57
6. Uji Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui dapat digeneralisasikan atau tidaknya kesimpulan pada sampel untuk populasi. Perolehan data pada
perhitungan uji prasyarat menunjukkan bahwa data-data tersebut telah terdistribusi normal dan homogen, sehingga dapat dilakukan analisis statistik
parametrik selanjutnya, yaitu uji hipotesis. Dalam penelitian ini, uji hipotesis yang digunakan adalah uji anakova satu jalur. Berikut ini adalah rincian dari uji
anakova satu jalur yang dilakukan.
a. Uji Anakova Satu Jalur
Analisis kovarian anakova satu jalur merupakan uji statistik yang memadukan analisis regresi anareg dengan analisis varian anava. Uji anakova
satu jalur digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya perbedaan dalam Higher Order Thinking Skills peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol
apabila pengetahuan awal kimia peserta didik dikendalikan secara statistik. Uji anakova satu jalur dilakukan menggunakan software IBM SPSS 21.0 for
Windows. Uji ini digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu ada tidaknya perbedaan dalam Higher Order Thinking Skills antara peserta
didik yang menggunakan model Problem Based Learning dan peserta didik yang menggunakan model Learning Cycle 5E jika pengetahuan awal kimia peserta
didik dikendalikan secara statistik. Ringkasan hasil perhitungan anakova satu jalur disajikan pada Tabel 14.
Sedangkan hasil uji anakova satu jalur selengkapnya terdapat pada Lampiran 14 halaman 292.
58
Tabel 14. Ringkasan Hasil Uji Anakova Satu Jalur
Sumber JK
Db RK
F P
Antar Kelompok 667,314
1 667,314
9,064 0,004
Dalam Kelompok 3313,193
45 73,627
Total 3980,507
46 -
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 14 dengan menggunakan software Statistical Package for Social Science IBM SPSS versi 21,0 diperoleh hasil
bahwa nilai nilai p 0,004 0,05 maka H ditolak dan H
a
diterima. Artinya, terdapat perbedaan dalam Higher Order Thinking Skills pada taraf sigfikansi 5
antara peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning dan peserta didik yang menggunakan model Learning Cycle 5E jika pengetahuan awal
kimia peserta didik dikendalikan secara statistik. Selanjutnya korelasi antara pengetahuan awal kimia X dengan Higher
Order Thinking Skills Y yang diukur melalui tes prestasi belajar menggunakan rumus analisis regresi linier satu prediktor. Berdasarkan perhitungan diperoleh
harga sig 0,019 0,05, dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang positif antara pengetahuan awal kimia peserta didik dengan Higher Order
Thinking Skills. Sementara itu, nilai R Squared sebesar 0,263 memiliki arti bahwa pengetahuan awal kimia memberikan sumbangan efektif sebesar 26,3 terhadap
Higher Order Thinking Skills peserta didik dan 73,7 hasil tes dipengaruhi oleh faktor lain, termasuk penerapan model Problem Based Learning. Hasil
perhitungan uji korelasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15 halaman 294.
59
B. Pembahasan
Materi yang diajarkan dalam penelitian adalah materi pokok “Larutan
Asam dan Basa”. Materi ini merupakan salah satu materi dasar yang memerlukan pemahaman konsep serta latihan soal yang rutin untuk dapat menguasainya. Pada
penelitian ini materi yang disampaikan mencakup perkembangan teori asam dan basa, sifat-sifat larutan asam dan basa, penentuan trayek pH menggunakan larutan
indikator, dan konsep pH serta pengukurannya. Pada penelitian eksperimen, pelaksanaan pembelajaran pada kelas
kontrol memiliki perbedaan dengan pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen. Peneliti melakukan empat kali perlakuan pada masing-masing kelas
sampel. Untuk peserta didik kelas eksperimen menggunakan model Problem Based Learning, sedangkan peserta didik kelas kontrol menggunakan model
Learning Cycle 5E. Dasar dari pembagian model pembelajaran yang diterapkan pada masing-masing kelas adalah melalui hasil observasi karakteristik peserta
didik dan wawancara peneliti dengan pendidik mata pelajaran yang bersangkutan.
1. Pelaksanaan Pembelajaran Kimia pada Kelas Eksperimen
Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan dengan jumlah total 10 jam pelajaran, dengan rincian 4 kali pertemuan
digunakan untuk penyampaian materi dan 1 kali pertemuan digunakan untuk pengumpulan data hasil tes Higher Order Thinking Skills peserta didik. Alokasi
waktu yang digunakan untuk setiap pertemuan adalah 2 x 45 menit. Pada pelaksanaanya, pembelajaran kimia pada kelas eksperimen diberi perlakuan yang
berbeda dengan kelas kontrol, yaitu dengan menggunakan model Problem Based