dapat digunakan dalam situasi resmi maupun tidak resmi. Berikut contoh 55 dan 56 menunjukkan penggunaan kata sapaan Yemmi;
55 Yemmi, nga’a ba ne loddo nena?
„Kalian sudah makan, siang ini?
56 Daiki urra ne podo’u mi Yemmi?
„Apakah tidak turun hujan ditempat kalian?
Tabel 4. Sapaan Berdasarkan Kata Ganti. No
Kata ganti Kata sapaan
1 Kata ganti orang kedua tunggal
Wou Oda
Ole 2
Kata ganti orang kedua jamak Yemmi
2.6 Kata Sapaan Berdasarkan Status Sosial
Kata sapaan dalam bahasa Weejewa Kabupaten Sumba Barat Daya dibedakan juga jenisnya berdasarkan status sosial. Walaupun peenggunaannya
sudah jarang, masyarakat di kabupaten Sumba barat Daya masih memperhatikan perbedaan status, atau perbedaan kedudukan dalam masyarakat. Masyarakat
Sumba Barat Daya menghormati status sosial yang lebih tinggi daripada lawan bicara. Beberapa bentuk sapaan dalam bahasa Weejewa berdasarkan status sosial
antara lain : Nyora, Maromba, tokko, rato, dawa, Kata Sapaan Nyora yang berarti
„Nyonya‟ digunakan oleh penyapa pria dan wanita untuk menyapa wanita dewasa yang memiliki status sosial tinggi
dalam suatu masyarakat. Selain itu juga digunakan untuk menyebut orang yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki usaha tertentu atau kekayaan. Sapaan ini digunakan dalam situasi resmi dan tidak resmi dan dalam hubungan tidak akrab. Berikut merupakan contoh
pemakaian sapaan Nyora. 57
Nyora, ge kako niamu? Mai kaku antargu ‘Nyonya, mau ke mana? Ayo saya antar‟
Kata sapaan Maromba secara harafia berarti „Tuan‟. Kata sapaan
Maromba merupakan sapaan yang hanya digunakan untuk menyapa seorang Pastor atau Romo. Kata sapaan ini digunakan dalam situasi resmi dan tidak resmi
dan dalam hubungan akrab maupun tidak akrab. Berikut merupakan contoh pemakaian sapaan Maromba kepada seorang PastorRomo.
58 Maromba, jadi we pimpin misa ne wano danagu ba malam
paskah? „Romo, apakah jadi memimpin misa malam paskah di kampung
saya?
Kata sapaan Tokko dan Rato secara harafiah berarti „raja‟. Namun,
Penggunaan kata sapaan Tokko dan Rato berbeda. Sapaan Tokko digunakan oleh penyapa pria dan wanita untuk menyapa kepala adat sedangkan sapaan Rato
merupakan sapaan yang digunakan untuk menyapa seorang raja. Sapaan ini digunakan dalam situasi resmi dan tidak resmi dan dalam hubungan akrab maupun
tidak akrab. Berikut contoh dan penjelasannya. 59
Tokko, tua ne Marapu appa we a salah kana mate kua ne pare „Raja, tanyakan ke Marapu apakah ada yang salah sehingga padi
di sawah mati‟