17 didik untuk memecahkan masalah yang diberikan pendidik melalui Lembar Kerja
Peserta Didik LKPD. Pemberian masalah tersebut bertujuan untuk merangsang keterampilan untuk berpikir tingkat tinggi dalam proses memecahkan masalah.
Melalui proses ini, peserta didik dapat lebih memahami terhadap materi yang diajarkan.
3. Model Learning Cycle 5E
Model Learning Cycle 5E merupakan model pembelajaran yang bersifat konstruktivistik. Berdasarkan pandangan konstruktivistik, belajar merupakan
proses pembentukan pengetahuan yang dilakukan peserta didik. Dalam proses ini, peserta didik harus berperan aktif dalam melakukan kegiatan, berpikir, menyusun
konsep, dan memberi makna tentang hal yang dipelajari Siregar Nara, 2014, h. 41. Pada awalnya model pembelajaran konstruktivistik terdiri atas 3 tahap, yaitu
eksplorasi exploration, pengenalan konsep concept introduction, dan penerapan konsep concept application. Namun, seiring dengan kemajuan di
dunia pendidikan, terjadi perkembangan model pembelajaran konstruktivistik yang awalnya terdiri dari 3 tahap menjadi 5 tahap, meliputi pembangkitan minat
engagement, eksplorasi exploration, penjelasan explanation, elaborasi elaboration, dan evaluasi evaluation. Kemudian kelima tahap tersebut disebut
sebagai model Learning Cycle 5E. Pada pembelajaran Learning Cycle 5E pendidik tidak mentransfer
pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu peserta didik untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan lebih memahami jalan pikiran peserta
18 didik dalam belajar. Kelima tahap Learning Cycle 5E dapat dijelaskan sebagai
berikut. a. Pembangkitan minat
Pada tahap ini, terjadi proses pembangkitan dan pengembangan minat serta rasa keingintahuan peserta didik yang dilakukan oleh pendidik. Pendidik
dapat mengajukan pertanyaan mengenai proses faktual dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.
Jawaban yang diberikan peserta didik atas pertanyaan ini dapat dijadikan acuan dalam menentukan pengetahuan awal peserta didik. Selanjutnya
pendidik dapat memberikan hubungan antara pengalaman keseharian tersebut dengan materi yang akan dibahas.
b. Eksplorasi Tahap ini diawali dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5
peserta didik untuk berdiskusi dan bekerjasama. Dalam kelompok ini, pendidik mendorong peserta didik untuk menguji hipotesis atau membuat
hipotesis, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide dalam proses diskusi kelompok. Pada tahap ini pendidik hanya berperan sebagai motivator dan
fasilitator. c. Penjelasan
Pada tahap ini, pendidik mendorong peserta didik untuk menjelaskan konsep yang telah disusun dengan kalimatnya sendiri dan disertai bukti, serta saling
mendengarkan penjelasan antar peserta didik atau pendidik dengan kritis.
19 Selanjutnya, pendidik dapat memberikan penjelasan konsep dengan berpijak
pada penjelasan peserta didik. d. Elaborasi
Tahap ini memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar secara bermakna dengan menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari
dalam situasi baru. Hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik akan meningkat apabila pendidik merancang dengan baik situasi ini.
e. Evaluasi Pada tahap terakhir, pendidik mengamati pemahaman peserta didik tentang
konsep baru yang diterapkan dan mengevaluasi mengenai penerapan proses pembelajaran apakah berjalan baik, cukup baik ataukah masih kurang.
Berdasarkan tahapan seperti yang telah dipaparkan di atas, diharapkan peserta didik dapat berperan aktif untuk menggali, menganalisis, mengevaluasi
pemahamannya terhadap konsep yang dipelajari dan tidak hanya mendengarkan keterangan dari pendidik saja. Salah satu karakteristik dari model pembelajaran
ini adalah pendidik tidak memberi petunjuk langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik pada waktu akan melakukan eksperimen terhadap suatu
permasalahan. Pendidik berperan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menuntun peserta didik pada hal yang akan dilakukan dan alasan
merencanakan atau memutuskan perlakuan yang demikian. Oleh karena itu, kemampuan analisis, evaluatif, dan argumentatif peserta didik dapat berkembang
dan meningkat secara signifikan Wena, 2010.
20
4. Higher Order Thinking Skills