Struktur Ingatan Memori Kemampuan Memori

commit to user 60 Guilford juga terkandung komponen ingatan Rustam, 1984. Menurut Wechster dalam Atkinson, dkk,1983 inteligensi adalah sejumlah kapasitas atau seluruh kapasitas individu untuk bertindak, berpikir secara rasional dan untuk menyesuaikan diri secara efektif dengan lingkungannya, sedangkan menurut Sternberg dalam Atkinson, dkk, 1983 inteligensi meliputi empat kemampuan, yaitu kemampuan untuk belajar dan mengambil manfaat dari pengalaman, kemampuan untuk berfikir dan mempertimbangkan secara abstrak, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan situasi sekeliling yang tidak menentu serta kemampuan memotivasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang perlu diselesaikan dengan cara terbaik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inteligensi merupakan potensi yang diturunkan dan dimiliki oleh setiap orang untuk berfikir secara logis, berfikir abstrak dan kelincahan berfikir.

b. Struktur Ingatan Memori

Secara struktural kemampuan ingatan memori dibedakan menjadi tiga sistem yang dikenal dengan model paradigma Atkinson dan Shiffrin yang telah disempurnakan oleh Tulving dan Madison Solso, 1998, yaitu : 1 Sensory Memory sistem ingatan sensori; 2 Short Term Memory ingatan jangka pendek; 3 Long Term Memory ingatan jangka panjang Sensory Memory mencatat informasi atau stimulus yang masuk melalui salah satu kombinasi panca indera, yaitu secara visual melalui mata, pendengaran melalui telinga, bau melalui hidung, rasa melalui lidah dan rabaan melalui kulit. Informasi tersebut akan diseleksi oleh individu secara sadar atau tidak sadar, bila commit to user 61 informasi tersebut tidak diperhatikan, maka akan langsung terlupakan, tetapi bila diperhatikan, maka informasi tersebut akan ditransformasikan ke sistem ingatan jangka pendek, apabila diulang-ulang, maka akan masuk ke ingatan jangka panjang dan akan bersifat permanen. Adanya pembagian Short Term Memory dan Long Term Memory didasarkan pada suatu model pendekatan information process, di mana pesan atau informasi diproses melalui tahap-tahap tertentu yang berurutan, sebelum masuk ke Long Term Memory pesan atau informasi tersebut harus melewati tahap Short Term Memory. Selanjutnya setelah berada dalam sistem ingatan jangka panjang, informasi tersebut dapat dimunculkan kembali melalui strategi tertentu recall atau recognition atau informasi tersebut terlupakan gagal atau tidak dapat dimunculkan kembali karena kekurangan dalam sistem pengarsipannya. Menurut Solso 1998, sistem ingatan jangka panjang adalah kemampuan untuk menggali hal-hal lampau dan menggunakan informasi tersebut untuk kejadian sekarang. Kapasitas dan durasi sistem ingatan jangka panjang ini tidak terbatas, tetapi ada dua pendapat mengenai informasi yang tersimpan dalam sistem ingatan jangka panjang, yaitu : 1 Informasi dalam sistem ingatan jangka panjang tidak akan hilang, hanya individu tidak bisa memunculkan kembali; 2 Informasi dalam sistem ingatan jangka panjang dapat saja hilang karena adanya proses decay pembusukan atau interference masuknya informasi baru yang mengganggu; 3 Huttenlucher dan Burke dalam Matlin, 1989, mengatakan bahwa semakin sering orang menjaga ingatan atau memorinya, semakin banyak informasi yang diingatnya, hal ini mengindikasikan bahwa pengulangan yang dilakukan untuk commit to user 62 menjaga informasi yang diperoleh akan memungkinkan informasi yang masuk ke dalam sistem ingatan jangka pendek masuk ke dalam sistem ingatan jangka panjang, kemudian pengaktifan sistem ingatan jangka pendek secara rutin akan memusatkan konsentrasi dalam mengingat informasi. Menurut Tulving Solso, 1998, sistem ingatan atau memori yang paling baik diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu memori prosedural, semantik dan episodik. Memori prosedural merupakan bentuk memori paling rendah, menyimpan hubungan antara stimulus dan respon yang dapat disamakan dengan ingatan asosiatif. Memori semantik adalah memori yang berhubungan dengan kata-kata, konsep-konsep, aturan-aturan dan ide-ide abstrak yang bersifat kognitif. Memori semantik berguna untuk mendapatkan informasi dalam penyelesaian masalah, membaca atau dalam penggunaan bahasa. Memori ini sifatnya relatif stabil, menetap dan sulit hilang atau dilupakan. Memori semantik merupakan ensiklopedi mental yang mengorganisasikan pengetahuan individu tentang kata-kata atau simbol verbal, makna dan referensinya, tentang hubungan yang terjadi di antara keduanya, tentang aturan, rumus-rumus dan sebagainya. Kapasitas seseorang untuk memproses informasi dengan cepat sangat dipengaruhi oleh efektivitas proses pengungkapan dan pengorganisasian informasi yang teratur dalam memori semantik. Sedangkan memori episodik adalah memori yang berhubungan dengan penerimaan dan penyimpanan informasi tentang berbagai kejadian atau peristiwa yang terjadi secara epoisodik dalam kehidupan manusia serta hal-hal yang berhubungan dengannya. Memori episodik ini memiliki sifat sangat mudah commit to user 63 berubah dan hilang karena informasi baru yang masuk, tetapi sangat penting untuk mengingat kembali berbagai peristiwa dan kejadian misalnya mengenal tempat dan orang. Memori ini kurang teratur struktur formalnya dibandingkan dengan memori semantik. Menurut penelitian Graham J. McDougall dan Jeonghee Kang yang berjudul ”Memeori self-efficacy dan kinerja memori pada laki-laki yang lebih tua” menyatakan bahwa kekuatan memori kelompok umur muda memiliki kemampuan memori lebih tinggi dibanding dengan kelompok umur lebih tua. Berkurangnya kemampuan memori pada seseorang dipengaruhi oleh depresi dan kinerja memori itu sendiri. Memori self-efficacy laki-laki tua mempengaruhi persepsi kinerja kognitif mereka yang berhubungan dengan memori.

c. Macam-macam Memori

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS MASALAH MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR

1 9 154

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF MODEL STAD DAN JIGSAW DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL SISWA

0 4 118

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN SNOWBALLING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI SISWA

0 5 128

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN QUANTUM LEARNING MELALUI KOMPUTER DAN MODUL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI SISWA

0 6 149

PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN JIGSAW II DITINJAU DARI INTERAKSI SOSIAL SISWA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

7 40 88

PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA Pengaruh Kemampuan Memori dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Biologi siswa kelas VII SMP Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

0 2 15

PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA Pengaruh Kemampuan Memori dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Biologi siswa kelas VII SMP Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

0 1 18

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kemampuan Memori Terhadap Prestasi Belajar Biologi Pada Siswa Kelas XI IA SMA Negeri Colomadu Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 17

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kemampuan Memori Terhadap Prestasi Belajar Biologi Pada Siswa Kelas XI IA SMA Negeri Colomadu Tahun Ajaran 2011/2012.

3 4 17

Penerapan Laboratorium Riil dan Virtuil pada Pembelajaran Biologi Ditinjau dari Gaya Belajar dan Kemampuan Memori Siswa JOKO W

12 28 123