Indikator Asam Basa Kekuatan Asam Basa

161 dan sebagai basa ketika bereaksi dengan asam nitrat. HNO 3 –NO 3 - dan H 2 O –H 3 O + disebut juga pasangan asam-basa konjugasi. 3 Teori Asam dan Basa Lewis Teori asam basa yang lebih luas diungkapkan oleh G. N Lewis. Meskipun teori Bronsted-Lowry sudah cukup luas, namun ada beberapa reaksi asam basa yang tidak melibatkan proton. Berdasarkan definisi Lewis, basa adalah zat yang dapat memberikan donor pasangan elektron dan asam adalah zat yang menerima akseptor pasangan elektron. Basa Bronsted-Lowry seharusnya memiliki paling tidak satu pasang electron bebas untuk menangkap proton. Lewis mendefinisikan basa sebagai donor pasangan electron, sedangkan asam sebagai akseptor pasangan electron. Donor pasangan electron Lewis sama dengan akseptor proton menurut Bronsted-Lowry. Kesimpulan dari definisi asam dan basa menurut ketiga konsep teori asam dan basa, ditabulasikan ke dalam tabel berikut ini: Tabel 1. Konsep Asam Basa Konsep Asam Basa Arrhenius Melepaskan H + dalam air Melepaskan OH - dalam air Bronsted-Lowry Donor proton Akseptor proton Lewis Akseptor pasangan elektron bebas Donor pasangan elektron bebas Suatu senyawa dapat berperan sebagai asam maupun basa, bergantung pada kondisinya. Senyawa yang dapat berperan sebagai asam dan basa disebut juga senyawa amfoter, misalnya air.

B. Indikator Asam Basa

Indikator adalah senyawa organik yang warnanya tergantung dari tingkat keasaman larutan, atau dapat berubah warna pada rentang harga pH tertentu. Indikator menunjukkan warna yang berbeda menurut asas Le Châtelier. Kesetimbangan reaksi akan bergeser, bergantung pada larutan yang ditambahkan; asam atau basa. Pergeseran kesetimbangan tersebut menyebabkan perubahan warna larutan yang signifikan. 162 Tingkat keasaman dan pH suatu larutan dapat diperkirakan dengan menggunakan trayek pH indikator, pH suatu larutan dapat ditentukan dengan tepat menggunakan indikator universal. Tabel 2. Trayek pH Indikator Perubahan Waran Trayek pH Metil Jingga Jingga-kuning 3,1-4,4 Metil Merah Merah-kuning 4,2-6,3 Lakmus Merah-biru 6,0-7,6 Fenolftalein Tak berwarna-merah muda 8,3-10,0 Selain indikator tersebut, beberapa tumbuhan dapat dijadikan sebagai indikator yang dikenal dengan indikator alami. Indikator alami dibuat dari bagian tumbuhan yang berwarna dan dapat berubah warna dalam larutan asam dan basa. Beberapa diantaranya adalah bunga mawar, bunga sepatu, kunyit dan kubis ungu. Indikator alami dapat digunakan dengan cara mengekstraknya menjadi larutan indikator. Selain indikator alami, terdapat pula indikator buatan seperti fenolftalein, yang tidak akan memberikan warna ketika ditambahkan ke dalam larutan asam, tetapi berubah menjadi merah muda ketika ditambahkan ke dalam larutan basa.

C. Kekuatan Asam Basa

Larutan asam termasuk larutan asam basa termasuk larutan elektrolit karena jika dilarutkan dalam air akan mengalami reaksi ionisasi. Asam kuat adalah elektrolit kuat yang dianggap terionisasi sempurna dalam air. Sebagian besar asam hanya terionisasi sedikit dalam air, sehingga digolongkan sebagai asam lemah. Hal tersebut juga berlaku pada basa kuat dan basa lemah. Banyak sedikitnya jumlah zat yang terionisasi dinyatakan dengan derajat ionisasi . Selain derajat ionisasi, kekuatan asam dan basa dapat dinyatakan dengan tetapan kesetimbangan, yaitu tetapan kesetimbangan asam Ka dan tetapan kesetimbangan basa Kb. Nilai Ka dan Kb tersebut diperoleh dari hasil percobaan. Nilai Ka dan Kb untuk setiap larutan berbeda-beda tergantung pada reaksi ionisasinya. Semakin besar Ka atau Kb, maka asam dan basa akan semakin 163 kuat pula. Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dirumuskan sebagai berikut: HAaq ↔ H + aq + A - aq Untuk asam lemah HA, tetapan ionisasi asam Ka dinyatakan dengan, Di lain pihak, ionisasi basa lemah valensi satu dirumuskan sebagai berikut: LOHaq ↔ L + aq + OH - aq Untuk basa lemah LOH, tetapan ionisasi basa Kb dinyatakan dengan,

D. Tetapan Kesetimbangan Air

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25