Contoh 32 menunjukkan penggunaan sapaan Anguleba oleh penyapa kepada sepupu dari pihak ayah. Contoh tersebut menujukkan tentang penyapa
yang mengingatkan sepupu dari pihak ayahnya untuk datang ikut serta menanam jagung di kebun.
2.2.20 Sapaan Hubungan Kekerabatan Olebei
Kata sapaan Olebei memiliki arti yang sama dengan Anguleba, yaitu „sepupu‟. Sapaan tersebut digunakan oleh penyapa pria atau wanita untuk
menyapa anak-anak dari kakakadik laki-laki dan perempuan Ibu. Sapaan ini digunakan dalam situasi resmi maupun tidak resmi dan dalam hubungan akrab.
Berikut Ini contoh dan penjelasannya. 33
Olebei, gei wali nia mu mana male? „Sepupu, engkau dari mana kemarin malam?‟
Contoh 33 menunjukkan penggunaan sapaan Olebei. Contoh tersebut menjelaskan tentang seorang penyapa yang bertanya kepada saudara sepupu dari
pihak ibunya.
2.2.21 Sapaan Hubungan Kekerabatan Wera
Kata sapaan hubungan kekerabatan Wera memiliki dua ar ti, yaitu „mertua‟
dan „besan‟. Sapaan istilah kekerabatan Wera yang memiliki arti „mertua‟ digunakan oleh penyapa pria dan wanita untuk menyapa bapak atau ibu
mertuanya. Sedangkan Wera yang memiliki arti „besan‟ digunakan oleh penyapa
pria dan wanita untuk menyapa orang tua dari menantu baik menantu pria maupun menantu wanita. Sapaan tersebut digunakan dalam situasi resmi dan tidak resmi
serta dalam hubungan akrab. Penggunaan kata sapaan Wera disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Berikut ini contoh dan penjelasannya.
34 Wera, maiga dengi wasu kaku rai golu wawi. Na kalada lolo ba
wawi ne uma. „Mertua, saya datang meminta kayu untuk membuat kandang
babi. Babi dirumah sudah cukup besar. ‟
35 Slamata siang peina kabar yodi, Wera?
‘Selamat siang Bagaimana kabarmu, Besan?‟
Contoh 34 menunjukkan penggunaan kata sapaan oleh penyapa terhadap ibu mertua atau ayah mertua sedangkan contoh 35 menunjukkan penggunaan
kata sapaan oleh penyapa terhadap orang tua dari menantu besan. Namun, penggunaan kata sapaan „wera‟ yang memiliki arti „mertua‟ sudah jarang
digunakan oleh masyarakat Sumba Barat Daya untuk menyapa ibu mertua atau ayah mertua. Sekarang ini cenderung terjadi pergeseran penggunaan kata sapaan
untuk bapa dan ibu mertua menjadi Inna „mama‟ atau Ama „Bapak‟. Pergeseran
penggunaan kata sapaan tersebut menunjukkan terjadinya hubungan yang lebih erat antara menantu dan mertua.
2.2.22 Sapaan Hubungan Kekerabatan Wasse
Sapaan hubungan kekerabatan Wasse memilik arti „anak‟. Sapaan Wasse
digunakan oleh penyapa pria atau wanita untuk menyapa anak menantu baik laki- laki maupun perempuan. Kata sapaan ini digunakan dalam situasi resmi dan tidak
resmi dan dalam hubungan akrab berikut ini contoh dan penjelasannya. 36
Wasse, jam pirra kako ne posyandu? „Anak, jam berapa berangkat ke posyandu?‟