Subsistem kebijakan dan kelembagaan

kapasitas potensial potential capacity, kapasitas daya dukung carrying capacity, dan kapasitas daya tampung atau daya lentur absorptive capacity. Kinerja dari suatu kelembagaan merupakan fungsi dari tata kelembagaan, mekanisme, dan kapasitas kelembagaan yang dimilikinya Purwaka 2003. Kelembagaan menurut Nurani 2010 dapat diartikan sebagai kelembagaan sebagai institusi, yang merupakan organisasi berbadan hukum untuk mengelola suatu kegiatan, dan kelembagaan sebagai pelembagaan nilai institutionalized. Kelembagaan sebagai organisasi merupakan kumpulan orang yang tergabung dalam suatu wadah yang disatukan untuk bekerjasama mencapai suatu tujuan. Kelembagaan sebagai organisasi mencakup beberapa komponen, yaitu: 1 orang, sebagai pelaksana tugas; 2 teknologi, yang digunakan untuk melaksanakan tugas; 3 informasi, sebagai pengetahuan untuk melaksanakan tugas; 4 struktur, merupakan peraturan dan pembagian tugas; dan 5 tujuan, merupakan alasan dan tujuan dari pelaksanaan tugas organisasi. Kelembagaan dalam konsep pengelolaan SDI merupakan faktor penting yang menggerakkan kinerja dari pengelolaan Nurani 2010. Kelembagaan sebagai aturan main rule of the game mencakup himpunan aturan mengenai tata hubungan di antara orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan. Kelembagaan memberikan ketentuan terhadap anggotanya mengenai hak, kewajiban dan tanggung jawab. Kelembagaan memberikan suatu kondisi, setiap anggota menerima apa yang telah menjadi ketentuan, merasa aman, dan hidup sewajarnya.

2.4 Pendekatan Sistem

Sistem adalah sekumpulan elemen-elemen atau objek-objek yang saling berhubungan melalui berbagai bentuk interaksi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang berguna Simatupang 1995; Gaspersz 1992. Sistem adalah satu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks Eriyatno 2003; Marimin 2005. Pengertian tersebut mencerminkan adanya beberapa bagian dan hubungan antar bagian, yang menunjukkan kompleksitas dari sistem yang meliputi kerjasama antar bagian yang interdependen satu sama lain. Selain itu, dapat dilihat bahwa sistem berusaha mencapai tujuan. Pencapaian tujuan ini menyebabkan timbulnya dinamika, perubahan-perubahan yang terus menerus perlu dikembangkan dan dikendalikan. Definisi tersebut menunjukkan bahwa sistem sebagai gugus dari elemen-elemen yang saling berinteraksi secara teratur dalam rangka mencapai tujuan atau subtujuan. Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisis organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis Marimin 2005. Permasalahan yang menggunakan pendekatan sistem dalam pengkajiannya harus memiliki tiga karakteristik: 1 kompleks, 2 dinamis dan 3 probabilistik. Terdapat tiga pola pikir dalam menganalisis permasalahan dengan pendekatan sistem, yaitu: 1 sibernetik cybernetic, artinya berorientasi kepada tujuan; 2 holistik holistic, yaitu cara pandang yang utuh terhadap keutuhan sistem, dan 3 efektif effectiveness, yaitu prinsip yang lebih mementingkan hasil guna yang operasional serta dapat melaksanakan daripada pendalaman teoritis untuk mencapai efisiensi keputusan Eriyatno 2003; Marimin 2005. Pengkajian dengan menggunakan metode pendekatan sistem mencakup empat tahap, yaitu: 1 analisis sistem, 2 pemodelan sistem, 3 implementasi sistem, dan 4 operasi sistem Simatupang 1995; Eriyatno 2003. Kompleksitas dan kedinamisan pengelolaan perikanan tangkap di TNKJ melibatkan banyak pihak stakeholder di dalamnya. Pengelolaan dan pengembangan perikanan tangkap harus dilakukan dengan pendekatan sistem agar kebutuhan masing- masing pihak atau pelaku dapat terakomodasi dengan baik dan meminimalkan permasalahan-permasalahan yang timbul antar pelaku.

2.5 Model

Model didefinisikan sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari suatu objek atau situasi aktual. Karena model adalah suatu abstraksi dari realitas, maka wujudnya kurang kompleks dari pada realitas itu sendiri Eriyatno 2003. Muhammadi et al. 2001 menyatakan model sebagai suatu bentuk yang dibuat untuk menirukan suatu gejala atau proses. Model merupakan simplifikasi dari sistem yang dihadapi. Model dapat dikategorikan menurut jenis, fungsi, tujuan pokok pengkajian atau derajat keabstrakan. Model menurut Tarumingkeng 1994 adalah gambaran atau deskripsi formal, dalam bentuk kata-kata, diagram dan atau persamaan matematis suatu sistem, sehingga memberikan gambaran mengenai keadaan yang sebenarnya. Model menurut Lucey 1995 biasanya digunakan sebagai pengganti sistem yang nyata terutama sebagai alat bantu untuk mempelajari fenomena yang kompleks,