Jenis Sapaan Berdasarkan Referen . Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Sapaan

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu salah satu jenis penelitian yang memerikan objek penelitian berdasarkan fakta yang ada Sudaryanto, 1988: 62. Penilitian ini dilaksanakan dengan cara mendeskripsikan fakta yang disusul dengan analisis. Penelitian deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan serta menginterpretasikan bentuk-bentuk sapaan dalam bahasa Weejewa. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah sosiolinguistik ialah studi atau pembahasan dari bahasa sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat. Boleh juga dikatakan bahwa sosiolinguistik mempelajari dan membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya perbedaan variasi yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor-faktor kemasyarakatan sosial Nababan, 1984: 2.

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode simak dan metode cakap. Menurut Sudaryanto 2015: 203 metode simak, yaitu metode yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Pada metode simak, peneliti menggunakan teknik dasar, yaitu teknik sadap dengan teknik lanjutan yakni teknik simak libat cakap dan teknik simak bebas libat cakap. Teknik simak libat cakap, yaitu kegiatan penyadapan data yang dilakukan dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang dapat dilakukan dengan ikut terlibat atau berpartisipasi dengan menyimak, baik secara aktif atau reseptif. Teknik simak bebas libat cakap, yaitu kegiatan penyadapan data yang dilakukan dengan tidak berpartisipasi ketika menyimak. Peneliti tidak terlibat dalam dialog, konversasi, atau imbal wicara Sudaryanto,2015:203-204. Kemudian dilanjutkan lagi dengan teknik catat, yaitu dengan melakukan pencatatan pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi. Pada metode cakap, peneliti menggunakan teknik dasar, yaitu teknik pancing dengan teknik lanjutan, yakni teknik cakap sekemuka. Teknik cakap sekemuka adalah kegiatan memancing bicara itu dilakukan dengan percakapan langsung, tatap muka, atau bersemuka; jadi lisan Sudaryanto, 2015: 209.

1.7.2 Metode Analisis Data

Dalam tahap ini digunakan metode padan referensial dan metode padan pragmatis. Metode padan adalah metode analisis data yang alat penentunya dari luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa langue yang bersangkutan. Metode padan referensial adalah metode yang alat penentunya merupakan kenyataan yang ditunjuk atau diacu oleh bahasa atau referen bahasa. Dalam hal ini, identitas konstituen kalimat yang berupa satuan lingual tertentu, dapat kata dapat frasa, penentunya didasarkan pada unsur kenyataan yang berada di luar bahasa tetapi memang diacu oleh bahasa yang bersangkutan yang sedang diteliti itu Sudaryanto, 2015:15-16. Metode padan referensial digunakan untuk menentukan identitas satuan kebahasaan menurut referen yang ditunjuk Sudaryanto, 1993:13. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Contoh penerapan metode padan refensial sebagai berikut. 4 Loka, jam pirra kako pancing ikana? „Paman, jam berapa pergi memancing Ikan?‟ 5 Rini, baba tobba kalambe? „Rini, apakah kamu sudah selesai mencuci pakaian?‟ Kata sapaan Loka pada contoh 4 dan Rini pada contoh 5 merupakan contoh kata sapaan dalam bahasa Weejewa. Kata sapaan Loka merupakan kata sapaan yang menunjuk kekerabatan sedangkan Rini pada contoh 5 menunjuk nama diri mitra tutur. Metode padan pragmatis adalah metode yang alat penentunya mitra wicara atau mitra tutur. Dalam hal ini, orang yang diajak bicara dengan segala reaksi atau tanggapannya menjadi penentu identitas satuan lingual-satuan lingual tertentu Sudaryanto, 2015:18. Dalam penelitian ini, metode padan pragmatis digunakan untuk menentukkan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sapaan dalam bahasa Weejewa.

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan menggunakan metode penyajian informal dan metode formal. Metode penyajian informal yaitu perumusan kaidah tersebut dengan kata-kata biasa, dimana rumus-rumus atau kaidah-kaidah disampaikan dengan kata-kata biasa, kata-kata yang apabila dibaca langsung dapat dipahami. Metode penyajian formal adalah penyajian hasil analisis data dengan kaidah. Kaidah tersebut dapat berupa tanda lambang, rumus, tabel,