30 Model pembelajaran ini mampu merangsang proses berpikir melalui pemberian
suatu masalah. Melalui proses pemecahan masalah, peserta didik dapat mengembangkan Higher Order Thinking Skills, meliputi aspek menganalisis,
mengevaluasi maupun mencipta. Penerapan model Problem Based Learning dan Learning Cycle 5E diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik
secara menyeluruh. Adanya penerapan model pembelajaran tersebut, peserta didik diberi
kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, bekerja sama dengan peserta didik lain untuk menemukan konsep, menjelaskan konsep dengan
kata-kata sendiri, serta mengaplikasikan konsep yang telah diperoleh dalam situasi baru. Peserta didik akan diajak berinteraksi aktif secara langsung dengan objek
melalui praktikum atau telaah literatur yang akan membutuhkan keterampilan- keterampilan yang ada dalam diri peserta didik, seperti mengamati,
berkomunikasi dan menggunakan alat bahan. Oleh karena itu diharapkan pembelajaran kimia menjadi lebih bermakna dan meningkatkan Higher Order
Thinking Skills peserta didik dengan adanya penerapan model Problem Based Learning dan Learning Cycle 5E.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Ada perbedaan dalam Higher Order Thinking Skills antara peserta didik yang
menggunakan model Problem Based Learning dengan peserta didik yang menggunakan model Learning Cycle 5E pada
materi pokok “Larutan Asam
31 dan Basa” di Kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Prambanan Sleman, jika
pengetahuan awal kimia dikendalikan secara statistik. 2. Ada perbedaan dalam menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta antara
peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning dengan peserta didik yang menggunakan model Learning Cycle 5E pada materi
pokok “Larutan Asam dan Basa” di Kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Prambanan Sleman.
3. Kategori Higher peserta didik di SMA Negeri 1 Prambanan Sleman Order Thinking Skills setelah penerapan model Problem Based Learning termasuk
kategori baik.
32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Berdasarkan metodenya, jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen semu quasi experiment. Desain yang digunakan adalah two-group
post-test only design, karena terdapat dua kelas sebagai sampel penelitian dan dalam mengukur variabel terikat yaitu Higher Order Thinking Skills peserta didik
hanya dilakukan post-test. Desain penelitian tersebut selengkapnya disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Desain Penelitian
Pre-Treatment Treatment
Post-Treatment Kelas Eksperimen
PA PBL
Q
1
Kelas Kontrol PA
LC 5E Q
1
Keterangan: PA
= Nilai pengetahuan awal kimia PBL
= Penerapan model Problem Based Learning LC 5E = Penerapan model Learning Cycle 5E
Q
1
= Higher Order Thinking Skills
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
mengenai hal tersebut, kemudian dapat ditarik sebuah kesimpulan Sugiyono, 2015, h. 60. Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel yang diterapkan peneliti,
yaitu: