Pendekatan Sistem Model pengembangan taman nasional laut optimalisasi pengelolaan perikanan tangkap di Taman Nasional Karimunjawa

dikendalikan. Definisi tersebut menunjukkan bahwa sistem sebagai gugus dari elemen-elemen yang saling berinteraksi secara teratur dalam rangka mencapai tujuan atau subtujuan. Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisis organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis Marimin 2005. Permasalahan yang menggunakan pendekatan sistem dalam pengkajiannya harus memiliki tiga karakteristik: 1 kompleks, 2 dinamis dan 3 probabilistik. Terdapat tiga pola pikir dalam menganalisis permasalahan dengan pendekatan sistem, yaitu: 1 sibernetik cybernetic, artinya berorientasi kepada tujuan; 2 holistik holistic, yaitu cara pandang yang utuh terhadap keutuhan sistem, dan 3 efektif effectiveness, yaitu prinsip yang lebih mementingkan hasil guna yang operasional serta dapat melaksanakan daripada pendalaman teoritis untuk mencapai efisiensi keputusan Eriyatno 2003; Marimin 2005. Pengkajian dengan menggunakan metode pendekatan sistem mencakup empat tahap, yaitu: 1 analisis sistem, 2 pemodelan sistem, 3 implementasi sistem, dan 4 operasi sistem Simatupang 1995; Eriyatno 2003. Kompleksitas dan kedinamisan pengelolaan perikanan tangkap di TNKJ melibatkan banyak pihak stakeholder di dalamnya. Pengelolaan dan pengembangan perikanan tangkap harus dilakukan dengan pendekatan sistem agar kebutuhan masing- masing pihak atau pelaku dapat terakomodasi dengan baik dan meminimalkan permasalahan-permasalahan yang timbul antar pelaku.

2.5 Model

Model didefinisikan sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari suatu objek atau situasi aktual. Karena model adalah suatu abstraksi dari realitas, maka wujudnya kurang kompleks dari pada realitas itu sendiri Eriyatno 2003. Muhammadi et al. 2001 menyatakan model sebagai suatu bentuk yang dibuat untuk menirukan suatu gejala atau proses. Model merupakan simplifikasi dari sistem yang dihadapi. Model dapat dikategorikan menurut jenis, fungsi, tujuan pokok pengkajian atau derajat keabstrakan. Model menurut Tarumingkeng 1994 adalah gambaran atau deskripsi formal, dalam bentuk kata-kata, diagram dan atau persamaan matematis suatu sistem, sehingga memberikan gambaran mengenai keadaan yang sebenarnya. Model menurut Lucey 1995 biasanya digunakan sebagai pengganti sistem yang nyata terutama sebagai alat bantu untuk mempelajari fenomena yang kompleks, sehingga model merupakan alat yang sangat berguna dalam mengevaluasi keadaan ataupun mendasari pengambilan keputusan. Model menurut Seijo et al. 1998 berisi hubungan antara subsistem dan jika akurat dapat menjadi alat yang ampuh untuk mengevaluasi dampak