Pelayanan di Rawat Inap

78 d. Aturan, cara, dan teknik penggunaan 3. Persyaratan klinis a. Ketepatan dosis dan penggunaan obat b. Duplikasi pengobatan c. Alergi, interaksi, dan efek samping obat d. Kontraindikasi e. Kondisi khusus lainnya Sedangkan untuk alur proses pelayanan resep akan diulas satu per satu sebagai berikut:

1. Pelayanan di Rawat Inap

Proses pelayanan resep panat unit rawat inap telah menggunakan sistem Unit Dose Dispensing UDD kecuali untuk di ruang perawatan anak dan perawatan kebidanan. Hal ini dikarenakan pada dua ruangan tersebut banyak resep berupa obat racikan dan injeksi sehingga agak repot jika menggunakan sistem UDD. ―Kalau untuk kedua ruangan itu ya kami masih kerepotan kalau UDD karena banyak obat racikan, lagi pula waktu pasien pulangnya lebih cepat dari ruangan lain biasanya, ‖ INF 1 “Iya semua sudah UDD, florstock di ruangan hanya untuk obat-obat emergency. Kaya ini semua dikasih obat per hari untuk pasien terus untuk cairan juga begitu dari ruangan 79 kasih kebutuhan kita berapa cairan atau alat kesehatan yang dibutuhkan hari itu,” AP Proses UDD dilakukan oleh Tenaga Teknis Kefarmasian TTK. Setiap TTK dalam setiap shift sudah diberi tanggung jawab ruangan masing-masing. Pada awalnya, resep diterima oleh petugas dari setiap ruangan, kemudian dibaca dan dilakukan entry. Jika, obat yang diberikan lebih dari lima jenis obat maka dilakukan pengecekan interaksi obat oleh apoteker. Setelah itu obat dikemas dan disiapkan. Obat dikemas menggunakan plastik klip warna-warni. Setiap warna menunjukan waku minum obat yang berbeda. Di antaranya warna merah untuk diminum pagi hari, warna hijau ntuk siang, warna putih untuk siang di bawah pukul 18.00 WIB sebelum makan dan setelah makan, lalu yang terakhir warna biru untuk diminum di atas pukul 18.00 WIB. Selain di entry untuk tagihan dan dokumentasi. Resep juga ditulis oleh TTK pada file khusus. File tersebut tersedia untuk masing-masing pasien. Setelah semua proses tersebut selesai, kemudian dilakukan pengcekan oleh apoteker. Barulah obat diantar ke ruangan oleh petugas UDD. Petugas yang menyiapkan dan mengantar obat seharusnya berbeda agar dapat ada pengecekan silang antar petugas. Namun, berdasarkan hasil observasi ada ruangan yang disiapkan dan diantarkan oleh petugas yang sama. Hal 80 ini disebabkan banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan TTK dan apoteker saat itu. “Jadi yang mengantar dan menyiapkan itu berbeda agar bisa saling cek,” INF 1 ―Iya, di sini memang sudah ada tugasnya masing-masing untuk UDD, tapi semuanya juga saling membantu kalau ada temannya yang sedang kerepotan, ‖ AP “Kalau semua sudah dicek kita langsung antar ke ruangan, ya di sini kerjanya mobile pokoknya kalau yang lagi kosong saling bantu, tapi yang paling utama selesaika dulu pekerjaan UDD ke ruang annya, baru bantu yang lain,” RN 2 Setelah itu petugas ke ruangan sambil membawa obat dan file riwayat obat pasien. Di ruangan petugas UDD kemudian mencocokan catatan mereka dengan catatan perawat atau disebut form implementasi keperawatan dan penggunaan obat pasien. Selain itu, petugas UDD juga menulis permintaan perawat terkait obat yang ada di dalam file perawat. Ia juga mengecek apakah ada obat yang harus ditambah dan dihentikan sesuai perintah dokter. Petugas UDD akan melakukan konfirmasi kepada perawat jika ada catatan yang berbeda. Berdasarkan hasil observasi, komunikasi petugas UDD dan perawat berjalan dengan baik. 81 Mereka dapat bekerjasama ketika sedang dilakukan proses UDD. TTK dengan aktif menanyakan hal yang terlihat tak jelas dalam catatan perawat. Selesai mengecek, petugas UDD kemudian menyimpan obat-obat itu di dalam kotak obat pasien yang sudah tersedia di ruangan. Kotak tersebut sudah diberi label nama masing-masing pasien, sehingga nantinya perawat tinggal mengambil obat dari kotak tersebut dan memberikannya pada pasien. Sembari menyimpan obat, petugas juga melakukan pemeriksaan apakah ada obat yang tersisa atau tidak, jika ada, petugas akan mengambil obat yang tersisa itu. Obat sisa biasanya merupakan obat pasien yang sudah pulang dan tak terapinya telah dihentikan oleh dokter. “Petugas UDD nanti yang akan melakukan serahan obat ke ruangan, sekaian cek terapi obatnya dari file perawat sama file dari farmasi dicocokan” INF i “Petugas juga nanti mengecek apakah ada obat sisa atau tambahan da ri file yang ada di perawat,” AP “Iya kaya gini saya cocokan, kalau obat sisa biasanya itu pasiennya sudah pulang atau beli sendiri nanti disimpan di sini oleh perawat,” RN 2 82 Proses UDD ini dibagi menjadi pagi dan sore. Hal ini dikarenakan kurangnya petugas sehingga untuk menyiasatinya proses UDD dibagi dua. Pada pagi hari UDD dilakukan di ruangan kelas 1 dan 2 untuk laki-laki dan perempuan, lalu ruangan kelas 3 untuk perempuan. Sedangkan, UDD sore dilakukan untuk ruang kelas 3 laki-laki, ruang utama, dan ruang VIP. Sedangkan untuk obat berupa cairan, biasanya dilakukan amprahan oleh perawat. Amprahan artinya perawat mencatat kebutuhan cairn setiap pasien lalu diminta ke bagian farmasi untuk disiapkan setiap harinya. Cairan kemudian akan diantar oleh petugas UDD. Berdasarkan hasil observasi dalam proses peresepan, petugas mengaku sering menerima resep yang tidak lengkap dan tidak jelas. Bila hal ini terjadi, maka petugas akan bertanya kepada sesama temannya, jika tidak ada yang tahu baru dilakukan kofirmasi kembali kepada dokter yang menulis resep. ‖Ya, setiap hari ada aja resep gak jelas, kita lakukan langsung konfimasi ke dokter yang bersangkutan, kadang kendalanya juga suka ada miskom sama petugas di ruangan ‖ AP “Biasanya sih saya ngeceknya tanya dulu sama teman, kalau gak ada yang tahu juga langsung telfon dokter,” RN 2 83 “Langsung konfirmasi dengan dokter, tapi kadang bisa terkendala oleh perangkat yang tak berfungsi, misalnya telfon yang tak berfungsi sehingga dokter tak bisa dihubungi,” INF 1

2. Pelayanan di Rawat Jalan