92
pasien yang mendampingi maka keluarganya juga akan diberi pengetahuan tentang obat tersebut.
“Kalau ada perubahan terapi, obat bawaan yang diteruskan atau dihentikan pa
sti diberitahukan ke pasien,” INF 1
―Kesulitannya kalau ada pasien yang susah diajak ngobrol terus keluarganya tidak ada,
‖ AP Secara umum proses rekonsiliasi obat di RS X sudah berjalan baik
yaitu dengan membandingkan setiap catatan riwayat penggunaan obat pasien. Namun, keseulitan yang sering ditemukan apoteker
adalah ketika catatan rekam medis tidak lengkap dan belum ada dokter penanggungjawab untuk pasien yang baru saja masuk atau
dipindah dari rumah sakit lain.
5.2.3 Gambaran Pelayanan Informasi Obat di RS X
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat PIO yang dilakukan di RS X meliputi menjawab setiap pertanyaan pasien terkait obat,
pemberian informasi obat pada pasien pulang untuk rawat inap, penjelasan informasi obat pada pasien rawat jalan saat peyerahan
obat, pembuatan leaflet, dan pembuatan buku saku fomalium. Berdasarkan hasil wawancara bagian farmasi RS X selalu
memberikan jawaban terkait obat yang ditanyakan oleh pasien, baik rawat jalan maupun rawat inap.
93
“Kalau ada pasien atau keluarga pasien yang bertanya terkait obat atau penggunaannya, biasanya perawat di ruangan akan
mengontak kami, lalu dari sini apoteker akan ke ruangan untuk memberika
n penjelasan,” RN 1 “Setiap pasien diberi penjelasan tentang obat saat melakukan
penyerahan, jika memang ada yang ingin ditanyakan di luar itu kami juga akan menjawab,” RJ 1
“Kalau yang sudah di rumah ingin bertanya juga bisa melalui telepon langsung menghubu
ngi kami,” INF 1 Sedangkan media informasi tentang obat yang ada di RS X
baru berupa leaflet saja. Belum ada terbitan berupa buletin, poster, maupun newsletter. Biasanya leaflet tersebut ditaruh di outlet-outlet
farmasi. Berdasarkan hasil observasi, penyediaan informasi ini baru disediakan di depo farmasi rawat jalan 1 atau utama. Namun, pada
hari berikutnya ketika diadakan lagi observasi leaflet tersebut habis dan kosong tak terisi lagi di outlet.
“Kami taruh di depo-depo farmasi, baru leaflet saja, yang lain gak punya,” INF 1
“Baru ada di outlet depan outlet 1, karena depo yang ini kan baru jadi belum ada temp
at untuk menyimpannya” RJ 1 Informasi obat di RS X juga terseda bagi tim farmasi dan
terapi. RS X menerbitkan formalium yang diperbaharui selama 2
94
tahun sekali. Dalam formalium tersebut tercantum semua jenis obat yang ada dan dipaki oleh RS X. Jika ada tambahan maka akan
dibuat lagi lembar tambahan pelengkap formalium. “Kalau untuk apoteker, TTK, itu kami ada formalium yang
dibuat dua tahun sekali,” INF 1 “Kita diberi formalium kalau terkait dengan obat yang
digunakan utuk terapi pada pasien,” RJ 1
“Terkait obat masing-masing apoteker memegang formaliumnya,” AP
Di RS X ada pula kegiatan PIO yang dilakukan rutin yaitu pemberian informasi kepada pasien rawat inap yang akan pulang.
Berdasarkan hasil observasi bagian depo farmasi rawat inap akan dihubungi oleh perawat di ruangan jika akan ada pasien pulang.
Setelah menerima laporan tersebut, apoteker yang sedang bertugas kemudia menyiapkan berkas pasien tersebut dan melihat riwayat
terapi obatnya. Apoteker kemudian menyiapkan obat-obat yang harus dibawa oleh pasien. Selain itu, apoteker juga menuliskan
informasi terkait obat yang digunakan pasien di rumah pada formulir PIO.
Jika sudah selesai disiapkan maka apoteker akan ke ruangan sebelum pasien pulang. Apoteker langsung menjelaskan kepada
95
pasien terkait obat yang harus digunakan di rumah. Tak hanya pada pasein, apoteker juga memberikan informasi kepada keluarga pasien.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, apoteker dapat menyampaikan dengan baik terkait terapi obat yang diberikan.
Namun, berdasarkan hasil wawancara apoteker mengaku kendala yang dialami selama PIO adalah jika pasien tidak bisa diajak bicara
dan sulit mengerti. “Kalau informasi pasti diberikan tapi kami kadang kesulitan
kalau pasien sulit diajak bicara, biasanya nunggu keluarganya,” RN 1
“Pasien kan beda-beda ya, susah kalau dia ga bisa diajak bicara kita ga tau dia paham apa ngga, tapi kalau ada
keluargany a yang paham ya gak apa apa,” AP
Secara umum PIO yang dilakukan di RS X belum maksimal hal ini dikarenakan waktu PIO yang hanya dilakukan pada saat pasien akan
pulang dan penyerahan obat yang waktunya terbatas. Pasien yang mengantre mengambil obat biasanya banyak, sehingga PIO di rawat jalan
hanya bisa dilakukan sebentar. Selain itu, ruang PIO yang belum tersedia juga belum adanya PIO berkala yang dilakukan bersama seluruh tenaga
kesehatan. Apoteker juga sering menemukan kendala PIO ketika pasien di
rawat inap tidak didampingi oleh keluarganya dan sulit diajak bicara. Hal
96
ini yang menyebabkan sulit mengukur kepahaman pasien dengan keadaan seperti itu.
5.2.4 Gambaran Konseling di RS X