Sifat Desain Pembelajaran Desain Pembelajaran dalam Sistem Instruksional

16 teknik penilaian yang diterapkan untuk mencipta kondisi belajar yang kondusif yang memungkinkan terjadinya pembelajaran secara efektif.

2. Sifat Desain Pembelajaran

Dewi Salma 2008: 20-22 menyatakan bahwa terdapat 3 tiga hal yang menjadi sifat desain pembelajaran. Ketiga sifat tersebut antara lain: a. Berorientasi pada siswa Sebagai bentuk usaha untuk membantu peserta didik dalam belajar, Gagne dalam Wina Sanjaya, 2011: 66 menyatakan bahwa penyusunan desain pembelajaran hendaknya memperhatikan kemampuan dasar serta gaya belajar siswa sehingga perancangan desain pembelajaran sesuai dengan potensi dan kompetensi yang dimiliki siswa. Desain pembelajaran hendaknya mengacu juga pada karakteristik khas siswa yang meliputi karakteristik umum berupa kemampuan membaca, jenjang pendidikan, usia, atau latar belakang sosial, kemampuan awal siswa atau kemampuan prasyarat. b. Alur berpikir sistematik Konsep sistem dan pendekatan sistem diterapkan secara optimal dalam desain pembelajaran sebagai kerangka pikir. Sistem desain pembelajaran yang terdiri dari siswa, tujuan, metode, dan evaluasi memiliki fungsi yang berbeda-beda akan tetapi bekerjasama dan berkoordinasi dalam melaksanakan suatu tujuan yang telah dirumuskan. c. Empiris dan berulang Setiap model desain pembelajaran bersifat empiris, yang memiliki arti bahwa model yang diajukan oleh pakar telah melalui kajian teori secara empiris dan 17 telah diujicobakan sebelum dilakukan publikasi. Pada tahap pelaksanaan, guru dapat menerapkan dan memperbaiki setiap tahap desain pembelajaran berulang kali sesuai dengan masukan demi memperbaiki efektivitas pembelajaran.

3. Desain Pembelajaran dalam Sistem Instruksional

Sistem instruksional menurut Harjanto 2005: 51 terbentuk dari dua konsep, yaitu system dan instructional. System yang untuk selanjutnya diterjemahkan sebagai sistem oleh Wong dan Raulerson diartikan sebagai: “a set of parts united by some form of interaction” yang artinya: “suatu perangkat dari bagian-bagian yang diikat atau dipersatukan oleh beberapa bentuk hubungan saling mempengaruhi.” Konsep kedua dari sistem instruksional menurut Harjanto 2005: 52, yaitu instruction yang kemudian diterjemahkan sebagai pembelajaran atau pengajaran diartikan sebagai pelaksanaan kurikulum curriculum implementation atau dalam pengertian yang lebih khusus merujuk pada proses belajar mengajar teaching-learning process. Berdasarkan kedua konsep di atas, sistem instruksional merupakan wujud pelaksanaan kurikulum melalui proses belajar mengajar yang dipengaruhi dan didukung oleh dimensi-dimensi yang lain. Sebagai suatu sistem, sistem instruksional menurut Harjanto 2005: 52 terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi rencana a plan dan dimensi proses yang nyata a reality . Dalam dimensi rencana, sistem instruksional merujuk pada prosedur atau langkah-langkah yang hendaknya dilalui dalam mempersiapkan proses belajar mengajar. Dimensi rencana ini secara konkrit disebut sebagai perencanaan pembelajaran atau desain pembelajaran yang meliputi perencanaan proses belajar mengajar. Dimensi kedua dari sistem intruksional, yaitu dimensi realita a reality 18 mengarah kepada interaksi dalam kelas melalui proses belajar mengajar yang telah direncanakan. Dimensi kedua ini mengarah pada tujuan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari suatu materi melalui interaksi belajar mengajar. Sebagaimana pernyataan Haryanto di atas, konsep desain pembelajaran sebagai suatu proses pembelajaran juga dinyatakan oleh Wina Sanjaya 2011: 67, yaitu: “Desain instruksional yang berkenaan dengan proses pembelajaran yang dapat dilakukan siswa untuk mempelajari suatu materi pelajaran yang di dalamnya mencakup rumusan tujuan yang harus dicapai atau hasil belajar yang diharapkan, rumusan strategi yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan termasuk metode, teknik, media yang dapat dimanfaatkan serta teknik evaluasi untuk mengukur atau menentukan keberhasilan pencapaian tujuan.” Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa dalam sistem instruksional terdapat 2 dua komponen yang saling berkaitan, yaitu perencanaan pembelajaran sebagai bentuk nyata sistem instruksional dalam dimensi rencana dan desain pembelajaran sebagai bentuk nyata sistem instruksional dalam dimensi realita. Wina Sanjaya 2011: 69-70 menyatakan bahwa perencanaan pembelajaran dan desain pembelajaran memiliki makna yang berbeda, namun keduanya memiliki hubungan yang sangat erat sebagai program pengajaran. Perencanaan pembelajaran lebih menekankan pada proses pengembangan atau penerjemahan suatu kurikulum sekolah, sedangkan desain pembelajaran lebih menekankan pada proses perancangan suatu program pembelajaran untuk membantu proses belajar siswa.

4. Komponen Desain Pembelajaran