51
1. Data Pengetahuan Awal Kimia Peserta Didik
Data ini berupa nilai murni Ujian Akhir Semester I Kelas XI MIPA Mata Pelajaran Kimia Tahun Ajaran 20162017 yang diperoleh secara langsung dari
data dokumentasi pendidik yang bersangkutan sebagai pengetahuan awal kimia peserta didik. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta
didik adalah pengetahuan awal kimia, maka data pengetahuan awal kimia peserta didik perlu dikendalikan secara statistik. Selain itu, data pengetahuan awal kimia
juga digunakan sebagai bahan pemikiran dalam menentukan sampel penelitian. Berdasarkan data tersebut dipilih dua kelas, satu sebagai kelas
eksperimen dan yang lain sebagai kelas kontrol. Ringkasan data nilai pengetahuan awal kimia peserta didik dapat dilihat pada Tabel 8, sedangkan untuk data
selengkapnya terdapat pada Lampiran 6 halaman 270. Tabel 8. Ringkasan Data Nilai Pengetahuan Awal Kimia Peserta Didik
Data Pengetahuan Awal Kimia
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah peserta didik 24
24 Nilai tertinggi
65,00 75,00
Nilai terendah 17,50
27,50 Rerata nilai
47,80 54,90
2. Data Higher Order Thinking Skills Peserta Didik
Data Higher Order Thinking Skills peserta didik pada penelitian ini diperoleh dengan melalui dua macam instrumen, yaitu lembar observasi dan soal
Higher Order Thinking Skills. Data observasi diambil dari pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan instrumen soal Higher Order
Thinking Skills diberikan pada peserta didik setelah penerapan model Problem
52 Based Learning dan Learning Cycle 5E. Kedua instrumen tersebut dapat saling
melengkapi data yang dihasilkan, sehingga data akan lebih kuat. Higher Order Thinking Skills yang diukur meliputi aspek menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Rincian data yang diperoleh dari kedua instrumen tersebut dapat dijelaskan seperti berikut:
a. Data Observasi Higher Order Thinking Skills
Data observasi Higher Order Thinking Skills diperoleh dengan mengamati gejala-gejala peserta didik yang timbul saat proses pembelajaran
berlangsung. Observasi ini dilakukan sebanyak empat kali untuk setiap kelas dengan bantuan observer yang merupakan teman sejawat peneliti. Data observasi
ini digunakan sebagai data pendukung dari hasil penelitian kuantitatif, yaitu tes tertulis yang telah disesuaikan dengan Higher Order Thinking Skills peserta didik.
Data observasi Higher Order Thinking Skills peserta didik terdapat pada Lampiran 7 halaman 272 untuk kelas eksperimen dan Lampiran 8 halaman 274 untuk kelas
kontrol.
b. Data Hasil Tes Higher Order Thinking Skills
Data hasil tes Higher Order Thinking Skills dalam penelitian ini berupa nilai akhir yang merupakan hasil kerja peserta didik dalam mengerjakan tes
prestasi. Menurut Azwar 2007, h. 9 tes prestasi merupakan tes yang disusun secara sistematis dengan tujuan untuk mengungkap performansi maksimak subyek
dalam memahami materi yang telah diajarkan. Tes ini dilaksanakan ketika peneliti tela
h menyelesaikan materi pokok “Larutan Asam dan Basa”. Soal Higher Order Thinking Skills yang digunakan berupa soal essay yang berjumlah tujuh nomor.
53 Ringkasan data hasil tes Higher Order Thinking Skills peserta didik dapat dilihat
pada Tabel 9, sedangkan untuk data selengkapnya terdapat pada Lampiran 10 halaman 279.
Tabel 9. Ringkasan Data Hasil Tes Higher Order Thinking Skills Peserta Didik Data
Nilai Higher Order Thinking Skills Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol Jumlah peserta didik
24 24
Nilai tertinggi 100,00
92,00 Nilai terendah
62,00 48,00
Rerata nilai 85,60
80,50 Berdasarkan data pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa rerata nilai Higher Order
Thinking Skills peserta didik pada kelas eksperimen lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kelas kontrol dan memiliki perbedaan sebesar 5,10. Hal ini
membuktikan bahwa terdapat pengaruh dalam penerapan model pembelajaran.
3. Data Angket Respon Peserta Didik
Pada penelitian ini data angket respon peserta didik diberikan setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan pada kelas eksperimen. Berdasarkan
perhitungan diperoleh persentase respon peserta didik sebesar 85,14. Data angket respon peserta didik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman
276.
4. Uji Prasyarat
Uji prasyarat harus dipenuhi terlebih dahulu agar dapat dilakukan uji hipotesis. Uji prasyarat yang digunakan adalah uji normalitas dan uji
homogenitas. Uji ini dilakukan pada seluruh data yang diperoleh dan dianalisis menggunakan software IBM SPSS 21.0 for Windows untuk dapat menjawab
tujuan penelitian. Uji normalitas dan uji homogenitas digunakan untuk
54 mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan berasal dari
populasi yang homogen, serta menentukan uji statistik yang digunakan. Berikut ini adalah rincian dari uji normalitas dan uji homogenitas yang dilakukan.
a. Uji Normalitas
Data-data yang diperoleh peneliti harus melalui uji normalitas untuk mengetahui karakteristik dari data tersebut. Uji pertama adalah uji normalitas
yang bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data yang akan dianalisis dan merupakan salah satu uji prasyarat sebelum dilakukannya uji
hipotesis. Uji ini dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk pada software IBM SPSS 21.0 for Windows. Uji normalitas dilakukan terhadap data pengetahuan awal
kimia dan data hasil tes Higher Order Thinking Skills peserta didik. Ringkasan hasil analisis uji normalitas terhadap pengetahuan awal kimia dan data hasil tes
Higher Order Thinking Skills peserta didik dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Normalitas
Data Kelas
Shapiro-Wilk Sebaran
Statistic df
Sig. p Pengetahuan
Awal Kimia Eksperimen
0,934 24
0,121 Normal
Kontrol 0,953
0,321 Hasil tes
Higher Order Thinking Skills
Eksperimen 0,922
0,064 Kontrol
0,951 0,290
Hasil dari uji normalitas berdasarkan pada Tabel 10 menunjukkan bahwa kedua sebaran data peserta didik pada kedua kelas yang dijadikan sebagai sampel
memiliki distribusi normal. Apabila dibandingkan dengan signifikansi 0,05 kedua sebaran data tersebut memiliki nilai p 0,05, sehingga memenuhi syarat untuk
dianalisis secara statistik parametik. Hasil uji normalitas selengkapnya terdapat pada Lampiran 11 halaman 281.
55
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui homogen atau tidaknya sampel yang digunakan dalam penelitian dan merupakan salah satu uji prasyarat
sebelum dilakukannya uji hipotesis. Uji ini dilakukan dengan uji Levene pada software IBM SPSS 21.0 for Windows. Uji homogenitas dilakukan terhadap
semua data yang diperoleh, yaitu data pengetahuan awal kimia dan data hasil tes Higher Order Thinking Skills peserta didik. Seluruh data yang diperoleh dapat
dikatakan homogen jika tidak terdapat perbedaan variasi. Ringkasan hasil uji homogenitas terhadap pengetahuan awal kimia dan data hasil tes Higher Order
Thinking Skills peserta didik dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas
Data Levene
Statistic df1
df2 Sig. p
Hasil Pengetahuan Awal
Kimia 0,383
1 46
0,539 Homogen
Hasil tes Higher Order Thinking Skills
1,895 0,175
Hasil dari uji homogenitas berdasarkan pada Tabel 8 menunjukkan bahwa kedua data tersebut dapat dikatakan homogen atau berasal dari populasi yang sama.
Apabila dibandingkan dengan signifikansi 0,05 kedua data tersebut memiliki nilai p 0,05, sehingga memenuhi syarat untuk dianalisis secara statistik parametik.
Hasil uji homogenitas selengkapnya terdapat pada Lampiran 12 halaman 285
5. Uji Analisis Deskriptif Higher Order Thinking Skills
Uji analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui persentase data Higher Order Thinking Skills peserta didik yang diperoleh melalui lembar
observasi. Analisis secara deskriptif untuk data ini dilakukan dengan menghitung
56 skor Higher Order Thinking Skills. Hasil analisis ini selanjutnya digunakan untuk
menentukan persentase Higher Order Thinking Skills peserta didik serta pengelompokkannya menurut kriteria masing-masing. Ringkasan hasil analisis
deskriptif Higher Order Thinking Skills untuk kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Ringkasan Hasil Uji Analisis Deskriptif Higher Order Thinking Skills Kelas Eksperimen
Aspek Higher Order Thinking
Skills Persentase Higher Order
Thinking Skills Tahap Ke- Rerata
Kriteria I
II III
IV Menganalisis
72 89
91 74
81,5 Baik
Mengevaluasi 65
84 74
71 73,5
Baik Mencipta
70 85
60 90
76,25 Baik
Hasil analisis pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa berdasarkan observasi Higher Order Thinking Skills, peserta didik memiliki kriteria secara keseluruhan
yang baik. Ringkasan hasil analisis deskriptif Higher Order Thinking Skills untuk
kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Ringkasan Hasil Uji Analisis Deskriptif Higher Order Thinking Skills
Kelas Kontrol Aspek Higher
Order Thinking Skills
Persentase Higher Order Thinking Skills Tahap Ke-
Rerata Kriteria
I II
III IV
Menganalisis 60
74 67
59 65
Cukup Mengevaluasi
52 68
56 58
58,5 Cukup
Mencipta 55
70 70
40 58,75
Kurang Hasil analisis pada kelas kontrol menunjukkan bahwa berdasarkan observasi
Higher Order Thinking Skills, peserta didik memiliki kriteria secara keselurahan yang kurang hingga cukup.
57
6. Uji Hipotesis