Nelayan Profil Perikanan Tangkap
pencaharian sebagai nelayan sebanyak 55,39 atau 5.658 orang Gambar 6. Hal ini diduga karena banyak warga yang berusia produktif 17-25 tahun,
bekerja sebagai nelayan, namun tidak terdata sebagai anggota KUD.
Gambar 8 Keadaan jumlah nelayan orang di Karimunjawa tahun 2005-2009
Sumber: DKP Jepara 2010.
5 HASIL PENELITIAN
5.1 Pengelolaan TNKJ 5.1.1 Efektivitas pengelolaan TNKJ
Evaluasi pelaksanaan pengelolaanTNKJ dilakukan dengan analisis multi- kriteria terhadap aspek biofisik, aspek sosial-ekonomi, dan aspek tata kelola.
Perhitungan untuk penilaian aspek biofisik, aspek sosial-ekonomi, dan aspek tata kelola disajikan pada Lampiran 8. Hasil evaluasi pelaksanaan pengelolaan TNKJ
berdasarkan hasil analisis multi-kriteria menunjukkan nilai 0,44 pada skala 0 sampai 1, atau tingkat efektivitas TNKJ berada pada level 44.
Aspek tata kelola memberikan sumbangan terbesar dalam penilaian efektivitas pengelolaan yaitu mencapai 43 0,57, sedangkan aspek sosial-
ekonomi dan aspek biofisik masing-masing memberikan nilai 0,38 29 dan 0,37 28 Gambar 9. Berdasarkan hasil penilaian efektivitas tersebut terlihat
bahwa efektivitas pengelolaan TNKJ cukup memuaskan.
Gambar 9 Persentase aspek pengelolaan TNKJ. Aspek tata kelola yang menyumbang nilai terbanyak Gambar 9 adalah
output pengelolaan penilaian terhadap program dan tindakan pengelolaan, diikuti oleh konteks pengelolaan penilaian terhadap ancaman dan kebijakan
lingkungan yang telah dilakukan, serta dampak pengelolaan yang telah dilakukan hasil dan tingkat pencapaian tujuan pengelolaan. Aspek biofisik
menyumbang nilai terendah, karena beberapa kriteria ekologi yang digunakan, seperti kelimpahan kima, yang merupakan biota yang dilindungi, telah mengalami
penurunan kelimpahannya secara signifikan. Parameter sosial ekonomi dengan
kriteria efisiensi, keberlanjutan, dan pemerataan, menunjukkan bahwa kriteria efisiensi menyumbang nilai terbesar dalam parameter sosek, di antaranya
mencakup penilaian mengenai kondisi ikan hasil tangkapan selama satu hingga lima tahun terakhir, serta persepsi masyarakat nelayan terhadap kondisi habitat
perairan terumbu karang, mangrove, dan lamun. Pengelolaan terhadap habitat perairan terutama hutan mangrove yang saat ini sedang intensif dilakukan oleh
pihak pengelola menurut hasil wawancara dengan masyarakat nelayan telah menunjukkan hasil yang bagus. Masyarakat nelayan telah mengerti pentingnya
ketiga habitat tersebut terutama terumbu karang untuk mendukung kontinuitas usaha perikanan tangkap. Jika terumbu karang, padang lamun, dan mangrove
kondisinya bagus, maka kegiatan perikanan tangkap dapat terus berlangsung karena ketiganya berguna bagi keberlangsungan hidup ikan.