25
c. Menyediakan informasi bagi tim farmasi dan terapi sehubungan dengan
penyusunan formularium rumah sakit; d.
Bersama dengan tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit PKRS melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap;
e. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga
kesehatan lainnya; dan f.
Melakukan penelitian.
2.1.5 Konseling
Konseling berasal dari kata counsel yang artinya memberikan saran, melakukan diskusi dan pertukaran pendapat. Konseling adalah suatu kegiatan
bertemu dan berdiskusinya seseorang yang membutuhkan klien dan seseorang yang memberikan konselor dukungan dan dorongan sedemikian
rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam pemecahan masalah. Konseling pasien merupakan bagian tidak terpisahkan
dan elemen kunci dari pelayanan kefarmasian, karena Apoteker sekarang ini tidak hanya melakukan kegiatan compounding dan dispensing saja, tetapi juga
harus berinteraksi dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya dimana dijelaskan dalam konsep Pharmaceutical Care. Dapat disimpulkan bahwa
pelayanan konseling pasien adalah suatu pelayanan farmasi yang mempunyai tanggung jawab etikal serta medikasi legal untuk memberikan informasi dan
edukasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan obat Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2007.
26
Apoteker harus berpartisipasi dalam konseling pasien. Apoteker harus membantu untuk memastikan bahwa semua pasien diberikan informasi yang
memadai tentang obat yang mereka terima untuk membantu pasien berpartisipasi dalam keputusan perawatan kesehatan mereka sendiri dan
mendorong kepatuhan terhadap pengobatan. Kegiatan konseling pasien harus dikoordinasikan dengan keperawatan, medis, dan staf klinis lainnya yang
diperlukan. Materi terkait obat yang dikembangkan oleh layanan lain dan departemen serta sumber komersial harus ditinjau oleh staf farmasi ASHP,
2013. Konseling obat dalam PMK No.58 Tahun 2014 adalah suatu aktivitas
pemberian nasihat atau saran terkait terapi obat dari apoteker konselor kepada pasien danatau keluarganya. Konseling untuk pasien rawat jalan
maupun rawat inap di semua fasilitas kesehatan dapat dilakukan atas inisitatif apoteker, rujukan dokter, keinginan pasien atau keluarganya. Pemberian
konseling yang efektif memerlukan kepercayaan pasien danatau keluarga terhadap apoteker.
Pemberian konseling obat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan risiko reaksi obat yang tidak dikehendaki ROTD, dan
meningkatkan cost-effectiveness yang pada akhirnya meningkatkan keamanan penggunaan obat bagi pasien patient safety.
Secara khusus konseling obat ditujukan untuk: a. Meningkatkan hubungan kepercayaan antara apoteker dan pasien;
27
b. Menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien; c. Membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan obat;
d. Membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan penggunaan obat dengan penyakitnya;
e. Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan; f. Mencegah atau meminimalkan masalah terkait obat;
g. Meningkatkan kemampuan pasien memecahkan masalahnya dalam hal terapi;
h. Mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan; dan i. Membimbing dan mendidik pasien dalam penggunaan obat sehingga
dapat mencapai tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu pengobatan pasien.
Dalam PMK No.58 Tahun 2014 pun diatur mengenai kriteria pasien
yang harus diberikan konseling, di antaranya adalah pasien kondisi khusus pediatri, geriatri, gangguan fungsi ginjal, ibu hamil dan menyusui, pasien
dengan terapi jangka panjangpenyakit kronis TB, DM, epilepsi, dan lain- lain, pasien yang menggunakan obat-obatan dengan instruksi khusus
penggunaan kortiksteroid dengan tappering downoff, pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit digoksin, phenytoin, pasien
yang menggunakan banyak obat polifarmasi.
28
2.1.6 Visite