173 berpendapat. Hal ini sejalan dengan pernyatan NY
FGDS09121308 bahwa, “Guru juga memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk
menambah jawaban teman.”
Dari hasil LKK, diketahui bahwa sebagian besar siswa telah mengetahui ciri-ciri tumbuhan yang dimaksud dalam gambar.
Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, guru mengadakan post-test berupa 10 soal pilihan ganda yang didiktekan kepada siswa. Dari hasil post-test
diketahui bahwa sebagian besar siswa telah memahami materi tentang adaptasi tumbuhan dengan nilai rata-rata 8,0.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan kegiatan refleksi tentang hasil belajar siswa. SKM juga menanamkan pentingnya kemampuan beradaptasi terhadap
kehidupan sekitar siswa untuk kepentingan mempertahankan kehidupan. Dalam kegiatan refleksi guru bercerita tentang masalah globalisasi dan pengaruh
buruknya terhadap budaya lokal bangsa Indonesia. SKM bertanya jawab dengan siswa tentang sikap-sikap yang harus mereka miliki menanggapi masalah tersebut.
Hal ini merupakan teknik yang dilakukan guru untuk menanamkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa melalui kegiatan refleksi. Hal ini sejalan dengan
pernyataan IS
FGDS09121312 bahwa, “Guru juga mengajak siswa merenungkan suatu cerita, kemudian bertanya sikap kita seharusnya bagaimana.”
c. Observasi atau Pengamatan III
Pembelajaran ditujukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi adaptasi hewan melalui kegiatan ulangan harian. Tujuan pembelajaran ini
telah disampaikan kepada siswa pada pertemuan sebelumnya. Pada awal pertemuan guru meminta siswa untuk membentuk lingkaran besar. Dengan
174 pengkondisian ini guru dapat mengetahui tingkat kehadiran siswa. Hal ini
merupakan salah satu cara yang diterapkan guru untuk memeriksa kehadiran siswa, sejalan dengan IS
FGDS09121303 yang menyatakan bahwa, “Kadang guru hanya melihat, kemudian jika ada yang tidak masuk, ditanyakan kenapa misal:
A tidak masuk.”
Melalui pengkondisian seperti ini pula, guru memberitahu kepada siswa bahwa, “seperti yang sudah disepakati kemarin, hari ini kita akan
adakan ulangan harian. Sudah siap semua?” Seperti itulah cara guru memeriksa kesiapan belajar siswa. Siswa terlihat sangat antusias mengikuti ulangan harian
hari ini. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa untuk ulangan hari ini berbeda dari
pelaksanaan ulangan seperti biasanya. Kemudian guru meminta siswa untuk membentuk 5 lima kelompok berdasarkan tempat duduk dalam posisi melingkar
tersebut. Berdasarkan kelima kelompok tersebut, guru memanggil ketua dari masing-masing kelompok untuk maju ke tengah-tengah lingkaran. Guru meminta
kelima ketua kelompok tersebut memilih anggota kelompok yang baru secara bebas dan bergantian. Dari cara tersebut guru mengetahui siswa-siswa yang
diminati dan kurang diminati oleh siswa yang lain. Setelah membentuk kelima kelompok yang baru, guru memberitahukan
bahwa, “kelompok yang sudah terbentuk ini nanti menempati pos-pos yang sudah ditempati, yaitu: pos I di perpustakaan, pos II di taman, pos III di taman samping
kelas I, pos IV di parkir sepeda, pos V di masjid depan. Nanti di setiap pos ada soal yang harus kalian selesaikan secara bergantian.” Siswa sangat antusias dalam
pengerjaan kelima soal ulangan harian terlihat dari semangat siswa untuk
175 bergantian menyelesaikan kelima soal dengan berpindah-pindah dari pos satu ke
pos selanjutnya. Melalui pelaksanaan ulangan harian dengan teknik tersebut, guru berupaya untuk tetap menerapkan prinsip eksplorasi dengan memberikan
kesempatan yang luas kepada siswa dalam menjawab pertanyaan serta prinsip elaborasi melalui pemberian tugas yang bermakna dengan mengakomodasi
kecerdasan kinestetik, visual spasial, dan logis matematis. Terdapat beberapa siswa yang menanyakan kepada siswa tentang letak pos,
seperti Fauzan: “Bu, Pos IV itu di parkir belakang atau parkir depan Bu?”. Dari pernyataan itu dapat diketahui bahwa siswa sangat tertantang untuk
menyelesaikan kelima soal ulangan harian dengan teknik yang diterapkan guru tersebut.
Guru juga menerapkan kepercayaan yang tinggi kepada siswa, hal ini ditunjukkan dengan pernyataan guru bahwa, “Ibu percaya kalian jujur, kalian pasti
tahu kalau ini ulangan harian, jadi kalian harus bagaimana mengerjakannya.” Melalui pernyataan ini, guru menanamkan nilai disiplin dan kejujuran kepada
siswa. Mendekati akhir waktu pengerjaan, terdapat 1 satu siswa yang mengalami
kelambatan dalam menyelesaikan soal tersebut, guru meminta siswa yang lain untuk menunggu hingga siswa tersebut selesai mengerjakan seluruh soal yang
diberikan. Dari hal inilah guru menanamkan nilai saling menghormati dan menghargai kemampuan antar teman.
Setelah semua selesai, guru mengadakan konfirmasi dengan mengklarifikasi jawaban dari kelima soal tersebut. Guru menerapkan teknik tanya jawab bergilir
176 dimana guru memberikan satu soal kepada 1 satu siswa untuk dijawab.
Kemudian mencocokan jawaban tersebut dengan menanyakan kebenaran jawaban tersebut kepada siswa yang lain.
Setelah kegiatan tanya jawab, guru menyampaikan kepada peneliti bahwa, “dengan cara begini Mbak, kita bisa menilai kemampuan siswa dalam menjawab
secara lisan, jadi tidak selalu tertulis tesnya, kan disini memang ada siswa yang kurang kemampuan dalam menulis, nah beginilah cara kami mensiasatinya.”
Setelah kegiatan mencocokan bersama-sama, peneliti mengadakan wawancara singkat dengan guru. Berdasarkan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa
terdapat 2 dua siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab soal secara tertulis. Masing-masing adalah OZ dan RM. OZ merupakan siswa laki-laki yang
memang mengalami kelambatan kognitif, sedangkan RM merupakan siswa perempuan yang memiliki keterbatasan fisik sehingga membuatnya kesulitan
dalam hal pengejaan bahasa lisan ke bahasa tulis. Menanggapi hal ini, guru mengatakan bahwa,
“Ya mungkin, kami harus mengganti metode ulangannya Mbak, yang sesuai dengan tipe kecerdasannya yang lain. Kalau OZ, dia memiliki kecerdasan
kinestetik sedangkan RM dia memiliki kecerdasan linguistik. Mereka berdua memiliki kepercayaan diri yang sangat bagus kalau kita mengabaikan sisi
kognitifnya, sehingga mungkin kita kan mengadakan tes-tes lisan seperti tadi untuk ke depannya.”
WG.II21111354 Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan meminta siswa melaporkan nilai ulangan
harian yang telah diperoleh. Melalui kegiatan ini SKM juga menyisipkan budaya antri untuk mengembangkan karakter disiplin kepada siswa.
Berdasarkan pemaparan di atas, gambar 8. berikut merupakan diagram ketercapaian indikator dalam instrumen tentang pelaksanaan pembelajaran Ilmu
177
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
22 24
26 28
30 32
34 36
38
Pengamatan I Pengamatan II
Pengamatan III
Kes e s ua i a n de nga n kompone n de s a i n
pe mbe l a ja ra n
Kes e s ua i a n de nga n Eva l ua s i Di ri
Sekol a h
Kes e s ua i a n de nga n pe mbe l a ja ra n
i nte gra s i buda ya da n ka ra kte r ba ngs a
Pengetahuan Alam Kelas V. Diagram berikut ini berfungsi sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan tentang labelisasi kegiatan pembelajaran
yang didasarkan pada 3 tiga hal, yaitu
kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan komponen desain pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
indikator Evaluasi Diri Sekolah, dan pelaksanaan pembelajaran integrasi budaya dan karakter bangsa.
Gambar 8. Diagram Ketercapaian Indikator Instrumen dalam Kegiatan Pembelajaran
Tabel 19. berikut merupakan labelisasi dari aktifitas pembelajaran berdasarkan tingkat ketercapaian indikator dalam ketiga aspek penerapan desain pembelajaran
integrasi budaya dan karakter bangsa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, yaitu, yaitu kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan komponen desain
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan indikator Evaluasi Diri Sekolah, dan pelaksanaan pembelajaran integrasi budaya dan karakter bangsa.
178 Tabel 19. Labelisasi Aktifitas Pembelajaran sebagai Dimensi Pelaksanaan Desain
Pembelajaran Integrasi Budaya dan Karakter Bangsa Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V
No. Aspek
Pencapaian Indikator Pengamatan I
Pengamatan II Pengamatan III
1. Kesesuaian aktifitas belajar sebagai
dimensi perencanaan desain pembelajaran
15 indikator 16 indikator
16 indikator
Labelisasi Sangat Baik
Sangat Baik Sangat Baik
2. Kesesuaian aktifitas belajar dengan
instrumen Evaluasi Diri Sekolah 27 indikator
29 indikator 31 indikator
Labelisasi
Baik Baik
Sangat Baik 3.
Kesesuaian aktifitas belajar integrasi budaya dan karakter
bangsa 13 indikator
14 indikator 13 indikator
Labelisasi Sangat Baik
Sangat Baik Sangat Baik
Diagram dan tabel di atas menunjukkan bahwa pembelajaran telah memenuhi sebagian besar indikator di ketiga aspek pengamatan, yaitu kesesuaian
pelaksanaan pembelajaran dengan komponen desain pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan indikator Evaluasi Diri Sekolah, dan pelaksanaan
pembelajaran integrasi budaya dan karakter bangsa. Berikut merupakan penjabaran dari ketercapaian masing-masing aspek pada ketiga sesi observasi atau
pengamatan.
a. Observasi atau Pengamatan I