96
ini yang menyebabkan sulit mengukur kepahaman pasien dengan keadaan seperti itu.
5.2.4 Gambaran Konseling di RS X
Konseling obat merupakan aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi obat dari apoteker kepada pasien. Berdasarkan
hasil wawancara di RS X konseling belum dilakukan secara rutin. Konseling hanya akan dilakukan jika ada permintaan dari pasien atau
tenaga medis lain. RS X sebenarnya memiliki pasien-pasien kondisi khusus
seperti gangguan ginjal dan ibu hamil serta menyusui. RS X juga memiliki klinik diabetes yang bisa mendapat konseling. Namun,
konseling khusus bagi pasien-pasien ini pun hanya dilakukan jika ada permintaan. Hal ini dikarenakan SDM dan sarana yang belum
cukup memadai. “Kalau konseling kuta belum ada ya, baru by request saja,”
INF 1 “Konseling, di sini gak dilakukan sih,” RN 1
Konseling di RS X belum dilakukan. Hal ini dikarenakan kekurangan SDM dan ruangan yang tak tersedia. Apoteker hanya akan
memberikan konseling bila dipanggil ke ruangan. Padahal, di RS X memiliki pasien dengan obat jangka waktu panjang dan kompleks
97
sehingga akan lebih baik penggunaan obatnya jika didampingi dengan konseling.
5.2.5 Gambaran Visite di RS X
Visite merupakan kegiatan kujungan ke pasien rawat inap oleh apoteker mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan. Di RS X
kegiatan visite belum ada jadwal rutin, hanya saja setiap apoteker diberi tanggung jawab satu ruangan untuk setiap hari memeriksa
kondisi terapi obat pasien. Namun, visite secara keseluruhan untuk informasi obat ke pasien, dokter, serta profesional kesehatan lainnya
belum dilakukan. Visite kerjasama dengan tim tenaga kesehatan juga belum dilakukan karena belum adanya kerjasama antar seluruh
tenaga kesehatan. “Setiap apoteker ada tanggung jawab ruangannya, dia yang
mantau tapi kalau visite per pasien atau dengan tenaga kesehatan lain belum ada,” INF 1
\ “Visite sih kita belum ada ya, belum maksimal lah,” RN 1
“Jadi ya paling memang jika ada yang membutuhkan informasi terkait obat kami siap di sini atau nanti dipanggil
ke ruangan. Karena memang belum ada pematauan atau vist bersama dengan dokter, perawat atau gizi, belum ada.
Sisanya apoteker memberikan informasi obat pada pasien
98
pulang dan pemantauan sekali sehari, sesuai ruangan yang sudah dibagi,
‖ AP Visite juga belum dilakukan di RS X. Apoteker memang
memiliki tanggung jawab ruangan. Namun, visite sendiri belum dilakukan maksimal. Apalagi visite bersama tenaga kesehatan lain
tidak bisa dilakukan karena SDM yang kurang dan waktu antar- petugas yang juga akan sulit untuk disamakan.
5.2.6 Gambaran Pemantauan Terapi Obat di RS X