasi Higher Order Thinking Skills,
data hasil tes Higher Order Thinking Skills, dan data angket respon peserta didik. Keempat data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: