2.4 Sapaan Dengan Menyebut Nama
Sistem sapaan yang dengan menyebut nama dalam bahasa Weejewa di kabupaten Sumba Barat Daya dapat dikelompokkan menjadi sistem sapaan
dengan menyebut nama diri dan sistem sapaan dengan menyebut nama anak pertama atau anak terakhir.
2.4.1 Sapaan dengan Menyebut Nama Panggilan
Nama diri adalah nama yang dipakai dengan menyebutkan nama seseorang KBBI, 1995: 681. Sapaan nama diri merupakan nama yang diperoleh seseorang
ketika lahir. Nama diri merupakan bentuk sapaan yang dipakai untuk mengetahui identitas seseorang, misalnya Gusti, Ratna, Sinta dan lain-lain. Sapaan nama diri
dapat berupa nama diri tanpa diikuti bentuk lain dan nama diri yang yang dikombinasikan atau disertai sapaan lain. Bentuk sapaan dengan menyebut nama
diri sangat dipengaruhi oleh pola hubungan antara penyapa dengan pesapa. Pemakaian bentuk sapaan nama diri sering digunakan oleh penutur yang memiliki
usia sebaya dengan mitra tutur dan penutur yang usianya lebih tua dari mitra tutur atau orang yang disapa. Selain itu, penggunaan kata sapaan nama diri ditemukan
dalam situasi tidak resmi, memiliki hubungan yang akrab dan biasanya sudah lama saling mengenal.
Dalam peneltian ini, kata sapaan dengan menyebut nama diri terbagi menjadi dua bagian, yaitu penggunaan sapaan dengan nama panggilan lengkap
dan penggunaan sapaan dengan nama panggilan penggal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.4.1.1 Sapaan dengan Menyebut Nama Panggilan Lengkap
Pada sapaan ini, nama seseorang disebut dengan utuh atau lengkap. Contoh kalimat berikut ini menunjukkan bagaimana penggunaan kata sapaan
dengan menyebut nama panggilan secara lengkap. 46
Tina, keketa kalambe ammi ba urra „Tina, angkat jemurannya karena akan turun hujan‟
2.4.1.2 Sapaan Dengan Menyebut Nama Panggilan Penggal
Pada sapaan ini nama seseorang akan disingkat atau terjadi pemenggalan. Contoh kalimat berikut ini menunjukkan bagaimana penggunaan kata sapaan
dengan menyebut nama panggilan penggal. 47
Tinus, ne riti kako woi belli ga roko igha „Tinus, ini uang. Pergi belikan ayah sebatang rokok‟
48 Ce, ne pi’a wai danamu na duwa ba?
„Ce, apakah lukamu di kaki sudah sembuh?‟
Sapaan nama diri yang dipakai dalam contoh 47 dan 48 adalah nama seorang laik-laki yang bernama lengkap Martinus dan seorang perempuan yang
bernama lengkap Marce. Pada contoh 47 menjelaskan mengenai penggunaan sapaan yang dibentuk berdasarkan nama diri
‘Martinus’ yang dipakai secara tidak utuh atau dipenggal oleh penutur menjadi Tinus. Sedangkan pada contoh 48
menjelaskan mengenai penggunaan sapaan yang dibentuk berdasarkan nama diri yang dipakai secara tidak utuh atau dipenggal, yaitu Ce, merupakan penggalan
dari sapaan yang dibentuk berdasarkan nama diri Marce. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI