Teori Kontruktivisme Teori-teori Belajar

commit to user 21 menggabungkan beberapa teori agar saling melengkapi. Beberapa teori yang dapat kita jadikan acuan pada penelitian ini antara lain:

a. Teori Kontruktivisme

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi bentukan kita sendiri Von Glasersfeld dalam Bettencourt, 1989 dan Matthews, 1994 dalam Paul, 1997: 18. Von Glasersfeld dalam Paul Suparno 1997: 18 menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan realitas. Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang guru ke kepala orang lain murid. Murid sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka Lorsbach Tobin, 1992 dalam Paul Suparno 1997: 19 Secara ringkas gagasan kontruktivisme tentang pengetahuan disimpulkan sebagai berikut : 1 Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek. 2. Subjek membentuk skema kognitif, ketegori, konsep, dan struktur yang perlu untuk pengetahuan. 3. Pentehauan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Struktur konsepsi membentuk pengetahuan bila konsepsi itu berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang Paul Suparno, 1997: 21 Menurut ahli para kontruktivisme, belajar merupakan pemaknaan pengetahuan. Sedangkan pengetahuan bersifat temporer, selalu berubah. Karena commit to user 22 segala sesuatu bersifat temporer maka manusialah yang harus memberi makna terhadap realitas. Pada kenyataannya kita tidak pernah memperoleh pengetahuan dalam bentuk jadi atau dalam paket-paket, yang dapat dipersepsi secara langsung. Widodo 2004 dalam Kasihani 2008: 8 mengidentifikasi lima hal penting dari kontruktivisme yang berkaitan dengan pembelajaran yaitu : 1 pembelajaran telah memiliki pengetahuan awal, tidak ada pembelajaran yang otaknya benar-benar kosong. Pengetahuan awal memiliki peran penting pada saat siswa belajar tentang sesuatu hal yang ada kaitanya dengan apa yang telah diketahui; 2 belajar merupakan proses rekontruksi suatu pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki, Pengetahuan tidak dapat ditransfer dari suatu sumber ke penerima, namun pembelajar sendiri yang mengkontruk pengetahuan; 3 belajar adalah perubahan konsepsi pembelajar, karena pembelajar telah memiliki pengetahuan awal. Hal ini belajar merupakan proses mengubah pengetahuan awal siswa agar pengetahuan awal bisa berkembang menjadi suatu konstruk pengetahuan yang lebih besar; 4 proses pengkontruksian pengetahuan berlangsung dalam suatu konteks sosial tertentu, Proses pengkontruksian pengetahuan berlangsung pada individu, namun sosial memainkan peran penting dalam proses tersebut sebab individu tidak terpisah dari individu lainnya; 5 pembelajar bertanggungjawab terhadap proses belajarnya, dalam hal ini guru berperan menyiapkan kondisi yang memungkinkan siswa belajar. Jadi guru atau siapapun tidak dapat memaksa siswa untuk belajar. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kontruktivisme membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalaman-pengalaman baru commit to user 23 berdasarkan pada pengalaman awal. Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman berlajar bermakna. Belajar adalah proses pemaknaan informasi baru yang bisa berubah. Guru tidak hanya sekedar memberitahukan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan didalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan siswa dengan memberikan kesempatan untuk menemukan atau menerapakan ide-ide mereka sendiri. Dalam kontruktivisme siswa untuk memecahkan konsep-konsep Biologi pada materi ekosistem yang dikaitkan dengan fakta-fakta yang ada di lingkungan sekitar sehingga siswa dapat menumbuhkan nilai dan sikap ilmiahnya. Dalam pembelajaran konstruktivisme siswa dituntut aktif dalam belajar sehingga dengan keaktifan itu siswa lebih cepat dalam memperoleh pengetahuan.

b. Teori Kognitif

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS MASALAH MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR

1 9 154

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF MODEL STAD DAN JIGSAW DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL SISWA

0 4 118

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN SNOWBALLING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI SISWA

0 5 128

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN QUANTUM LEARNING MELALUI KOMPUTER DAN MODUL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI SISWA

0 6 149

PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN JIGSAW II DITINJAU DARI INTERAKSI SOSIAL SISWA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

7 40 88

PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA Pengaruh Kemampuan Memori dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Biologi siswa kelas VII SMP Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

0 2 15

PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA Pengaruh Kemampuan Memori dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Biologi siswa kelas VII SMP Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

0 1 18

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kemampuan Memori Terhadap Prestasi Belajar Biologi Pada Siswa Kelas XI IA SMA Negeri Colomadu Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 17

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kemampuan Memori Terhadap Prestasi Belajar Biologi Pada Siswa Kelas XI IA SMA Negeri Colomadu Tahun Ajaran 2011/2012.

3 4 17

Penerapan Laboratorium Riil dan Virtuil pada Pembelajaran Biologi Ditinjau dari Gaya Belajar dan Kemampuan Memori Siswa JOKO W

12 28 123