Pelaksanaan Pembelajaran Kimia pada Kelas Eksperimen

59

B. Pembahasan

Materi yang diajarkan dalam penelitian adalah materi pokok “Larutan Asam dan Basa”. Materi ini merupakan salah satu materi dasar yang memerlukan pemahaman konsep serta latihan soal yang rutin untuk dapat menguasainya. Pada penelitian ini materi yang disampaikan mencakup perkembangan teori asam dan basa, sifat-sifat larutan asam dan basa, penentuan trayek pH menggunakan larutan indikator, dan konsep pH serta pengukurannya. Pada penelitian eksperimen, pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol memiliki perbedaan dengan pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen. Peneliti melakukan empat kali perlakuan pada masing-masing kelas sampel. Untuk peserta didik kelas eksperimen menggunakan model Problem Based Learning, sedangkan peserta didik kelas kontrol menggunakan model Learning Cycle 5E. Dasar dari pembagian model pembelajaran yang diterapkan pada masing-masing kelas adalah melalui hasil observasi karakteristik peserta didik dan wawancara peneliti dengan pendidik mata pelajaran yang bersangkutan.

1. Pelaksanaan Pembelajaran Kimia pada Kelas Eksperimen

Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan dengan jumlah total 10 jam pelajaran, dengan rincian 4 kali pertemuan digunakan untuk penyampaian materi dan 1 kali pertemuan digunakan untuk pengumpulan data hasil tes Higher Order Thinking Skills peserta didik. Alokasi waktu yang digunakan untuk setiap pertemuan adalah 2 x 45 menit. Pada pelaksanaanya, pembelajaran kimia pada kelas eksperimen diberi perlakuan yang berbeda dengan kelas kontrol, yaitu dengan menggunakan model Problem Based 60 Learning. Adanya penerapan model pembelajaran ini diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk berperan aktif dalam pemecahan masalah. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen ini dilakukan baik secara individu maupun kelompok yang telah ditentukan oleh peneliti. Penyampaian materi pelajaran kimia dilakukan secara langsung oleh peneliti dengan bantuan media power point dan LKPD. Hal ini dilakukan karena peserta didik tidak seluruhnya mendapat pinjaman buku paket dari sekolah. Selain itu, adapula peserta didik yang tidak membawa buku paket ketika pembelajaran kimia berlangsung, sehingga peneliti menyiapkan media power point dan LKPD. Penggunaan media ini diharapkan dapat membantu peserta didik sebagai bahan untuk belajar, sehingga mudah dalam memahami dan menguasai materi. Sebelum memulai pembelajaran di kelas, peneliti terlebih dahulu memberikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang akan diterapkan kepada peserta didik, yaitu model Problem Based Learning. Model Problem Based Learning yang diterapkan meliputi lima tahap, yaitu tahap mengorientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya, serta menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kelima tahap tersebut dapat dijelaskan seperti berikut: a. Mengorientasi peserta didik pada masalah Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan membagikan LKPD yang memuat beberapa masalah. Peserta didik diminta 61 untuk mencermati masalah yang telah dicantumkan pada LKPD dengan bimbingan dari peneliti. b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar Peserta didik dibagi menjadi lima kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Dengan bantuan video atau gambar, peneliti mengorganisasikan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah berdasarkan langkah-langkah yang disampaikan peneliti. c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Peneliti mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya Peneliti mengkondisikan peserta didik untuk menyelesaikan LKPD, kemudian peserta didik diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi dalam pemecahan masalah di depan kelas. Peserta didik lainnya diberi kesempatan untuk bertanya dan menanggapi hasil tersebut. e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Peneliti mengkonfirmasi pendapat peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Selain itu, peneliti membantu peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang mereka gunakan melalui soal-soal latihan yang terdapat pada LKPD Arends, 2008. Setiap pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen, pembelajaran dimulai dengan peneliti memberi salam, mengecek kehadiran peserta didik dalam 62 kelas, mengecek kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, penyampaian tujuan pembelajaran, dan penyampaian apersepsi. Penyampaian apersepsi diperlukan karena dengan adanya penyampaian ini diharapkan dapat menarik perhatian peserta didik serta membantu mengaitkan pengetahuan awal yang dimiliki dengan materi yang akan disampaikan, sehingga dapat membantu proses berlangsungnya pembelajaran. Pada pertemuan pertama , materi yang disampaikan oleh peneliti adalah perkembangan teori asam dan basa, meliputi teori Arrhenius, Bronsted- Lowry, dan Lewis. Pelaksanaan pembelajaran kimia dilaksanakan selama 2 jam pelajaran 2 x 45 menit di dalam kelas. Inti model Problem Based Learning adalah pembentukan masalah yang menuntut penyelesaian. Sesuai dengan pernyataan Eggen dan Kauchack 2012, h. 229, idealnya peserta didik memilih sendiri masalah yang akan dipecahkan. Namun jika pemilihan masalah yang harus diselesaikan peserta didik dilakukan oleh pendidik, pembelajaran akan lebih efektif. Peserta didik perlu dirangsang untuk menemukan permasalahan melalui apersepsi pembelajaran yang disampaikan. Oleh karenanya, aspek yang disampaikan dalam apersepsi lebih baik disesuaikan dengan pengalaman kehidupan peserta didik Rusman, 2014 Pembelajaran diawali dengan membagi peserta didik menjadi lima kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 peserta didik. Kemudian peneliti memberi apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang contoh bahan-bahan yang bersifat asam dan basa yang ada di lingkungan sekitar kita. Peserta didik menyebutkan sifat-sifat dari bahan-bahan tersebut. Peneliti memberikan umpan 63 balik bahwa sifat tersebut dapat diketahui tanpa melakukan percobaan, melainkan berdasarkan teori. Pada saat penyampaian apersepsi, peserta didik terlihat sangat antusias menyebutkan sifat dari contoh bahan-bahan tersebut. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembagian LKPD kepada masing- masing peserta didik dan mengorientasi peserta didik pada masalah yang muncul pada LKPD. Masalah yang diberikan adalah bagaimana mengelompokkan bahan- bahan kimia menjadi asam dan basa berdasarkan perkembangan teori yang sesuai. Selama proses pembelajaran, peserta didik dapat melakukan diskusi bersama teman sekelompoknya. Pada tahap mengorientasi peserta didik dalam masalah harus dilakukan secara mandiri tanpa bantuan peneliti, sehingga dapat menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan dalam memecahkan permasalahan tersebut pada tahap selanjutnya. Namun, masih banyak peserta didik yang tidak paham, sehingga perlu diberi arahan. Pada tahap ini peneliti membantu peserta didik dengan menayangkan video, gambar, atau materi tentang perkembangan teori asam dan basa. Sehingga, peserta didik dapat menentukan hal-hal yang perlu dilakukan dalam memecahkan masalah dalam LKPD. LKPD yang digunakan berupa panduan untuk pemecahan masalah dan juga mengandung latihan soal sebagai tindak lanjut dari pemecahan masalah. Selanjutnya, peserta didik dapat memulai tahap untuk menemukan solusi dari permasalahan yang muncul pada LKPD dan mengisi jawaban yang sesuai dari pertanyaan-pertanyaan yang tertulis pada LKPD. Peserta didik dapat mencari informasi dari referensi lainnya. Namun, peserta didik cenderung tidak percaya diri dalam penyelesaian LKPD, sehingga lebih aktif bertanya kepada peneliti 64 daripada aktif mencari informasi dari referensi lainnya. Sesekali mereka bertanya kepada peneliti mengenai soal yang belum dipahami. Awalnya peserta didik mudah mengikuti pembelajaran pada teori Arrhenius. Namun ketika peneliti menyampaikan mengenai teori Bronsted-Lowry dan Lewis, terdapat beberapa peserta didik yang tidak paham. Kedua teori tersebut merupakan teori yang paling sulit dipahami peserta didik, sehingga peneliti perlu membimbing untuk memahami kedua teori tersebut dengan memeri contoh reaksi dan menjelaskan prosesnya. Setelah diberi penjelasan lebih rinci, peserta didik dapat memahami kedua teori tersebut. Penggunakan instrumen LKPD dapat memudahkan peneliti mengamati sikap peserta didik terhadap pemecahan masalah dalam kelompok. Sehingga, selama peserta didik menyelesaikan LKPD peneliti atau observer dapat mengamati keterampilan dalam menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta peserta didik. Hasil dari observasi keterampilan tersebut akan menjadi data observasi Higher Order Thinking Skills. Kegiatan dilanjutkan dengan memberi kesempatan beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil dari diskusi di depan kelas. Sedangkan peserta didik lainnya diberi kesempatan untuk menanggapi dan bertanya mengenai hasil diskusi yang dipresentasikan. Sementara itu, peneliti memberikan konfirmasi terhadap hasil pembelajaran yang telah disampaikan peserta didik. Pada tahap akhir pembelajaran peneliti memberikan penguatan pemahaman peserta didik dengan adanya latihan soal dan dilanjutkan dengan membimbing peserta didik 65 untuk menarik kesimpulan sesuai hasil dari pemecahan masalah dan mengumpulkan LKPD untuk dinilai oleh peneliti. Pembelajaran pada pertemuan ini masih banyak ditemui kendala, yaitu masih banyak peserta didik yang membutuhkan bantuan peneliti dalam memaknai permasalahan yang muncul dan menyelesaikan permasalahan tersebut. Kendala ini dapat disebabkan oleh model pembelajaran yang diterapkan sebelumnya, yaitu model pembelajaran yang berpusat pada pendidik teacher centered. Oleh karena itu, tidak mudah untuk mengubah kebiasaan peserta didik menjadi yang sebelumnya pasif menjadi lebih aktif dengan menggunakan model Problem Based Learning. Alokasi waktu yang digunakan dalam pertemuan ini tidak sesuai dengan yang tertulis pada RPP. Problem Based Learning merupakan model pembelajaran aktif, dimana dalam model pembelajaran ini peserta didik lebih aktif di dalam pembelajaran student centered Warsono Hariyanto, 2012. Akibatnya, waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran relatif lebih lama daripada yang diperkirakan karena peneliti perlu memberi dorongan agar dapat mengubah kebiasaan peserta didik dari yang terbiasa menerima konsep menjadi menemukan konsep secara mandiri. Selain itu, rendahnya pengalaman peserta didik dalam memecahkan masalah juga memakan banyak alokasi waktu yang digunakan untuk menyelesaikan LKPD. Pada pertemuan kedua , materi yang disampaikan oleh peneliti adalah mengidentifikasi sifat-sifat larutan asam dan basa. Pelaksanaan pembelajaran kimia dilaksanakan selama 2 jam pelajaran 2 x 45 menit di dalam laboratorium. 66 Hal ini dikarenakan, pada materi ini peneliti mengajak peserta didik untuk melakukan sebuah praktikum yang berkaitan dengan indikator asam dan basa. Pelaksanaan praktikum terdiri dari 2 macam percobaan, yaitu mengidentifikasi sifat-sifat larutan asam dan basa menggunakan indikator kertas lakmus serta larutan indikator alami. Pembelajaran diawali dengan mengkondisikan peserta didik untuk duduk bersama kelompok masing-masing. Selanjutnya peneliti memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan “Bagaimanakah cara kalian mengenali atau membedakan larutan apakah larutan tersebut merupakan larutan asam larutan basa. Apakah cukup hanya dengan cara merasakan larutan tersebut. Bagaimana jika larutan tersebut ternyata berbahaya bagi tubuh kita? ”. Peserta didik menjawab tidak tahu bagaimana membedakannya. Peneliti memberi umpan balik bahwa tidak semua larutan asam dan basa dapat dibedakan hanya dari ciri-ciri fisiknya saja karena beberapa larutan asam dan basa dapat membahayakan, sehingga peserta didik tidak dapat membedakannya hanya berdasarkan ciri-ciri fisiknya saja dan perlu diberi perlakuan khusus. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar, yaitu larutan indikator alami secang, air perasan jeruk nipis, larutan cuka, larutan baking soda, larutan obat maag, dan larutan detergent. Sebelum memulai kegiatan praktikum, peserta didik diarahkan pada permasalahan dengan membagikan LKPD yang berisi permasalahan dan petunjuk praktikum. Penggunaan LKPD dapat memandu peserta didik dalam mengumpulkan data, dimana petunjuk praktikum serta alat dan bahan yang 67 dibutuhkan sudah dilampirkan. Masalah yang diberikan adalah bagaimana cara mengidentifikasi dan mengelompokkan bahan-bahan yang disediakan menjadi asam dan basa menggunakan indikator kertas lakmus serta indikator alami. Peneliti menyampaikan contoh perubahan warna larutan setelah ditetesi dengan larutan indikator alami. Sebelum memulai kegiatan praktikum, peneliti memberi arahan peserta didik untuk berdiskusi dengan kelompoknya dan menentukan rumusan masalah dengan bantuan peneliti. Setelah kegiatan diskusi, peneliti mengarahkan peserta didik untuk membaca langkah-langkah pada LKPD yang digunakan dalam proses pemecahan masalah agar tidak terjadi kesalahan prosedur. Peserta didik dapat mulai melakukan percobaan untuk mengumpulkan bukti. Setiap kelompok diarahkan untuk melakukan percobaan dengan semua bahan yang sudah tersedia. Peserta didik melakukan percobaan mengidentifikasi larutan menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator alami secang. Kemudian mengelompokkannya menjadi 3 kelompok, yaitu larutan asam, basa, dan netral. Saat melakukan percobaan, peserta didik tidak membaca petunjuk praktikum terlebih dahulu, sehingga peneliti perlu menjelaskan ulang mengenai langkah- langkah yang perlu dilakukan. Pada saat peserta didik melakukan percobaan dan berdiskusi bersama teman sekelompok, peneliti atau observer dapat mengamati Higher Order Thinking Skills, yang terdiri dari keterampilan dalam menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta peserta didik. Pertemuan kedua ini peserta didik cenderung lebih aktif dari pertemuan pertama, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan tepat waktu. Ketika peserta didik melakukan 68 percobaan dan diskusi, peneliti melihat pekerjaan tiap kelompok dan menegur peserta didik yang berbicara sendiri atau tidak mengerjakan pertanyaan dalam LKPD. Peserta didik diberikan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKPD dan dapat dikerjakan bersama dalam kelompok. Setelah selesai mengerjakan LKPD, salah satu perwakilan tiap kelompok mempresentasikan menuliskan rumusan masalah, hipotesis, hasil percobaan dan kesimpulan dari data hasil percobaan di depan kelas dan dibahas bersama-sama. Peneliti memberikan penjelassan yang lebih rinci untuk mengkonfirmasi pendapat yang telah disampaikan peserta didik. Sebagai permasalahan untuk pertemuan berikutnya, perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil kertas indikator universal dan mencelupkan pada masing-masing larutan yang diuji. Pada akhir pembelajaran peneliti membimbing peserta didik untuk menarik kesimpulan sesuai hasil dari pemecahan masalah dan mengumpulkan LKPD untuk dinilai oleh peneliti. Pada pembelajaran ini terdapat kendala, yaitu banyak peserta didik yang enggan untuk membaca petunjuk praktikum melainkan hanya bergantung pada peneliti. Peserta didik masih menanyakan langkah apa yang harus dilakukan meskipun langkah tersebut sudah tercantum dalam LKPD. Higher Order Thinking Skills peserta didik seperti menganalisis dan mengevaluasi terlihat saat praktikum berlangsung terutama ketika diskusi mengenai hasil praktikum. Hal ini dibuktikan dengan jawaban hasil diskusi yang dituliskan peserta didik pada LKPD. Jawaban hasil diskusi LKPD peserta didik dapat dilihat pada Gambar 2. 69 Gambar 2. Jawaban LKPD Peserta Didik Kelas Eksperimen Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa peserta didik mampu untuk menganalisis larutan-larutan yang tergolong asam basa dan menjelaskan dengan runtut pengertian dari larutan asam, basa dan netral. Selain itu, peserta didik juga mampu menganalisis dan mengevaluasi prinsip dasar pemilihan bahan alam untuk dijadikan indikator alami serta mampu memberikan pendapat tentang bahan alam lain yang dapat digunakan sebagai indikator alami. Pada pertemuan ketiga materi yang disampaikan oleh peneliti adalah menentukan trayek pH beberapa larutan dengan menggunakan larutan indikator. Pelaksanaan pembelajaran kimia dilaksanakan selama 2 jam pelajaran 2 x 45 menit di dalam laboratorium. Pelaksanaan praktikum terdiri dari 2 macam percobaan, yaitu mengidentifikasi sifat-sifat larutan asam dan basa menggunakan kertas indikator universal serta menentukan trayek pH menggunakan larutan indikator. Larutan indikator yang digunakan adalah fenolftalein, metil merah, metil oranye, dan bromtimol biru. Sedangkan untuk larutan yang akan diuji dalam praktikum sama dengan praktikum sebelumnya. 70 Pembelajaran diawali dengan mengkondisikan peserta didik untuk duduk bersama kelompok masing-masing. Selanjutnya peneliti memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang cara menentukan trayek pH dari bahan- bahan yang disediakan. Pembelajaran dilanjutkan peserta didik diarahkan pada permasalahan dengan membagikan LKPD yang berisi permasalahan dan petunjuk praktikum. Penggunaan LKPD dapat memandu peserta didik dalam mengumpulkan data, dimana petunjuk praktikum serta alat dan bahan yang dibutuhkan sudah dilampirkan. Masalah yang diberikan adalah bagaimana cara menentukan trayek pH dari bahan-bahan yang disediakan menggunakan larutan indikator. Peneliti menyampaikan contoh konkret perubahan warna larutan setelah diteteskan dengan larutan indikator dan kertas indikator universal akan menunjukkan trayek perubahan warna yang berbeda untuk setiap jenis larutan. Sebelum memulai kegiatan praktikum, peneliti memberi arahan peserta didik untuk berdiskusi dengan kelompoknya dan menentukan rumusan masalah dengan bantuan peneliti. Peneliti mengarahkan peserta didik untuk membaca langkah- langkah pada LKPD yang digunakan dalam proses pemecahan masalah. Hal ini perlu dibiasakan untuk menghindari terjadinya kesalahan prosedur saat praktikum. Selanjutnya, peserta didik dapat mulai melakukan percobaan untuk mengumpulkan bukti. Peneliti memberi kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya apabila terdapat prosedur kerja yang tidak dipahami. Peserta didik dapat mulai melakukan percobaan dengan bahan-bahan yang telah disiapkan dan mendiskusikan hasil dari praktikum. Untuk percobaan 71 menggunakan kertas indikator universal sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Sehingga pada pertemuan ini hanya melakukan percobaan menggunakan larutan indikator dan membahas hasil dari kedua percobaan yang dilakukan. Pada saat peserta didik melakukan percobaan dan berdiskusi bersama teman sekelompok, peneliti atau observer dapat mengamati Higher Order Thinking Skills, yang terdiri dari keterampilan dalam menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta peserta didik. Ketika peserta didik melakukan percobaan dan diskusi, peneliti melihat pekerjaan tiap kelompok dan menegur peserta didik yang berbicara sendiri atau tidak mengerjakan pertanyaan dalam LKPD. Peserta didik diberikan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKPD dan dapat dikerjakan bersama dalam kelompok. Pertemuan diakhiri dengan penyampaian rumusan masalah, hipotesis, hasil percobaan, dan kesimpulan dari data hasil percobaan oleh perwakilan kelompok. Peneliti dapat memberikan penjelasan untuk mengkonfirmasi pendapat yang telah disampaikan peserta didik. Kemudian peneliti membimbing peserta didik untuk menarik kesimpulan sesuai hasil dari pemecahan masalah dan mengumpulkan LKPD untuk dinilai oleh peneliti. Pembelajaran berjalan cukup baik dan sebagian besar peserta didik sangat antusias mengikuti pembelajaran. Peserta didik berinisiatif untuk saling bergantian melakukan percobaan tentunya dengan bimbingan peneliti. Pada saat penyampaian hasil percobaan, sebagian peserta didik yang pada pertemuan sebelumnya belum berani maju untuk menjawab pertanyaan, sekarang sudah berani maju. Sedangkan peserta didik yang dari awal sudah berani maju sekarang 72 berani menyampaikan pendapat jika ada jawaban dari peserta didik lain yang menurutnya salah. Secara umum, pembelajaran berlangsung dengan baik. Semua anggota kelompok terlibat langsung baik dalam praktikum maupun diskusi kelompok. Akan tetapi, pada pembelajaran ini masih terdapat kendala yang dialami peneliti, di antaranya adalah ada peserta didik yang tidak segera mencatat hasil pengamatan, tetapi justru bermain-main dengan larutan indikator dan bahan- bahan percobaan. Pada pertemuan keempat , materi yang disampaikan adalah konsep pH serta pengukurannya. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan selama 2 jam pelajaran 2 x 45 menit di dalam kelas. Pembelajaran diawali dengan mengkondisikan peserta didik untuk duduk bersama kelompok masing-masing. Kemudian peneliti memberi apersepsi dengan memberikan sebuah informasi bahwa “Produk rumah tangga mengandung larutan yang bersifat asam dan basa. Namun masing-masing memiliki kekuatan yang berbeda-beda disesuaikan dengan penggunaannya. Misalnya produk shampo orang dewasa akan berbeda dengan produk shampo untuk bayi. ” Pembelajaran dilanjutkan dengan pembagian LKPD kepada masing- masing peserta didik dan mengorientasi peserta didik pada masalah yang muncul pada LKPD. LKPD ini selain memandu peserta didik dalam menginvestigasi masalah, juga berisikan soal-soal tindak lanjut dari penyelesaian masalah. Masalah yang diberikan adalah bagaimana cara menentukan pH dari suatu larutan asam dan basa. Peneliti memberikan dorongan kepada peserta didik melalui sebuah pertanyaan “Bagaimana cara menentukan pH larutan apabila tidak 73 terdapat indikator universal ataupun larutan indikator? Apa yang mempengaruhi pH suatu larutan? “. Selama proses pembelajaran, peserta didik sudah dapat memaknai permasalahan yang muncul dalam LKPD dengan melakukan diskusi bersama teman sekelompoknya. Selain itu, peserta didik juga dapat menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan dalam memecahkan permasalahan tersebut pada tahap selanjutnya. Peserta didik dapat memulai tahap untuk menemukan solusi dari permasalahan yang muncul pada LKPD dan mengisi jawaban yang sesuai dari pertanyaan-pertanyaan yang tertulis pada LKPD. Peserta didik sudah aktif mencari informasi dari referensi lainnya dan aktif bertanya kepada peneliti apabila terdapat kendala dalam penyelesian LKPD. Selama peserta didik menyelesaikan LKPD peneliti atau observer dapat mengamati keterampilan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta peserta didik. Kegiatan dilanjutkan dengan menunjuk perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Sedangkan peserta didik dapat menyampaikan pendapat apabila ditemui perbedaan pendapat yang disampaikan temannya. Peserta didik terlihat aktif dalam kegiatan tanya jawab, sehingga suasana kelas menjadi kompetitif. Sementara itu, peneliti memberikan konfirmasi terhadap hasil pembelajaran yang telah disampaikan peserta didik. Pada tahap akhir pembelajaran peneliti memberikan penguatan pemahaman peserta didik dengan adanya latihan soal dan dilanjutkan dengan membimbing peserta didik untuk menarik kesimpulan sesuai hasil dari pemecahan masalah dan mengumpulkan LKPD untuk dinilai oleh peneliti. Tidak lupa peneliti menginformasikan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan harian. 74 Pada pertemuan kelima , digunakan peneliti untuk mengambil data hasil tes Higher Order Thinking Skills dan angket respon peserta didik. Pengambilan data hasil tes Higher Order Thinking Skills dilakukan dengan memberi soal Higher Order Thinking Skills materi pokok “Larutan Asam dan Basa” diambil dengan mengunakan tujuh butir soal essay yang telah divalidasi kepada peserta didik. Hasil dari tes ini kemudian akan digunakan sebagai data hasil tes Higher Order Thinking Skills. Suasana kelas eksperimen ketika berlangsungnya tes cukup tenang dan kondusif. Peserta didik mengerjakan soal secara mandiri dan tidak ditemui peserta didik yang mencontek pekerjaan peserta didik lainnya. Peserta didik juga mengerjakan soal sesuai dengan alokasi waktu yang diberikan, yaitu 2 x 45 menit. Setelah dilaksanakan tes Higher Order Thinking Skills, peserta didik diberikan angket respon. Angket ini hanya diberikan pada kelas eksperimen, untuk mengetahui respon peserta didik terhadap Higher Order Thinking Skills setelah penerapan model Problem Based Learning. Secara keseluruhan respon peserta didik kelas eksperimen pada proses pembelajaran sangat bagus. Hal ini dikarenakan dari pertemuan pertama hingga pertemuan terakhir ikut berperan aktif dan bersemangat selama proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran terasa menyenangkan dan penyampaian materi menjadi lebih mudah.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Kimia pada Kelas Kontrol

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25