26 menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah. KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan. b. Kompetensi Dasar
3.10 Memahami konsep asam dan basa serta kekuatannya dan kesetimbangan pengionannya dalam larutan.
4.10 Menentukan trayek perubahan pH beberapa indikator yang diekstrak dari bahan alam.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Abanikannda, M.O.
2016 dengan judul “Influence of Problem-Based
27 Learning in Chemistry on Academic Achievement of High School Students in
Osun State, Nigeria ”. Hasil penelitian menyatakan bahwa penerapan model
tersebut dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan kemampuan kerjasama, menganalisis, mengumpulkan data, sintesis dan kemampuan
pemecahan masalah. Dengan demikian, dapat dikatakan model Problem Based Learning lebih efektif daripada model pembelajaran konvensional terhadap
prestasi belajar kimia peserta didik
Penelitian Zejnilagić-Hajrić M., Šabeta A., dan Nuić, I pada tahun 2015
yang berjudul “The Effects of Problem-Based Learning on Students Achievements in Primary School Chemistry
” menjabarkan mengenai penerapan model Problem Based Learning untuk mengidentifikasi efek model pembelajaran
tersebut terhadap prestasi peserta didik. Setelah dilakukan penelitian, menunjukkan bahwa model pembelajaran tersebut lebih efektif daripada model
pembelajaran konvensional. Penelitian Aweke Shishigu Argaw, Beyene Bashu Haile, Beyene Tesfaw
Ayalew, dan Shiferaw Gadisa Kuma pada tahun 2017 yang berjudul “The Effect of Problem Based Learning PBL Instruction on Students’ Motivation and
Problem Solving Skills of Physics ”. Penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan prestasi belajar peserta didik dengan menerapkan model Problem Based Learning. Oleh karena itu, model ini merupakan model pembelajaran
alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Kemudian penelitian Tuğçe Günter dan Sibel Kılınç Alpatb pada tahun
2013 yang berjudul “The Effects of Problem‐Based Learning PBL on the
28 Academic Achievement of Students Studying ‘Electrochemistry’” tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan pada hasil pre-test, namun terdapat perbedaan yang sigifikan pada hasil post-test peserta didik dengan menerapkan
model Problem Based Learning. Salah satu hal positif dari penerapan model ini adalah adanya persamaan karakteristik prestasi belajar peserta didik pada topik
elektrokimia, sehingga menunjukkan bahwa model Problem Based Learning efektif untuk meningkatkan prestasi belajar dan pemahaman konsep peserta didik
melalui proses pemecahan masalah. Penelitian Ahmet Gurses, Cetin Dogar, dan Esen Geyik pada tahun 2015
yang berjudul “Teaching of The Concept of Enthalpy Using Problem Problem Based Learning Approach” menunjukkan bahwa setelah penerapan model ini,
nilai prestasi belajar peserta didik lebih tinggi daripada sebelum diterapkan model tersebut. Selain itu model ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan
keterampilan berpikir peserta didik.
C. Kerangka Berpikir