Tetapan Kesetimbangan Air Menghitung pH Larutan

163 kuat pula. Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dirumuskan sebagai berikut: HAaq ↔ H + aq + A - aq Untuk asam lemah HA, tetapan ionisasi asam Ka dinyatakan dengan, Di lain pihak, ionisasi basa lemah valensi satu dirumuskan sebagai berikut: LOHaq ↔ L + aq + OH - aq Untuk basa lemah LOH, tetapan ionisasi basa Kb dinyatakan dengan,

D. Tetapan Kesetimbangan Air

Air merupakan elektrolit lemah, sehingga dapat mengalami ionisasi dengan reaksi: H 2 Oaq + H 2 Ol ↔ H 3 O + aq + OH - aq dengan K = [H 3 O + ] [OH - ] Persamaan tersebut menunjukkan bahwa [H 3 O + ] dan [OH - ] dalam air murni pada suhu kamar 25 sama, yaitu 1,0 10 -7 M. Tetapan kesetimbangan untuk ionisasi air Kw dinyatakan dengan persamaan: Kw = [H 3 O + ] [OH - ] = 1,0 10 -14 . E. Konsep pH Untuk membedakan asam dan basa dalam suatu larutan, dapat ditentukan dengan konsentrasi ion hidrogen dan hidroksidanya. Pada suhu 25 o C, konsentrasi ion hidronium dan ion hidroksida adalah sama, yaitu 1 x 10 -7 M. Ion H + merupakan pembawa sifat asam, sehingga tingkat keasaman larutan tergantung pada konsentrasi ion H + dalam larutan. Semakin besar konsentrasi ion H + , semakin asam larutan tersebut. Konsentrasi ion H + dalam larutan sangat kecil, sehingga Sorensen mengusulkan konsep pH dalam menyatakan konsentrasi ion H + untuk menyederhanakan penulisan. Secara matematis, nilai pH dinyatakan dengan persamaan berikut: pH = - log [H + ] Bila dihubungkan dengan sifat asam, basa, dan netral, maka: pH = - log [H + ] = - log 10 -7 = 7 164 Pada rumus tetapan kesetimbangan air Kw, dapat dilihat bahwa pH dan pOH memiliki hubungan terbalik. Ketika nilai pH naik, maka nilai pOH akan turun, dan sebaliknya. Konsentrasi dari ion hidrogen dan ion hidroksida akan sama dengan 1 x 10 -14 , artinya jumlah pH dan pOH sama dengan 14. Istilah pH kemudian digunakan untuk menyatakan derajat keasaman suatu larutan. Digunakannya istilah keasaman karena penentuan sifat asam, basa, dan garam adalah ion H + , yang menunjukkan sifat asam larutan. Dengan demikian, disimpulkan bahwa: Larutan bersifat netral, bila pH = 7 Larutan bersifat asam, bila pH 7 Larutan bersifat basa, bila pH 7

F. Menghitung pH Larutan

Asam kuat akan mengion sempurna, sehingga pH-nya dapat diketahui dari konsentrasi asamnya. Sedangkan asam lemah tidak mengion sempurna, sehingga konsentrasi ion H + hanya dapat ditentukan jika konsentrasi asam, derajat ionisasi atau tetapan ionisasi asam Ka diketahui. Rumus perhitungannya adalah: Asam Kuat : [H + ] = M Valensi Asam Asam Lemah : [H + ] = atau [H + ] = M Ketika dua larutan asam, baik asam kuat maupun asam lemah dicampurkan cara mengetahui pH campuran asam-asam tersebut adalah: [H + ] campuran = Seperti halnya asam kuat, pH larutan basa kuat dapat ditentukan hanya dengan mengetahui konsentrasi basa. Sedangkan basa lemah ditentukan dengan mengetahui konsentrasi basa, derajat disosiasi atau tetapan ionisasi basa Kb diketahui. Rumus perhitungannya dinyatakan sebagai berikut: Basa Kuat : [OH - ] = M Valensi Basa Basa Lemah : [OH - ] = atau [OH - ] = M Ketika dua larutan basa, baik basa kuat maupun basa lemah dicampurkan cara mengetahui pH campuran basa-basa tersebut adalah: [OH - ] campuran = 165 Apabila asam kuat dicampur dengan basa kuat, pH campuran bergantung dari zat yang diperoleh setelah reaksi. Ada tiga kemungkinan yang terjadi, yaitu: 1. Jika sisa asam kuat, maka [H + ] campuran = 2. Jika sisa basa kuat, maka [OH - ] campuran = 3. Jika asam kuat dan basa kuat keduanya habis bereaksi, maka: pH campuran = pH air = 7

G. Reaksi Penetralan Asam Basa

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25