commit to user 17
3
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1.  Hipotesis 1 Pada hipotesis  I berdasarkan dari tabel 4.11 tentang rangkuman p-value uji
hipotesis  aspek  kognitif  di  dapat  p-value  =  0,33  jadi  p-value α hal ini  berarti
terdapat  perbedaan  pembelajaran  kooperatif  tipe  jigsaw  dengan  hipermedia  dan modul. Hasil prestasi belajar biologi materi pokok ekosistem menunjukkan bahwa
rata-rata  67,39  pada  kelompok  hipermedia  sedangkan  pada  kelompok  modul memiliki  rata-rata  sebesar  64,39.  Apabila  dibandingkan  dari  kedua  media  yang
digunakan  dalam  pembelajaran  materi  pokok  ekosistem  dengan  melihat  rata-rata prestasi  belajar  pada  pembelajaran  kooperatif  tipe  jigsaw  memberikan  pengaruh
yang lebih baik daripada menggunakan modul. Hal tersebut juga terlihat  dari uji lanjut pada gambar 4.12
Pembelajaran materi pokok ekosistem pada siswa kelas  VII SMP Negeri  2 Paron,  Kabupaten  Ngawi  pada  saat  dilaksanakannya  penelitian  ini  menunjukkan
siswa  yang  belajar  kooperatif  Jigsaw  dengan  menggunakan  hipermedia  terlihat tampak lebih antusias dan bersemangat, hal tersebut dikarenakan siswa merasakan
suasana  baru  dalam  belajar  yaitu  dengan  memanfaatkan  media  elektronik  dalam penyampaian  dan  penerimaan  materi.  Siswa  dapat  melihat  gambaran  secara
langsung  interaksi  antara  komponen  dalam  ekosistem.  Sejalan  dengan  kajian Shamshun  Nisa  2005  menggunakan  hipermedia  sebagai  media  pembelajaran
menghasilkan  proses  pembelajaran  berjalan  lebih  baik  dan  pelajar  lebih  senang kepada  pembelajaran  berbentuk  visual  seperti  multimedia  atau  hipermedia
commit to user 17
4
berbanding  teks  dan  verbal.  Dengan  tersedianya  materi  yang  sangat  luas  maka cenderung  dalam  pembelajaran  memerlukan  waktu  yang  sangat  banyak.
Sedangkan kelompok siswa  yang belajar kooperatif Jigsaw dengan modul secara hasil akhir setelah diberikan post test  yang berupa test prestasi belajar ekosistem
secara  tidak  signifikan  berbeda  dengan  pembelajaran  dengan  hipermedia,  namun pada  proses  pembelajaran  siswa  pada  kelompok  hipermedia  tampak  lebih
menikmati  proses  pembelajaran  dibandingkan  dengan  siswa  pada  kelompok belajar dengan menggunakan modul.
Pendapat  Sri  Anitah  2009:  63  hipermedia,  merupakan  media  yang memiliki  komposisi  materi-materi  yang  tidak  berurutan.  Hipermedia  mengacu
pada  sofware  komputer  yang  menggunakan  unsur-unsur  teks,  grafis,  video  dan audio  yang  dihubungkan  dengan  cara  yang  dapat  mempermudah  pemakai  untuk
beralih  ke  suatu  informasi.  Pemakai  dapat  memilih  cara  yang  unik  sesuai  gaya berpikir  dan  cara  memproses  informasinya  sendiri.  Dengan  hipermedia  siswa
cenderung  lebih  aktif  belajar  dan  lebih  senang  mengikuti  pembelajaran.  Hal tersebut  sejalan  dengan  hasil  penelitian  Tejada  Gimenes  2000  dalam  jurnal
internasional,  bahwa  dengan  menggunakan  hipermedia  siswa  cenderung  lebih aktif  dan  lebih  cepat  dalam  penguasaan  materi  karena  menghubungkan  dari  segi
audio,  visual  dan  teks  secara  bersamaan.  Penelitian  Kosmos  Dimitropoulos  dan Ioannis  Mavridis  dalam  jurnal  internasional  Teknnologi  Informatika  yang
berjudul  ”A  Hypermedia  Virtual  Evironment  for  Educations  in    Medicine” menyatakan  bahwa  ”As  a  conseguence,  students  are  able  to  participate  inthe
educational procedure from any plece even from home and for as much as relly
commit to user 17
5
needed to study the educational material and thus to adapt the learning process to theirpersonal  need”.  Pemanfaatan  Hipermedia  dalam  pembelajaran  berakibat,
siswa  dapat  berpartisipasi  dalam  pembelajaran  dari  tempat  manapun  bahkan dirumah  dan  sewktu-waktu.  Sehingga  siswa  dapat  dengan  mudah  mempelajari
materi  pelajaran  dengan  menyesuaikan  proses  belajar  mereka.  Penggunaan hipermedia  dalam  pembelajaran  merupakan  dasar  pelaksanaan  sistem  interaktif
bagi siswa untuk memperluas pengetahuan tanpa bantuan dari guru. Berdasarkan hasil  penelitian  tersebut  maka  pembelajaran  yang  dapat  menyenangkan  siswa
terutama siswa SMP merasakan kenyamanan dalam belajar dan akan memberikan pengaruh  yang  lebih  baik,  pembelajaran  tersebut  terlaksana  pada  proses
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hipermedia dan modul. Pembelajaran Jigsaw  dengan  modul  secara  efektif  siswa    dapat  mengubah  konsepsi  siswa
menuju  konsep  ilmiah,  sehingga  pada  gilirannya  hasil  belajar  siswa  dapat ditingkatkan seoptimal mungkin baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
2.  Hipotesis 2 Pada  hipotesis  II  berdasarkan  hasil  uji  hipotesis  dengan  analisis  variansi
didapat  bahwa  p-value  =  0,900  maka  p α,  hal  ini  berarti  tidak  terdapat
perbedaan  antara  siswa  yang  memiliki  kemampuan  memori  tinggi  dengan  siswa yang memiliki kemapuan memori rendah. Namun hal ini bukan berarti  tidak ada
perbedaan  sama  sekali,  berdasarkan  hasil  uji  masing-masing  kriteria  tiap  sel didapat tabel 4.11 bahwa siswa dengan kemampuan memori tinggi mempunyai
rata-rata  lebih  tinggi  daripada  siswa  yang  memiliki  kemampuan  memori  rendah baik  pada  pada  kelompok  hipermedia  maupun  modul.  Hal  tersebut  tampak  pada
commit to user 17
6
hasil  rata-rata  prestasi  belajar  pada  tabel  yaitu  pada  kelompok  hipermedia kemampuan memori tinggi dan rendah secara berturut-turut adalah 78 dan 67,33,
sedangkan pada kelompok modul rata-rata kemampuan memori tinggi dan rendah secara berturut-turut adalah 69,13 dan 67,29.
Pada  penelitian  Graham  J.  McDougall  dan  Jeonghee  Kang  yang  berjudul ”Memeori  self-efficacy  dan  kinerja  memori  pada  laki-laki  yang  lebih  tua”
menyatakan bahwa kekuatan memori kelompok umur muda memiliki kemampuan memori  lebih  tinggi  dibanding  dengan  kelompok  umur  lebih  tua.  Berkurangnya
kemampuan memori pada seseorang dipengaruhi oleh depresi dan  kinerja memori itu  sendiri.  Siswa  yang  memiliki  kemampuan  memori  tinggi  dalam  kelas
hipermedia  maupun  kelas  modul    adalah  siswa  yang  aktif  dalam  pembelajaran, mereka  lebih  mudah  menghafal  materi  sehingga  mendapat  nilai  yang  tinggi.
Sedangkan  siswa  yang  memiliki  kemampuan  memori  rendah  cenderung  kurang aktif  dalam  pembelajaran.  Untuk  membantu  siswa  yang  memiliki  kemampuan
memori  rendah  diperlukan  kemampuan  guru  dalam  pengelolaan  kelas, penggunaan  model  dan  metode  pembelajaran  yang  digunakan  juga  dapat
merangsang kemampuan memori siswa. Selain itu memori akan lebih baik apabila untuk memahami atau mengingat suatu materi dengan berbagai cara misalnya segi
visual dan audio lebih baik daripada hanya satu saja.
3.  Hipotesis 3 Pada  pembelajaran  ekosistem  syarat  yang  harus  dimiliki  siswa  adalah
tentang  konsep  makhluk  hidup  yang  meliputi  ciri-ciri,  jenis,  dan  karkateristik makhluk  hidup.  Berdasarkan  hasil  uji  hipotesis  didapat  harga  pada  p-value  =
commit to user 17
7
0,025 p  α maka dinyatakan H
3 ditolak, hal ini mempunyai arti bahwa terdapat pengaruh  perbedaan  antara  siswa  yang  memiliki  interaksi  sosial  tinggi  dengan
siswa  yang  memiliki  interaksi  sosial  rendah  terhadap  prestasi  belajar  biologi. Interaksi sosial dalam belajar biologi dengan pembelajaran kooperatif jigsaw akan
menentukan kelancaran siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajarinya. Dalam pembelajaran Jigsaw menurut Elliot Aroson dalam Anita Lie  2002: 68.
Jigsaw  yaitu  teknik  mengajar  dimana  siswa  dalam  pembelajaran  berlangsung diharapkan  bekerja  bersama  sesama  siswa  dalam  suasana  gotong  royong  dan
mempunyai  banyak  kesempatan  untuk  mengolah  informasi  dan  meningkatkan keterampilan  berkomunikasi.  Jadi  dalam  pembelajaran  Jigsaw  diharapkan  terjadi
interaksi sosial antara siswa dengan siswa secara individu dan antara siswa dalam kelompok.  Dengan  demikian  masing-masing  siswa  akan  mendapat  lebih  banyak
pengalaman maupun materi dari pembelajaran tersebut. Berdasarkan  hasil  uji  lanjut  analisis  variansi  dapat  dilihat  bahwa  siswa
dalam  kategori  interaksi  sosial  rendah  mempunyai  nilai  rata-rata  lebih  tinggi daripada siswa dalam kategori interaksi sosial tinggi. Keadaan yang terjadi dalam
pendidikan prestasi belajar  yang lebih baik biasanya didominasi oleh siswa  yang rendah  interaksi  sosialnya,  karena  karakteristik  siswa  tersebut  cenderung  lebih
suka belajar daripada bergaul dengan teman-temannya. Hal tersebut tampak ketika siswa  yang  termasuk  dalam  kategori  interaksi  sosial  tinggi  lebih  suka  bercanda
pada saat jam istirahat sekolah sedangkan siswa dalam kategori interaksi sosialnya rendah  lebih  cenderung  suka  menghabiskan  waktu  belajar  di  perpustakaan
sekolah.
commit to user 17
8
Peter  K.  Jonason,  Dalam  penelitiannya  yang  berjudul  “Solutions  to  the Problem  of  Diminished  Social  Interaction”  menyatakan  bahwa  Interaksi  sosial
sangat  diperlukan  oleh  manusia  untuk  berkomunikasi  dengan  orang  lain  baik secara  langsung  maupn  tidak  langsung.  Untuk  menumbuhkan  interaksi  sosial
seseorang dibutuhkan alat bantu komunikasi. Jadi dalam pembelajaran di sekolah untuk menumbuhkan interaksi sosial siswa, guru perlu inovasi metode, model dan
alat atau media pembelajaran. Siswa  yang  tekun  belajar  memahami  materi  sebelum  pelajaran  tersebut
disampaikan  oleh  guru  akan  tampak  selalu  aktif  dalan  proses  pembelajaran.  Hal tersebut  tampak  ketika  guru  melemparkan  pertanyaan-pertanyaan  yang
mendukung  sebuah  penemuan  sendiri  oleh  siswa,  maka  siswa  yang  mempunyai dasar  pengetahuan  yang  cukup  akan  bisa  menjawab  dengan  waktu  yang  lebih
cepat  dan  akan  lebih  memahami  materi  daripada  siswa  yang  mempunyai kemampuan  memori  rendah  yang  masih  mencari-cari  dengan  membuka  buku
untuk  mencari  jawaban  pertanyaan  yang  disampaikan  oleh  guru.  Dengan  dasar pengetahuan  yang  tinggi  siswa  akan  lebih  berorientasi  dalam  mengembangkan
pemahaman  materi  pengetahuannya  sedangkan  siswa  yang  kemampuan  memori rendah    harus  belajar  dua  kali  yaitu  memahami  materi  dasar  dan  materi  yang
sedang dipelajarinya. Maka siswa yang mempunyai kesiapan kemampuan memori tinggi  dalam  belajar  ekosistem  akan  mendapatkan  nilai  yang  lebih  baik  daripada
siswa yang mempunyai pemahaman materi dasar atau kemampuan memori rendah dalam belajar ekosistem.
commit to user 17
9
4.  Hipotesis 4 Berdasarkan  keputusan  uji  harga  pada  p-value  =  0,067
atau p   α maka dinyatakan  H
4  diterima,  hal  ini  mempunyai  arti  bahwa  tidak  terdapat  interaksi antara  media  pembelajaran  dengan  kemampuan  memori  siswa  terhadap  prestasi
belajar  biologi.  Pada  penelitian  ini  tidak  ditemukan  pengaruh  bersama  yang signifikan antara kemapuan memori tinggi dan rendah dengan penggunaan media
terhadap  prestasi  belajar  biologi.  Pengaruh  yang  diberikan  kemampuan  memori tinggi  merupakan  pengaruh  yang  berdiri  sendiri  dan  tidak  berhubungan  dengan
kemampuan  memori  rendah.  Begitu  pula  sebaliknya,  pengaruh  yang  diberikan oleh  kemampuan  memori  rendah  terhadap  prestasi  belajar  biologi  merupakan
pengaruh  yang  berdiri  sendiri  dan  tidak  berhubungan  dengan  kemapuan  memori tinggi.  Dua  variabel  yang  diteliti  tidak  menghasilkan  kombinasi  efek  yang
signifikan,  sehingga  disimpulkan  tidak  ada  interaksi  yang  signifikan  antara kemampuan  memori  tinggi  dan    rendah.  Namun  hal  ini  bukan  berarti  tidak  ada
interaksi sama sekali. Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa rata-rata yang dicapai oleh siswa pada
kelompok  hipermedia  dengan  kemampuan  memori  tinggi  dan  rendah  berturut- turut  adalah  adalah  66,11  dan  70,10  sedangkan  pada  kelompok  modul  rata-rata
prestasi  belajar    pada  kategori  kemampuan  memori  tinggi  dan  rendah  berturut- turut adalah adalah  66,09 dan 66,69. Berdasarkan data-data tersebut maka dapat
diketahui  bahwa  siswa  dengan  kemampuan  memori  tinggi  maupun  rendah  lebih cocok  apabila  belajar  ekosistem  dengan  menggunakan  hipermedia  daripada
modul.  Dalam  hal  tersebut  untuk  membantu  siswa  yang  memiliki  kemampuan
commit to user 18
memori  rendah  diperlukan  kemampuan  guru  dalam  pengelolaan  kelas, penggunaan  model  dan  metode  pembelajaran  yang  digunakan  juga  dapat
merangsang kemampuan memori siswa. Selain itu memori akan lebih baik apabila untuk memahami atau mengingat suatu materi dengan berbagai cara misalnya segi
visual dan audio lebih baik daripada hanya satu saja. Pada  materi  ekosistem    hipermedia  lebih  cocok  digunakan  untuk
merangsang  memori  otak  siswa  karena  diciptakan  dari  gabungan  antara  audio, visual
dan teks
yang dugunakan
secara bersamaan
dalam media
pembelajaran.Siswa  yang  memiliki  kemampuan  memori  tingi  aka  lebih  terpacu semangatnya untuk belajar. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan memori
rendah  dengan  pembelajaran  melalui    hipermedia,  siswa  akan  lebih  giat  untuk berlatih  menemukan  dan  menerima  hal-hal  yang  baru.  Untuk  membantu  siswa
yang  memiliki  kemampuan  memori  rendah    atau  meningkatkan  prestasi  belajar bagi  siswa  yang  memiliki  kemampuan  memori  tinggi  ,  dibutuhkan  inovasi  guru
merancang  atau  mendesain  pelajaran  yang  menggunakan  media  pembalajaran
yang sesuai dengan kondisi siswa.
5.  Hipotesis 5 Berdasarkan  keputusan  uji  hipotesis  harga  pada  p-value  =  0,098
atau p  α maka  dinyatakan  H
5  diterima,  hal  ini  mempunyai  arti  bahwa  tidak  terdapat interaksi  antara  media  pembelajaran  dengan  interaksi  sosial  tinggi  dan  terhadap
prestasi  belajar  biologi.  Pada  penelitian  ini  ditemukan  tdak  ada  pengaruh  yang signifikan  antara  interaksi  sosial  dengan  media  pembelajaran  terhadap  prestasi
belajar  biologi  pada  materi  pokok  ekosistem.  Pengaruh  yang  diberikan  interaksi
commit to user 18
1
sosial  terhadap  prestasi  belajar  biologi  adalah  pengaruh  yang  berdiri  sendiri  dan tidak  berhubungan  dengan  media  pembelajaran,  dan  begitu  juga  sebaliknya
pengaruh  yang  diberikan  media  pembelajaran  terhadap  prestasi  belajar  adalah pengaruh yang berdiri sendiri dan tidak berhubungan dengan interaksi sosial. Dua
variabel  tersebut  tidak  menghasilkan  kombinasi  efek  yang  signifikan,  sehingga disimpulkan  tidak  ada  interaksi  yang  signifikan  antara  media  pembelajaran
dengan interaksi sosial. Namun demikian bukan berarti tidak ada interakasi sama sekali  antara  interaksi  sosial  dengan  dengan  hypermedia  dan  modul  terhadap
prestasi belajar biologi. Melihat data pada tabel 4.12 maka dapat dilihat bahwa prestasi belajar rata-rata
dengan  interaksi  sosial  tinggi  dan  rendah  pada  hypermedia  berturut-turut  adalah adalah  70  dan  67,33  sedangkan  nilai  rata-rata  interaksi  sosial  tinggi  dan  rendah
pada kelompok modul berturut-turut 69,13 dan 67,29. Berdasarkan data-data pada penelitian  ini,  ditemukan  bahwa  siswa  dengan  interaksi  sosial  tinggi  cenderung
lebih cocok belajar ekosistem dengan menggunakan htpermedia sedangkan siswa dengan interaksi sosial rendah cenderung lebih cocok belajar dengan kedua media
tersebut yaitu hypermedia maupun modul. Penemuan  ini  dapat  dijelaskan  bahwa  hipermedia  pada  pembelajaran  biologi
materi ekosistem menyediakan sumber belajar yang bisa mereka temukan berupa teks,  gambar,  video.  Siswa  dengan  kemampuan  memori  tinggi  akan  lebih  cepat
memahami  materi  yang  sedang  dipelajari  dengan  melihat,  mengamati  dan mengobservasi  langsung  dari  materi  yang  mereka  baca  dari  buku-buku,  literatur
dari  internet,  maupun  dari  penjelasan  guru,  sehingga  siswa  dengan  kemampuan
commit to user 18
2
memori  tinggi  akan  mudah  mengaplikasikan  dan  mengembangkan  pengetahuan mereka. Bagi siswa yang memiliki kemampuan awal rendah dengan pembelajaran
berbasis modul dengan wahana buku teks menjadi bisa paham dengan dihadapkan dengan  buku  teks  yang  terperinci  alur  sehingga  bisa  mereka  rasakan  dengan
membaca berulang-ulang. Sehingga keterpaduan indera mereka akan memberikan rangsangan  positif  terhadap  perkembangan  kognitif  siswa  dengan  belajar
berkelompok dalam kooperatif jigsaw. Siswa dengan kemampuan memori rendah akan  mendapatkan  bantuan  bersama  dari  teman  satu  kelompok  dan  juga  guru
dalam  belajar  ekosistem,  sehingga  pembelajaran  di  alam  memberikan  pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar.
6.  Hipotesis 6 Berdasarkan keputusan uji hipotesis harga pada p-value = 0,617
atau p  α maka  dinyatakan  H
6  diterima,  hal  ini  mempunyai  arti  bahwa  tidak  terdapat interaksi  antara  kemampuan  memori  dengan  interaksi  sosial  siswa  terhadap
prestasi belajar biologi. Didalam  penelitian  ini  tidak  ditemukan  pengaruh  bersama  yang  signifikan
antara  kemampuan  memori  dengan  interaksi  sosial  terhadap  prestasi  belajar. Pengaruh  yang diberikan kemapuan memori terhadap prestasi belajar merupakan
yang  berdiri  sendiri  dan  tidak  berhubungan  dengan  kemampuan  meori.  Begitu pula  sebaliknya,  pengaruh  yang  diberikan  oleh  interaksi  sosial  terhadap  prestasi
belajar  merupakan  prestasi  yang  berdiri  sendiri  dan  tidak  berhubungan  dengan kemampuan  memori.  Dua  variabel  yang  diteliti  tidak  menghasilkan  kombinasi
commit to user 18
3
efek  yang  signifikan,  sehingga  disimpulkan  tidak  ada  interaksi  yang  signifikan antara kemampuan memori dengan interaksi sosial.
Ditinjau  dari  kondisi  siswa  kelas  7  SMP  Negeri  2  Paron  tahun  pelajaran 20092010 kabupaten Ngawi antara kelompok kelas hipermedia dan kelas modul
memiliki  tingkat  kemampuan  memori  yang  tinggi.  Dari  hasil  penelitian  media yang  paling  tepat  untuk  digunakan  meningkatkan  prestasi  belajar  adalah
hypermedia.  Keberhasilan  penggunaan  hypermedia  dalam  pembelajaran  jigsaw materi  ekosistem  tergantung  pada  berbagai    factor,  seperti  proses  kognitif  dalam
hali  ini  tingkat  kemampuan  memori  tinggi  dan  rendah  yang  paling  sesuai. Hipermedia  yang  dilengkapi  animasi  visual  gerak  dan  warna,  teks  yang
terprogram  dan  gambar-gambar  yang  menarik  ini  meninggalkan  jejak-jejak traees  dalam  iongatan  yang  sewaktu-waktu  akan  muncul  bila  dipanggil
retrieval.  Sesuai  pendapat  Arysad  2004:91  yang  menyatakan  bahwa  media berbasis visual memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar, media
visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Dipertegas lagi pendapat  Atkison  dan  Shiffrin  1968  dalam  Bomo  Walgito  2003:  147  proses
belajar  yang  eninggalkan  jejak-jekak  jiwa  seseorang,  sementara  akan  disimpan dalam ingatan dan suatu waktu dapat ditimbulkan kembali.
7.  Hipotesis 7 Pada hipotesis ke-7 dari tabel 4.11 harga pada p-value = 0,138
atau p  α maka  dinyatakan  H
7  diterima,  hal  ini  mempunyai  arti  bahwa  tidak  terdapat interaksi  antara  kemampuan  memori  dan  interaksi  sosial  dengan  media
pembelajaran  hipermedia  dan  modul  siswa  tehadap  prestasi  belajar  biologi.
commit to user 18
4
Berdasarkan  pengujian  hipotesis  1,  2  dan  3  bahwa  pembelajaran  jigsaw  melalui hypermedia  hasilnya  leabih  baik  dari  pada  pembelajaran  jigsaw  dengan  modul.
Kemampuan  interaksi  sosial    tinggi  dan  rendah  tidak  berpengaruh  terhadap prestasi  belajar  siswa.  Sedangkan  kemampuan  memori  tinggi  dan  kemampuan
memori  rendah  sangat  berpengaruh  terhadap  prestasi  belajar  siswa  materi ekosistem.
Hipotesis  7  merupakan  hipotesis  untuk  interaksi  orde  dua  second  mark interaction  yang  merupakan  interaksi  antara  sepasang  variabel  dengan  variabel
ketiga.  Interaksi  antara  sepasang  variabel  yang  dikenal  dengan  interaksi  orde pertama  first  rank  interaction  terdapat  pada  hipotesis  4,  5,  dan  6.  Berdasarkan
pengujian  hipotesis  4,  5,  dan  6  tidak  terdapat  interaksi  yang  signifikan  untuk interaksi orde pertama, maka tentunya interaksi orde kedua juga tidak ada.
E. Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian