Strategi implementasi model pengelolaan perikanan tangkap
120
sejumlah subelemen Eriyanto 2003; Nurani 2010. Elemen dan subelemen yang dikaji dalam penelitian disajikan pada Tabel 25.
Tabel 25 Elemen dan elemen kunci strategi implementasi model pengelolaan perikanan tangkap di Karimunjawa
No. Elemen
Elemen Kunci Sektor III
Sektor IV 1.
Sektor masyarakat
yang terpengaruh
Nelayan Bakul Ikan, penyedia Perbekalan,
industri pembuat alat tangkap, industri pembuat kapal, industri
pembuat mesin,
eksportir, pengusaha jasa transportasi laut,
buruh pelabuhan,
masyarakat sekitar
Nelayan
2. Kendala
utama Konflik
kepentingan pemanfaatan
perairan Kualitas teknologi yang terbatas,
kualitas SDM rendah Konflik
kepentingan pemanfaatan
perairan, konflik kepentingan
antar sektor
3. Tolok ukur
Keberlanjutan SDI,
berkurangnya konflik,
peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan nelayan
Keberlanjutan SDI dan habitatnya; berkurangnya konflik pemanfaatan
perairan dan SDI; pemanfaatan SDI optimal, koordinasi antar sektor,
peningkatan
pendapatan dan
kesejahteraan nelayan -
4. Aktivitas yang
diperlukan Pembentukan
kelembagaan bersama;
pembuatan peraturan
pengelolaan; dan
koordinasi antar sektor
Koordinasi antar sektor; pembuatan peraturan zonasi dan pengelolaan
perikanan; pembuatan
rencana kerja pengelolaan zonasi dan SDI;
pengembangan teknologi
penangkapan dan
pengawasan; penyedian sarana dan prasarana
perikanan tangkap; pengembangan akses informasi dan pasar.
Pembentukan kelembagaan
perikanan bersama
5. Lembaga
yang terlibat DKP
propinsi, DKP kabupaten
Pemerintah Daerah, LSM DKP
Provinsi, DKP Kabupaten,
BTNKJ
Pada penelitian ini hanya digunakan lima elemen, yaitu 1 sektor masyarakat yang terlibat, 2 kendala utama pengembangan, 3 tolok ukur
keberhasilan pengembangan, 4 aktivitas yang dibutuhkan, dan 5 lembaga yang terlibat, karena kelima elemen tersebut merupakan elemen yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan dan pengelolaan sistem perikanan tangkap di
121
TNKJ. ISM menghasilkan output berupa matriks driver power dependence, yaitu plot subelemen ke dalam empat sektor yang menggambarkan tingkat daya
dorong dan ketergantungan elemen di dalam sistem. Subelemen yang berada di sektor III berarti memiliki daya dorong dan pengaruh yang kuat, sedangkan yang
berada di sektor IV berarti memiliki daya dorong yang kuat tetapi memiliki sedikit ketergantungan di dalam sistem. Karenanya subelemen yang berada di sektor III
dan IV perlu mendapatkan perhatian, karena subelemen tersebut berpengaruh terhadap subelemen yang lain di dalam sistem. Elemen kunci merupakan
subelemen yang memiliki pengaruh penting untuk proses keberhasilan sistem, yang biasanya berada di level terbawah dalam struktur hirarki. Sub elemen yang
masuk dalam elemen kunci, sektor III dan IV disajikan pada Tabel 25.
1 Sektor masyarakat yang terpengaruh
Elemen sektor masyarakat yang terpengaruh dari kegiatan pengembangan perikanan tangkap di TNKJ terdiri dari 10 sub elemen, disajikan dalam bentuk
hirarki pada Gambar 22. Level satu pada elemen sektor masyarakat terdapat pengusaha pemilik kapal; penyedia jasa transportasi laut; buruh pelabuhan; dan
masyarakat sekitar pelabuhan. Pada level dua terdapat pemilik bengkel. Pada level ketiga terdapat pedagang perbekalan dan pengrajin alat tangkap bubu.
Pada level empat terdapat eksportir, dan bakul ikan pada level lima. Pada level enam terdapat nelayan. Elemen kunci dari sektor masyarakat adalah nelayan.
Hal ini berarti nelayan merupakan sektor masyarakat yang paling terpengaruh dari kegiatan pengembangan dan pengelolaan perikanan tangkap di TNKJ.
5. Pengusaha Pemilik Kapal
9. Buruh Pelabuhan
8. Pengusaha Jasa Transportasi Laut
7. Eksportir
1. Nelayan 2. Bakul Ikan
Level 1
Level 5 Level 4
Level 3 Level 2
6. Pemilik Bengkel 3. Pedagang
Perbekalan 10. Masyarakat
Sekitar Pelabuhan
Level 6
4. Pengrajin AT Bubu
Gambar 22 Diagram model struktural dari elemen sektor masyarakat yang terpengaruh pada pengembangan perikanan tangkap di TNKJ.
122
Nelayan merupakan elemen kunci yang akan dapat mempengaruhi atau menggerakkan subelemen-subelemen dari elemen sektor masyarakat yang
terpengaruh lainnya Gambar 22. Ikan hasil tangkapan yang dihasilkan oleh nelayan akan mendukung usaha yang dilakukan oleh bakul pengumpul ikan.
Dari para pengumpul atau bakul ini, kemudian ikan hasil tangkapan dipasarkan, dan ada yang dijual ke eksportir. Kegiatan perikanan tangkap membutuhkan
penyediaan perbekalan untuk melaut dan alat tangkap ikan. Pengembangan perikanan tangkap akan mendorong berkembangnya perekonomian masyarakat
di Karimunjawa, karena akan menarik pengusaha jasa transportasi untuk melakukan aktivitas pendistribusian hasil tangkapan, serta memberikan lapangan
pekerjaan bagi buruh di pelabuhan. Kegiatan perikanan tangkap juga akan memberikan lapangan pekerjaan bagi pemilik bengkel untuk perbaikan mesin
kapal dan pemilik kapal untuk mengusahakan kapalnya di Karimunjawa.
Keterangan: 1
Nelayan 6 Pemilik bengkel
2 Bakul pengumpul
7 Eksportir 3
Pedagang perbekalan 8 Penyedia jasa transportasi laut
4 Pengrajin alat tangkap bubu
9 Buruh pelabuhan 5
Pengusaha pemilik kapal 10 Masyarakat sekitar pelabuhan
Gambar 23 Matriks driver power-dependence untuk elemen sektor masyarakat yang terpengaruh dari pengembangan perikanan tangkap di TNKJ.
Analisis lebih lanjut pada matriks driver power dependence Gambar 23, subelemen terdistribusi dalam dua sektor, yaitu sektor III dan sektor IV. Nelayan
berada di sektor IV independent atau peubah bebas, yang berarti nelayan memiliki daya dorong atau kekuatan penggerak driver power yang besar,
namun memiliki sedikit ketergantungan terhadap sistem. Semua subelemen
Sektor I Sektor II
Sektor IV Sektor III
123
yang lainnya berada pada Sektor III linkage, yang berarti saling berpengaruh dengan subelemen lainnya. Subelemen yang berada di sektor III merupakan
subelemen yang labil. Kurangnya perhatian pada subelemen tersebut akan menjadi penghambat keberhasilan pengembangan perikanan tangkap di TNKJ.
2 Elemen kendala dalam pengembangan perikanan tangkap TNKJ
Elemen kendala dalam pengembangan perikanan tangkap di TNKJ terdiri dari lima sub elemen kendala, yang disajikan dalam bentuk hirarki pada Gambar
24. Level satu pada elemen kendala terdapat kualitas teknologi penangkapan yang terbatas dan akses dan informasi pasar yang masih terbatas. Kendala
selanjutnya adalah kualitas SDM yang rendah dan konflik kepentingan antar sektor, yang berada di level dua dan tiga. Konflik kepentingan pemanfaatan
perairan berada di level empat, yang sekaligus menjadi elemen kunci yang menjadi kendala dalam pengembangan perikanan tangkap di TNKJ.
3. Kualitas teknologi penangkapan yang terbatas
5. Akses dan informasi pasar terbatas
4. Kualitas sumberdaya manusia rendah
1. Konflik kepentingan pemanfaatan perairan
2. Konflik kepentingan antar sektor
Level 1
Level 3 Level 2
Level 4
Gambar 24 Diagram model struktural dari elemen kendala utama dalam pengembangan perikanan tangkap di TNKJ.
Konflik kepentingan pemanfaatan perairan merupakan elemen kunci dari elemen kendala pengembangan perikanan tangkap di TNKJ. Kendala utama ini
harus terlebih dahulu diatasi atau ditangani, sebelum mengatasi kendala-kendala yang lain. Kendala berikutnya yang harus ditangani adalah konflik kepentingan
antar sektor dan kualitas SDM yang rendah. Dengan teratasinya kendala tersebut, diharapkan dapat mengatasi kendala selanjutnya, yaitu kualitas
teknologi penangkapan yang masih terbatas, serta akses dan informasi pasar yang terbatas. Penanganan kendala-kendala tersebut akan menjadikan kegiatan
perikanan tangkap di TNKJ berjalan dengan optimal dan berkelanjutan.
124
Keterangan: 1 Konflik kepentingan pemanfaatan perairan
2 Konflik kepentingan antar sektor 3 Kualitas teknologi penangkapan ikan yang terbatas
4 Kualitas SDM yang rendah 5 Akses dan informasi pasar terbatas
Gambar 25 Matriks driver power-dependence untuk elemen kendala dalam pengembangan perikanan tangkap di TNKJ.
Matriks driver power dependence Gambar 25 menunjukkan sub elemen konflik kepentingan pemanfaatan perairan dan konflik kepentingan antar sektor
menempati sektor IV, yang berarti kedua subelemen tersebut mempunyai daya dorong yang kuat, tetapi memiliki sedikit ketergantungan terhadap sistem.
Subelemen kendala yang memiliki daya dorong kuat dan saling mempengaruhi terhadap subelemen lain adalah kualitas teknologi yang terbatas dan kualitas
SDM yang rendah, yang berada di sektor III linkage, sehingga diperlukan kehati-hatian dalam menangani kendala tersebut. Sektor II peubah terikat atau
dependent terdapat akses dan informasi pasar terbatas akibat lokasi yang terisolir dan transportasi yang terbatas, yang berarti kendala tersebut memiliki
daya dorong yang cukup lemah dan dipengaruhi oleh sub elemen yang lain.
3 Elemen tolok ukur pengembangan perikanan tangkap di TNKJ
Elemen tolok ukur pengembangan perikanan tangkap di TNKJ terdiri dari enam sub elemen yang terbagi dalam empat level, disajikan pada Gambar 26.
Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan nelayan; dan peningkatan perekonomian daerah berada pada level satu. Pada level dua terdapat tolok
Sektor I Sektor IV
Sektor III
Sektor II
125
ukur pemanfaatan SDI yang optimal; dan koordinasi antar instansi dan sektor. Berkurangnya konflik pemanfaatan perairan dan SDI berada pada level tiga, dan
keberlanjutan SDI dan habitatnya berada pada level empat.
2. Berkurangnya konflik pemanfaatan perairan dan SDI
3. Pemanfaatan SDI yang
optimal
1. Keberlanjutan SDI dan habitatnya
Level 1
Level 2
6. Peningkatan perekonomian daerah
5. Peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan nelayan 4. Koordinasi
antar instansi dan sektor
Level 3
Level 4
Gambar 26 Diagram model struktural dari elemen tolok ukur untuk
pengembangan perikanan tangkap di TNKJ.
Elemen kunci dari elemen tolok ukur adalah keberlanjutan SDI dan habitatnya; berkurangnya konflik pemanfaatan perairan dan SDI; dan
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan nelayan. Hal tersebut menunjukkan bahwa subelemen dari tolok ukur keberhasilan memiliki prioritas yang hampir
sama sebagai penentu keberhasilan pengembangan perikanan tangkap di TNKJ. Prioritas tolok ukur selanjutnya adalah pemanfaatan SDI yang optimal dan
koordinasi antar sektor dan antar instansi. Dengan tercapainya tolok ukur tersebut, diharapkan kegiatan perikanan tangkap dapat berjalan dengan optimal
yang mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan dan pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian daerah.
Jika dilihat dari matriks driver power-dependence Gambar 27, maka semua subelemen, kecuali elemen peningkatan perekonomian daerah, berada
pada sektor III. Hal ini berarti subelemen tersebut memiliki daya dorong yang kuat atau tinggi sebagai tolok ukur keberhasilan pengembangan perikanan
tangkap di TNKJ, serta bersifat linkage yang berarti memiliki ketergantungan yang sangat kuat di dalam sistem. Sedangkan subelemen peningkatan
perekonomian daerah berada di sektor II, yang berarti subelemen tersebut memiliki daya dorong yang cukup lemah atau kecil untuk keberhasilan sistem,
namun memiliki keterkaitan yang kuat dengan subelemen yang lain.
126
Keterangan: 1 Keberlanjutan SDI dan habitatnya
2 Berkurangnya konflik pemanfaatan perairan dan SDI 3 pemanfaatan SDI yang optimal
4 Koordinasi antar instansi dan antar sektor 5 Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan nelayan
6 Peningkatan perekonomian daerah Gambar 27 Matriks driver power-dependence tolok ukur untuk pengembangan
perikanan tangkap di TNKJ.
4 Elemen aktivitas yang dibutuhkan untuk pengembangan perikanan tangkap di TNKJ
Elemen aktivitas yang dibutuhkan untuk pengembangan perikanan tangkap di TNKJ disusun dari delapan subelemen yang terbagi dalam lima level Gambar
28. Level pertama dalam elemen aktivitas terdapat pengembangan akses informasi dan pasar; dan penciptaan iklim kondusif. Aktivitas selanjutnya adalah
pembuatan rencana kerja pengelolaan zonasi dan SDI; dan penyediaan sapras perikanan tangkap yang berada di level dua. Level tiga terdapat pengembangan
teknologi dan pengawasan. Aktivitas koordinasi antar sektor menempati level empat dan pembuatan peraturan pengelolaan berada di level lima. Level enam
terdapat aktivitas pembentukan kelembagaan bersama.
Sektor IV Sektor III
Sektor II Sektor I
127
2. Pembentukan kelembagaan bersama
3. Pembuatan peraturan pengelolaan
Level 1
7. Pengembangan akses informasi dan pasar
6. Penyediaan sapras perikanan tangkap
4. Pembuatan rencana kerja
1. Koordinasi antar sektor 5. Pengembangan teknologi
dan pengawasan 8. Penciptaan iklim
kondusif
Level 4 Level 3
Level 2
Level 5 Level 6
Gambar 28 Diagram model struktural dari elemen aktivitas yang dibutuhkan
untuk pengembangan perikanan tangkap di TNKJ.
Elemen kunci dari elemen aktivitas yang akan mendorong aktivitas yang lain adalah pembentukan kelembagaan bersama; pembuatan peraturan
pengelolaan; dan koordinasi antar sektor. Ketiga aktivitas tersebut harus ada terlebih dahulu sebelum akivitas yang lainnya, yang berada di level di atasnya.
Aktivitas berikutnya aalah pengembangan teknologi penangkapan ikan dan pengawasan agar kegiatan perikanan tangkap dapat terus berkelanjutan dan
ramah lingkungan. Pembuatan rencana kerja dan penyediaan sapras perikanan tangkap merupakan aktivitas selanjutnya yang berada satu level di atasnya. Dan
aktivitas selanjutnya adalah pengembangan akses informasi dan pasar, serta penciptaan iklim yang kondusif agar kegiatan perikanan tangkap dapat
berkembang dengan optimal dan berkelanjutan. Pada matriks driver power-dependence Gambar 29, sub elemen
penciptaan iklim yang kondusif untuk usaha perikanan berada di sektor II, yang berarti sub elemen ini memiliki daya dorong yang cukup lemah dan dipengaruhi
oleh sub elemen yang lainnya. Sub elemen pembentukan kelembagaan perikanan bersama berada pada sektor IV, yang berarti sub elemen ini memiliki
daya dorong yang kuat tetapi memiliki sedikit ketergantungan di dalam sistem. Sedangkan subelemen yang lain berada di sektor III linkage yang berarti
memiliki daya dorong yang kuat dan saling terikat satu sama lain.
128
Keterangan: 1 Koordinasi antar sektor yang terlibat
2 Pembentukan kelembagaan bersama untuk pengelolaan SDI dan zonasi 3 Pembuatan peraturan zonasi dan pengelolaan
4 Pembuatan rencana kerja pengelolaan zonasi dan sumberdaya 5 Pengembangan teknologi penangkapan dan pengawasan
6 Penyediaan sarana dan prasarana perikanan tangkap 7 Pengembangan akses informasi dan pasar
8 Penciptaan iklim yang kondusif untuk berusaha di bidang perikanan tangkap Gambar 29 Matriks driver power-dependence aktivitas yang dibutuhkan guna
perencanaan tindakan dalam pengembangan perikanan tangkap.
5 Elemen lembaga yang terlibat dalam pengembangan perikanan tangkap
Elemen lembaga yang terlibat dalam pengembangan perikanan tangkap terdiri dari delapan subelemen yang terbagi dalam empat level Gambar 30.
2. DKP Kabupaten 3. BTNKJ
Level 3
7. Penegak Hukum
6. Kelompok Nelayan
1. DKP Provinsi 5. Dishubla
8. LSM
Level 2 Level 1
Level 4
4. Pemda
Gambar 30 Diagram model struktural dari elemen lembaga yang terlibat dalam pengembangan perikanan tangkap di TNKJ.
Sektor IV Sektor III
Sektor I Sektor II
129
Level pertama dari elemen lembaga terdapat Dinas Perhubungan Laut Dishubla, aparat penegak hukum dan LSM. Kelompok nelayan menduduki
level dua, sedangkan Pemda Kab. Jepara berada di level tiga. Pada level empat terdapat Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Provinsi; DKP Kabupaten; dan
BTNKJ. Elemen kunci dari elemen lembaga adalah DKP Provinsi dan DKP Kabupaten.
Keterangan: 1 DKP Provinsi Jawa Tengah
2 DKP Kabupaten Jepara 3 Balai Taman Nasional Karimunjawa BTNKJ
4 Pemda Kab. Jepara 5 Dinas Perhubungan Laut
6 Kelompok nelayan 7 Aparat penegak hukum
8 Lembaga swadaya masyarakat Gambar 31 Matriks driver power-dependence elemen lembaga yang terlibat
dalam pengembangan perikanan tangkap di TNKJ. Analisis lebih lanjut pada matriks driver power-dependence, seperti yang
disajikan pada Gambar 31, menunjukkan subelemen lembaga yang terlibat daam pengembangan perikanan tangkap di TNKJ terbagi ke dalam tiga sektor. Pada
sektor II terdapat subelemen Dinas Perhubungan Laut Dishubla, yang berarti Dishubla memiliki daya dorong yang cukup lemah atau kecil untuk keberhasilan
sistem, namun memiliki keterkaitan yang kuat dengan subelemen yang lain di dalam sistem.
Sektor I Sektor II
Sektor IV Sektor III
130
Pada sektor III terdapat subelemen Pemda Kab. Jepara, kelompok nelayan, aparat penegak hukum, dan LSM, yang berarti subelemen-subelemen
tersebut memiliki daya dorong yang tinggi dan memiliki keterkaitan yang kuat dengan subelemen yang lain untuk keberhasilan sistem. Pada sektor VI terdapat
subelemen DKP Provinsi, DKP Kabupaten, dan BTNKJ, yang berarti ketiga subelemen tersebut mempunyai daya dorong yang kuat untuk keberhasilan
sistem, tetapi memiliki keterkaitan yang rendah dengan subelemen yang lain di dalam sistem.
Elemen kunci dari elemen lembaga yang terlibat dalam pengembangan perikanan tangkap di Karimunjawa adalah DKP Provinsi dan DKP Kabupaten,
yang berarti kedua subelemen tersebut akan dapat menggerakkan subelemen yang lain di level atasnya untuk keberhasilan program pengembangan perikanan
tangkap di TNKJ. Pada level yang sama terdapat BTNKJ dan level selanjutnya terdapat Pemda Kab. Jepara. Berdasarkan model struktural tersebut, terlihat
bahwa kelembagaan pemerintah memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan pengembangan perikanan tangkap di TNKJ.
6 PEMBAHASAN