Tujuan Penelitian Model pengembangan taman nasional laut optimalisasi pengelolaan perikanan tangkap di Taman Nasional Karimunjawa

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa: 1 Kontribusi pemikiran dalam aplikasi metode pendekatan sistem untuk pengembangan taman nasional laut TNL. 2 Kontribusi ilmiah dalam pengembangan dan aplikasi metode penelitian untuk memecahkan masalah dalam bidang pengelolaan perikanan tangkap di suatu kawasan TNL. 3 Kontribusi pemikiran tentang pelaksanaan penangkapan ikan bagi pelaku perikanan tangkap.

1.5 Kerangka Pemikiran

Kepulauan Karimunjawa telah ditetapkan sebagai taman nasional melalui SK Menteri Kehutanan No.78Kpts-II1999, yang berdasarkan SK Dirjen PHKA No. 79IVset-32005 dibagi menjadi tujuh zona dalam pengelolaannya Tabel 1. Pengelolaan TNKJ pada dasarnya merupakan perpaduan antara kegiatan konservasi perlindungan dan kegiatan pemanfaatan. Salah satu kegiatan pemanfaatan yang ada di TNKJ adalah kegiatan perikanan tangkap. Sistem zonasi yang berlaku saat ini membagi kawasan TNKJ menjadi tujuh zona dan menempatkan kegiatan perikanan tangkap di zona PPT Tabel 1. Meskipun luasan zona PPT mencapai 93 dari luasan total TNKJ dan mayoritas penduduk Karimunjawa bekerja sebagai nelayan, namun pengelolaannya belum optimal sehingga kondisi perikanan justru mengalami penurunan. Permasalahan dalam pengelolaan perikanan tangkap di zona PPT adalah karena belum ada pengaturan pemanfaatan zona PPT. Pemanfaatan zona PPT yang belum diatur menyebabkan jumlah dan jenis alat tangkap yang beroperasi tidak terdata dengan baik. Karenanya perlu dibuat model pengelolaan perikanan tangkap di zona PPT yang sesuai dengan prinsip konservasi. Pengelolaan perikanan tangkap melibatkan banyak pihak stakeholders yang memiliki beragam kepentingan atau kebutuhan. Kebutuhan antar stakeholders ada yang sama, namun ada pula yang saling bersinggungan sehingga rawan menimbulkan konflik. Upaya pemenuhan kebutuhan antar stakeholders akan membuat persoalan dalam pengelolaan menjadi lebih kompleks, sehingga metode pendekatan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan sistem. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan output berupa model pengelolaan perikanan tangkap dan model penggunaan perairan di zona PPT TNKJ. Tujuan pembuatan model pengelolaan perikanan tangkap adalah untuk memperoleh cara pengelolaan perikanan tangkap di TNKJ yang efektif, efisien, dan berkelanjutan, dengan memandang perikanan tangkap sebagai suatu sistem yang mengakomodasikan subsistem-subsistem di dalamnya. Dalam kajian ini sistem perikanan tangkap mengacu pada Charles 2001 yang dibagi menjadi tiga subsistem yaitu subsistem SDI dan lingkungannya; subsistem SDM dan kegiatannya; dan subsistem manajemen kebijakan dan kelembagaan. Integrasi ketiganya dalam sistem perikanan tangkap diharapkan dapat mengatasi permasalahan pengelolaan perikanan tangkap yang selama ini masih belum optimal di TNKJ. Untuk menghasilkan output tersebut, dilakukan serangkaian analisis. Analisis yang dilakukan untuk menghasilkan output model pengelolaan perikanan tangkap di antaranya analisis bioekonomi pada subsistem SDI; analisis multi-kriteria untuk pemilihan TPI tepat guna, analisis finansial, dan teknik linear goal programming LGP pada subsistem usaha; dan analisis kebijakan untuk menentukan kebijakan dan kelembagaan perikanan tangkap pada subsistem kebijakan dan kelembagaan. Analisis sistem informasi geografis SIG dilakukan untuk menghasilkan output berupa model penggunaan perairan di dalam zona PPT. Tujuan pembuatan model penggunaan perairan dalam zona PPT adalah untuk memperoleh cara pengaturan penggunaan perairan di dalam zona PPT. Sampai saat ini belum ada batasan yang jelas mengenai pelaksanaan kegiatan perikanan tangkap di TNL. Keputusan Dirjen PHKA No. SK.79IVSet-32005 menyebutkan zona PPT adalah zona yang diperuntukkan bagi kepentingan pemanfaatan perikanan yang sudah berlangsung secara turun temurun oleh masyarakat setempat dengan tetap memperhatikan aspek konservasi. Zona PPT TNKJ memiliki luas 104 ha yang meliputi seluruh perairan di luar zona yang telah ditetapkan di dalam kawasan TNKJ. Pengertian zona tradisional dalam Permen No. 562006 adalah bagian dari taman nasional yang ditetapkan untuk kepentingan pemanfaatan tradisional oleh masyarakat yang karena kesejarahan mempunyai ketergantungan pada SDI. Zona tradisional diperuntukkan untuk pemanfaatan potensi tertentu oleh masyarakat setempat secara lestari melalui pengaturan pemanfaatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun naskah dalam SK dan Permenhut tersebut belum mampu menguraikan