84
“Pokoknya dalam 20 menit obat harus diserahkan ke pasien, paling yang lama itu waktu diserahkan, kadang ada pasien
yang harus dipanggil berul ang kali kalau sedang ramai,” RJ
2 Setelah selesai disiapkan dan diperiksa oleh apoteker, obat
kemudian diberikan kepada pasien. Pada proses pemberian obat dilakukan pula penjelasan terkait dosis dan penggunaan obat. Pada
proses penyerahan diusahakan dilakukan oleh apoteker, namun, berdasarkan hasil observasi di RS X jika sedang ramai, penyerahan
dan pemberian informasi obat juga bisa dilakukan oleh TTK demi mengefisienkan waktu.
Sedangkan, rata-rata kegiatan paling padat dan banyak dilakukan adalah saat penyerahan obat. TTK atau apoteker juga
memanggil pasien manual tanpa pengeras suara sehingga terkadang ada pasien yang harus dipanggil berulang kali karena berisik dan
suara memanggil tidak jelas.
3. Kelengkapan resep
Kelengkapan resep di RS X dilihat dari sample yang diambil sebanyak 295 resep. Sebelumnya penulis telah melakukan
observasi terhadap pengkajian dan pelayanan resep. Kemudian menentukan sample dari resep yang diterima pada 10 Januari 2017.
Berikut gambaran secara umum kelengkapan resep di RS X
85
Tabel 3.4 Kelengkapan Administrasi Resep RS X
Persyaratan administrasi Kelengkapan
Jumlah Presentase
1. Nama pasien 294
99.66
2. Umur pasien 199
67.46
3. Jenis kelamin
287 97.29
4. Berat badan 70
23.73
5. Tinggi badan 76
25.94
6. Nama dokter 254
86.10
7. Nomor izin 230
77.97
8. Alamat
295 100
9. Paraf dokter 186
67.80
10. Tanggal resep 210
71.19
11. Ruangunit asal
resep
199 67.46
Rata-rata 71.33
Dari hasil analisis pada 295 sample resep maka didapatkan hasil seperti di atas. Secara umum persyaratan adimistrasi resep di
RS X sudah cukup. Untuk alamat semuanya terdapat alamat karena yang dianalisis adalah resep dalam RS X sehingga alamat sudah
ada dalam form resep. Dari 295 sampel hanya ada satu sampel yang nama pasiennya tertulis ―pasien‖ sehingga resep ini dihitung
tak memiliki nama pasien. Jenis kelamin dalam resep ditulis oleh dokter dengan keterangan ―Ny‖, ―Nn‖, atau ―Tn‖. Rata-rata yang
tak memiliki keterangan itu adalah pasien anak-anak. Sedangkan untuk nama dokter dan nomor izin dokter biasanya tertera dari
stempel yang diberikan dokter pada resep.
86
Keterangan tinggi badan dan berat badan pasien paling rendah yaitu 25,94 dan 23,73. Berdasarkan hasil analisis resep
yang menggunakan keterangan tinggi badan dan berat badan hanya untuk pasien anak-anak.
Selain itu jumlah resep yang lengkap memuat umur pasien hanya 67,46, paraf dokter 67,80, tanggal resep 71,19, dan
asal ruangan juga hanya menunjukan 67,46. Dari hasil analisis resep yang memuat umur pasien hanya pada pasien dengan umur
tua dan anak-anak. Sedangkan tanggal resep dan asal ruangan banyak yang luput dan tidak diisi terutama pada resep rawat jalan.
Tabel 5.5 Kelengkapan Farmasetik Resep RS X
Persyaratan Farmasetik Jumlah
Presentase
1. Nama obat 295
100
2. Bentuk obat 266
90.17
3. Kekuatan sediaan 265
89.83
4. Dosis 293
99.32
5. Stabilitas -
-
6. Jumlah obat 292
98.98
7. Aturan dan
cara penggunaan
256 86.78
Rata-rata
81
Sedangkan untuk persyaratan farmasetik resep sudah baik karena kelengkapan rata-rata di atas 80 meski yang diharapkan
adalah 100. Dokter di RS X kebanyakan sudah menulis dengan lengkap terkait terapi yang harus diberikan kepada pasien. Semua
87
dokter telah menulis nama obat, terlepas dari jelas atau tidaknya tulisan. Sedangkan, pada persyaratan bentuk obat sirup, tablet, atau
puyer lengkap sebesar 90.17, kekuatan sediaan 89,83, dosis hanya ada dua obat yang taj tertera sehingga kelengkapannya
99,32, jumlah obat 98,98, dan aturan serta cara penggunaan hanya sebesar 87,78, sebenarnya dalam semua resep sudah ada
persyaratan tersebut hanya terkadang dokter luput menuliskannya pada beberapa jenis obat, misalnya di dalam resep ada 5 jenis obat,
lalu ada satu obat yang tak tertulis aturan atau cara penggunaannya. Sedangkan untuk stabilitas obat memang tidak dibubuhkan
dalam resep. Stabilitas obat sudah menjadi hal yang umum dan diketahui oleh dokter dan apoteker RS X. Masing-masing apoteker
RS X telah memiliki catatan tersendiri terkait stabilitas obat. Tabel 5.6 Kelengkapan Persyaratan Klinis Resep RS X
Berdasarkan sampel yang diambil kelengkapan persyaratan klinis pada resep di RS X masih kurang. Pencantuman reaksi alergi
Persyaratan klinis Jumlah
Presentase
1. Indikasi 139
47.12
2. Duplikasi pengobatan -
-
3. Kontraindikasi -
-
4. Waktu penggunaan
289 97.97
5. Alergi dan
Reaksi Obat
yang Tidak
Dikehendaki ROTD
80 27.12
Rata-rata 34.44
88
hanya sebesar 27.12, padahal sudah ada kolom dalam form resep yang harus diisi oleh dokter terkait ada atau tidaknya alergi pada
pasien. Sedangkan untuk indikasi hanya sebesar 47,12. Hanya waktu penggunaan yang jumlahnya di atas 90 yakni 97.97.
Sedangkan untuk
duplikasi pengobatan
diberikan keterangan oleh apoteker ketika terjadi duplikasi obat sehingga
nantinya resep akan dikaji lagi dan dikonfirmasi ulang kepada dokter. Lalu, keterangan indikasi dan kontraindikasi sebenarnya
dijelaskan oleh apoteker saat melakukan penyerahan obat. Pada form resep juga telah terdapat daftar keterangan atau informasi obat
apa saja yang sudah diberikan dan diterima pasien termasuk indikasi dan kontraindikasi obat. Namun, masih ada daftar
keterangan yang tidak diisi tetapi ditandatangan oleh pasien, sehingga hal ini bias dan sulit diukur apakah benar pasien sudah
mendapatkan informasi terkait obat atau tidak. Berdasarkan hasil wawancara apoteker dan petugas TTK
memberi keterangan bahwa mereka selalu memberikan informasi terkait obat yang digunakan kepada pasien baik rawat jalan maupun
rawat inap. “Petugas wajib memberikan keterangan terkait obat saat
penyerahan obat pada pasien,” INF 1 “Kalau untuk informasi obat kita beritahu cara penggunaan,
waktunya, dosisnya, indikasi, kontraindikasinya juga,” AP
89
“Setelah dikemas dan akan diserahkan pasien pasti diberi dulu penjelasan terkait obat termasuk indikasi dan
kontraindikasinya juga,” RJ 1 Secara umum berdasakan hasil observasi pengkajian dan
pelayanan resep di RS X baik di rawat inap maupun rawat jalan petugasnya mengaku bahwa sering kesulitan dalam membaca resep
dokter. Banyak resep yang tidak jelas penulisannya. Meski lengkap tetapi tidak jelas instruksinya.
“Setiap hari ada aja yang kurang jelas kalau resep,” RJ 2 “Ada sih pasti yang tidak jelas, ya kita langsung telfon
dokternya atau perawatnya juga kan nyatet,” RN 2
Permasalahan yang terjadi pada proses pengkajian dan pelayana resep adalah selalu ditemukan resep yang tak terbaca dengan jelas.
Selain itu, pada persyaratan administrsi resep pun tak ada satu pun resep yang lengkap sesuai dengan sayarat yang ada pada PMK no.
58 tahun 2014.
5.2.2 Gambaran Rekonsiliasi Obat di RS X