114
melakukan konfirmasi dengan mudah jika ada ketidakjelasan dengan menelepon nomor ruangan atau langsung pada dokter. Di RS X pun
kode  nomor  telepon  dokter  sudah  diatur  dengan  mudah  dan semuanya  tersambung  ke  pusat  informasi  sehingga  harusnya  RS  X
melakukan konfirmasi dengan mudah.
2. Kelengkapan  Persyaratan Farmasetik
Sedangkan  untuk  persyaratan  farmasetik  resep  sudah  baik karena  kelengkapan  rata-rata  di  atas  80  meski  yang  diharapkan
adalah  100.  Dokter  di  RS  X  kebanyakan  sudah  menulis  dengan lengkap  terkait  terapi  yang  harus  diberikan  kepada  pasien.  Semua
dokter  telah  menulis  nama  obat,  terlepas  dari  jelas  atau  tidaknya tulisan.  Sedangkan,  pada  persyaratan  bentuk  obat  sirup,  tablet,  atau
puyer  lengkap  sebesar  90.17,  kekuatan  sediaan  89,83,  dosis hanya  ada  dua  obat  yang  taj  tertera  sehingga  kelengkapannya
99,32,  jumlah  obat  98,98,  dan  aturan  serta  cara  penggunaan hanya sebesar 87,78.
Tidak  adanya  bentuk  sediaan  obat  ini  merugikan  pasien karena  pemilihan  bentuk  sedian  disesuaikan  dengan  kondisi  tubuh
pasien.  Selain  itu  konsentrasi  atau  kekuatan  obat  yangtak  tercantum juga bisa berbahaya karena berpengaruh pada hasil terapi  yang akan
dijalani, jika konsentrasi obat lebih kecil dari kebutuhan maka terapi yang  dijalani  tidak  tercapai,  namun  jika  dosis  obat  yang  diberikan
115
lebih  tinggi  maka  sangat  berbahaya  bahkan  bisa  menimbulkan kematian karena kesalahan pemberian Susanti, 2013.
Sedangkan  menurut  WHO  kekuatan  obat  menunjukkan berapa miligram setiap tablet, supositoria, atau mililiter cairan harus
mengandung  zat  tertentu.  Singkatan  yang  diterima  secara internasional  adalah  g  untuk  gram,  ml  untuk  mililiter.  Penulisan
angka  desimal  harus  dihindari,  jika  perlu,  menulis  kata-kata  penuh untuk menghindari kesalahpahaman. Misalnya, menulis Levotiroksin
50  mikrogram,  bukan  0.050  miligram  atau  50  ug.  Tulisan  tangan resep yang buruk dapat menyebabkan kesalahan WHO, 1994.
Sedangkan untuk stabilitas obat memang tidak banyak diteliti pada penelitian kelengkapan resep sebelumnya. Dalam buku panduan
WHO pun tak disebutkan adanya stabilitas obat dalam resep, namun perlu  diketahui  oleh  apoteker  dan  dokter  demi  memberikan  terapi
yang tepat untuk pasien.
3. Kelengkapan Persyaratan Klinis