Prinsip Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

61

5. Prinsip Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Endah Sulistyowati 2012: 46-50 menyatakan bahwa pelaksanaan pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa meliputi 4 empat prinsip seperti yang tercantum dalam Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa dari Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010. Keempat prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa tersebut antara lain: a. Pengembangan pendidikan budaya dan karakter harus berkelanjutan Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan. Pengembangan dimulai dari awal siswa masuk sekolah dasar, kemudian masuk sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, hingga perguruan tinggi. b. Pengembangan melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah Pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam setiap mata pelajaran, setiap kegiatan kurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler. Gambar 1. berikut ini memperlihatkan aspek-aspek pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa di lingkungan sekolah. Gambar 1. Pengembangan Nilai-nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa diadaptasi dari Panduan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, 2010: 12 62 c. Nilai tidak diajarkan tetapi dikembangkan Dalam pembelajaran di sekolah, materi nilai budaya dan karakter bangsa tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti halnya mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun fakta seperti dalam mata pelajaran agama, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan PKn, IPA, Ilmu Pengetahuan Sosial IPS, Matematika, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Seni dan Ketrampilan. Mata pelajaran digunakan sebagai bahan atau media untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. d. Proses pendidikan dilakukan siswa secara aktif dan menyenangkan. Prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh siswa bukan oleh guru. Guru menerapkan prinsip ”tut wuri handayani” dalam setiap perilaku yang ditunjukkan siswa. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses pendidikan dilakukan dalam suasana belajar yang menimbulkan rasa senang dan tidak indoktrinatif dimana proses pembelajaran diawali dengan perkenalan terhadap nilai yang dikembangan kemudian guru menuntun siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran.

D. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar