Teori Belajar Piaget Kajian Teori

commit to user 23 berdasarkan pada pengalaman awal. Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman berlajar bermakna. Belajar adalah proses pemaknaan informasi baru yang bisa berubah. Guru tidak hanya sekedar memberitahukan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan didalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan siswa dengan memberikan kesempatan untuk menemukan atau menerapakan ide-ide mereka sendiri. Dalam kontruktivisme siswa untuk memecahkan konsep-konsep Biologi pada materi ekosistem yang dikaitkan dengan fakta-fakta yang ada di lingkungan sekitar sehingga siswa dapat menumbuhkan nilai dan sikap ilmiahnya. Dalam pembelajaran konstruktivisme siswa dituntut aktif dalam belajar sehingga dengan keaktifan itu siswa lebih cepat dalam memperoleh pengetahuan.

b. Teori Kognitif

Kognitif menyatakan bahwa belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang selalu terlihat sebagai tingkah laku. Teori kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri. Belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Teori ini sangat erat berhubungan dengan teori sibmetik. Pengetahuan dibangun dalam diri individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Teori ini terwujud dalam model ZPD-nya Vygosky Kasihani, 2008: 5

1. Teori Belajar Piaget

Menurut Piaget dalam Ratna Wilis 1989: 152 setiap individu belajar sesuai dengan perkembangan usiannya, yang mana setiap individu mengalami tingkat- commit to user 24 tingkat perkembangan intelektual sebagai berikut : 1 Tingkat Sensori-motor 0-2 tahun pada tingkat ini anak mengatur alamnya dengan indera-inderanya sesori dan tindakan-tindakannya motor. Pada usia ini individu tidak mempunyai konsepsi object permanence; 2 Tingkat Pra–operasional 2 – 7 tahun pada tingkat ini anak belum melaksanakan operasi-operasi mental, yaitu menambah, mengurangi dan lain-lain. Penalaran mereka dari khusus ke khusus tanpa menyentuh pada yang umum. Anak tidak memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang memerlukan berpikir reversibel. Anak bersifat egosentris berarti anak itu mempunyai kesulitan untuk menerima pendapat orang lain.Selanjutnya anak lebih memfokuskan diri pada aspek statis tentang suatu peristiwa dari pada transformasi dari satu keadaan kepada keadaan lain.; 3 Tingkat operasional konkret 7 – 11 tahun pada tingkat ini merupakan permulaan berpikir rasional, anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkannya pada masalah-masalah konkret. Dalam periode ini anak memilih pengambilan keputusan logis. Anak bersifat sosiosentris dalam bekomunikasi, berusaha untuk menerima gagasan oranglain, berusaha untuk mengerti orang lain dan mengemukakan gagasan pada teman atau pada orang dewasa; 4 Tingkat Operasioanl formal 11 tahun – keatas pada tingkat ini anak dapat menggunakan operasi-operasi konkretnya untuk membentuk operasi-operasi yang lebih kompleks. Dalam berpikir anak tidak dibatasi pada benda-benda atau peristiwa- peristiwa yang konkret. Proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap sensorimotor tentu lain dengan yang dialami seorang anak yang sudah mencapai commit to user 25 tahapan Praoperasional , dan lain lagi yang dialami siswa lain yang telah samapai ke tahap yang lebih tinggi Operational konkrit dan operasional formal. Secara umum semakin tinggi tingkat kognitif seseorang semakin terartur dan juga semakin abstrak cara berpikirnya. Maka seyogyanya dalam pembelajaran seorang guru memahami tahap-tahap perkembangan anak didiknya, serta memberikan materi pelajaran dalam jumlah dan jenis yang sesuai dengan tahapan tersebut. Menurut Piaget, ada tiga aspek pertumbuhan intelektual, sebagai berikut : 1 Struktur yaitu ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental dan perkembangan berpikir logis; 2 Isi yaitu perilaku anak yang kahas tercermin dalam respon yang diberikan terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapi; 3 Fungsi, yaitu cara yang digunakan organisme untuk membuat kemajuan intelektual. Perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi. Tindakan menuju pada perkembangan operasi dan selanjutnya operasi menuju pada perkembangan struktur. Operasi merupakan tindakan yang berinternalisasi, reversibel, selalu tetap, dan tidak ada yang berdiri sendiri. Struktur-struktur merupakan organisasi mental tingkat tinggi, satu tingkat lebih tinggi dari operasi. Isi pertumbuhan intelektual ialah pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respons yang diberikannya terhadap berbagai masalah yang dihadapinya Ratna Wilis,1989: 166. Menurut Piaget ada tiga bentuk pengetahuan yaitu sebagai berikut : 1 Pengetahuan fisik, merupakan pengetahuan tentang benda-benda yang ada dibuat dan dapat diamati dalam kenyataan eksternal; 2 Pengetahuan logika –matematika commit to user 26 terdiri atas hubungan-hubungan yang diciptakan subyek dan introduksi pada obyek-obyek, 3 Pengetahuan sosial didasarkan pada perjanjian sosial, suatu perjanjian atau kebiasaan yang dibuat manusia. Pengetahuan sosial dapat dipindahkan dari pikiran belajar ke pebelajar, sedangkan pengetahuan fisik dan logika matematika harus dibangun sendiri oleh anak. Berk dalam Slavin menyimpulkan implikasi utama dari teori Piaget dalam pengajaran yaitu 1 pengajaran hendaknya berfokus pada proses berfikir siswa, tidak hanya pada hasilnya, 2 mengutamakan inisiatif pribadi dan keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan belajar, 3 tidak menekankan pada praktek yang bertujuan untuk membuat siswa berpikir seperti orang dewasa, 4 menerima adanya perbedaan individu dalam perkembangan kognitif anak. Penerapan dalam pengajaran, siswa dibiarkan untuk berpikir dan mengemukakan pendapatnya sehingga siswa terlibat aktif dalam pengajaran dan dapat menerima adanya perbedaan antara siswa. Jika siswa dibiarkan untuk berpikir mengemukakan pendapatnya maka siswa akan mengalami perkembangan kognitifnya. Perkembangan kognitif seseorang melalui tiga tahap yaitu: 1 tahap enaktif dimana individu melakukan aktivitas-aktivitas dalam usahanya memahami lingkungan; 2 tahap ikonik individu melihat dunia melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal dan; 3 tahap simbolik dimana individu mempunyai gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika Toeti Soekamto, 1997 : 24 Manusia dalam belajar melalui tahapan dengan melalui aktivitas manusia akan menemukan pengalaman yang diwujudkan dalam gagasannya dengan dipengaruhi bahasa dan logika seseorang. Dari rangkuman diatas dapat commit to user 27 disimpulkan bahwa siswa perkembangan intelektualnya pada tingkat operasional formal dan perkembangan kognitifnya sudah mencapai pada tahap simbolik dimana siswa mempunyai gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi oleh bahasa dan logika. Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis Nur, 1998 dalam Trianto,2007: 14

2. Teori David Ausubel

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS MASALAH MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR

1 9 154

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF MODEL STAD DAN JIGSAW DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL SISWA

0 4 118

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN SNOWBALLING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI SISWA

0 5 128

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN QUANTUM LEARNING MELALUI KOMPUTER DAN MODUL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI SISWA

0 6 149

PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN JIGSAW II DITINJAU DARI INTERAKSI SOSIAL SISWA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

7 40 88

PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA Pengaruh Kemampuan Memori dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Biologi siswa kelas VII SMP Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

0 2 15

PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA Pengaruh Kemampuan Memori dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Biologi siswa kelas VII SMP Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

0 1 18

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kemampuan Memori Terhadap Prestasi Belajar Biologi Pada Siswa Kelas XI IA SMA Negeri Colomadu Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 17

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kemampuan Memori Terhadap Prestasi Belajar Biologi Pada Siswa Kelas XI IA SMA Negeri Colomadu Tahun Ajaran 2011/2012.

3 4 17

Penerapan Laboratorium Riil dan Virtuil pada Pembelajaran Biologi Ditinjau dari Gaya Belajar dan Kemampuan Memori Siswa JOKO W

12 28 123