Kondisi sosio-demografi Keadaan Wilayah .1 Kondisi geografis dan administrasi

yang tidak tamat SD sebanyak 5.378 jiwa 52,57 dan yang tamat SD sebanyak 3.266 jiwa 31,93. Lainnya belum sekolah 512 jiwa, tamat SLTP 612 jiwa, tamat SLTA 388 jiwa, dan tamat perguruan tinggi 74 jiwa Gambar 5. Gambar 5 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan Sumber: Kantor Kecamatan Karimunjawa 2010. Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan 5.658 jiwa dan petani 3.763 jiwa. Lainnya bekerja sebagai pengusaha 10 jiwa, pengrajin 45 jiwa, buruh 510 jiwa, PNS 204 jiwa, TNIPolisi 7 jiwa, dan pensiunan 18 jiwa Gambar 6. Mayoritas penduduk telah memiliki rumah yang permanen atau semi permanen, dan rata-rata setiap rumah mempunyai fasilitas MCK. Aliran listrik masih bergantung pada PLTD, dimana listrik menyala dari pukul 5.30 sore hingga pukul 5.30 pagi. Gambar 6 Jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan Sumber: Kantor Kecamatan Karimunjawa 2010.

4.1.6 Ekosistem atau habitat di TNKJ 1 Terumbu karang

Survei yang dilakukan WCS tahun 2003-2004 di 69 lokasi di Karimunjawa, tutupan rata-rata karang keras bervariasi 7-69 dan secara keseluruhan memiliki rata-rata sekitar 40. Selama survei tahun 2003-2006 jumlah genera karang keras yang tercatat adalah sebanyak 64 genus yang termasuk ke dalam ordo Scleractinia 14 famili dan 3 ordo non-Scleractinia. Acropora dan Porites merupakan jenis genera karang yang mendominasi di keseluruhan gugusan terumbu karang. Dominansi bentuk pertumbuhan karang di masing-masing lokasi bervariasi tergantung kepada sifatnya yang terbuka atau terlindung terhadap angin dan gelombang. Bentuk pertumbuhan karang di daerah-daerah yang terbuka terhadap angin dan gelombang relatif beragam seperti bercabang branching, meja tabulate, lembaran foliose, mengerak encrusting, masif massive dan sebagainya, yang tumbuh lebih ringkas dan padat. Umumnya gugusan terumbu karang di Kepulauan Karimunjawa mendapatkan pengaruh angin dan gelombang dengan intensitas yang berbeda-beda. Namun ada beberapa lokasi yang terlindung dari pengaruh angin dan gelombang saat musim barat dan timur seperti sisi barat pulau-pulau dan gosong-gosong di timur Pulau Kemujan dan Karimunjawa Sintok, Kecil, Tengah dan Gosong Selikur, juga sisi timur pulau-pulau dan gosong-gosong di barat Pulau Karimunjawa Cemara Besar, Cemara Kecil dan Gosong Cemara. Daerah-daerah terumbu karang yang terlindung terhadap faktor fisik ini memiliki karakteristik terumbu yang didominasi oleh karang-karang bercabang dari genus Acropora dan Porites WCS 2009. Hasil monitoring terhadap ekosistem terumbu karang yang dilakukan WCS bekerjasama dengan BTNKJ selama periode 2004-2006 BTNKJ 2010 dan BTNKJ 2008 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap penutupan terumbu karang selama periode monitoring. Selanjutnya juga diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan penutupan terumbu karang di tiap-tiap zona yang ada dalam kawasan TNKJ. Pemanfaatan terumbu karang berdasarkan sektor perikanan, antara lain sebagai nursery ground tempat pembesaran, feeding ground tempat mencari makan, ataupun spawning ground tempat memijah bagi ikan-ikan yang hidup di area sekitar kawasan tersebut. Selanjutnya, keberadaan ikan bagi masyarakat merupakan dampak tidak langsung dari terumbu karang. Manfaat lain yang yang dapat diambil dari keberadaan terumbu karang di Karimunjawa adalah pariwisata dan penelitian. Banyaknya pengunjung yang datang untuk berlibur berwisata dan melakukan penelitian merupakan manfaat secara tidak langsung dari keberadaan ekosistem terumbu karang. Selain itu, terumbu karang juga dapat bermanfaat sebagai tempat budidaya kerapu dan rumput laut dan penahan gempuran gelombang atau erosi. Salah satu ancaman terhadap terumbu karang adalah penangkapan ikan dengan menggunakan jaring muroami. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh WCS pada tahun 2002-2003 mengenai studi sosial-ekonomi dan ekologi perikanan muroami di Karimunjawa WCS 2009, bahwa spesies target utama perikanan muroami adalah ikan ekor kuning dan banyak kasus menunjukkan dampak langsung kerusakan fisik terumbu karang. Menurut Mukminin et al. 2006, tekanan aktivitas perikanan terhadap terumbu karang meningkat rata-rata sebesar 26 trip per km 2 setiap tahunnya. 2 Padang lamun Struktur komunitas padang lamun di Kepulauan Karimunjawa berdasarkan survei yang dilakukan oleh WCS tahun 2004 tersusun atas 9 spesies, yaitu Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Thalassia hemprichi, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Halophila minor, Syringodium isoetilium, Thalassodendron ciliatum. Persentase penutupan padang lamun di wilayah Karimunjawa berkisar antara 9-83. Wilayah Kemujan berkisar antara 5,6-70, dan di wilayah Parang berkisar antara 1-65 WCS 2009. Padang lamun merupakan habitat bagi beberapa organisme laut. Padang lamun memiliki fungsi secara ekologis diantaranya sebagai produsen detritus dan zat hara; mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak; tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar dan daerah pemijahan bagi beberapa jenis biota laut. Padang lamun selain memiliki fungsi secara ekologis, dapat juga dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan budidaya laut berbagai jenis ikan, kerang- kerangan dan tiram, tempat rekreasi dan sumber pupuk hijau WCS 2009. Ancaman terhadap padang lamun menurut WCS 2009 adalah degradasi lingkungan perairan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia, di antaranya pengerukan yang berkaitan dengan pembangunan pemukiman pinggir laut, pelabuhan, industri, saluran navigasi, pencemaran limbah industri terutama logam berat dan senyawa organoklorin, pembuangan sampah organik, pencemaran oleh limbah pertanian dan pencemaran minyak.