Observasi atau Pengamatan II

170 melakukan inisiatif-inisiatif yang mengarah kepada pengembangan materi dan sikap selama pembelajaran. Pukul 09.28 pelajaran diakhiri melalui kegiatan konfirmasi dan refleksi yang dilaksanakan di luar kelas, yaitu di sekitar halaman depan sekolah. Kegiatan konfirmasi dilakukan dengan menggunakan teknik tanya jawab tentang pentingnya merawat tanaman dan cara-cara merawat tanaman. Guru mengakhiri kegiatan refleksi tentang pengalaman yang diperoleh siswa selama pembelajaran.

b. Observasi atau Pengamatan II

Pembelajaran berlangsung di dalam kelas dengan kegiatan diskusi dengan tujuan untuk mengetahui bentuk adaptasi tumbuhan. Untuk menerapkan kegiatan elaborasi, SKM membagi kelas menjadi 5 lima kelompok belajar IPA dimana pengelompokkannya disusun berdasarkan tempat duduk siswa sejak mata pelajaran pertama, yaitu Tahfidz. Dalam kesempatan itu pula SKM menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Untuk mengkondisikan siswa, SKM meminta siswa mempersiapkan diri pada mata pelajaran selanjutnya, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam yang dimulai pada pukul 08.30. SKM mengatakan, “nanti mata pelajaran IPA dimulai jam setengah sembilan, sebelum jam tersebut kalian harus sudah siap di tempat duduk kelompok masing-masing”. Pengkondisian ini dilakukan karena sebelum mata pelajaran IPA siswa diperbolehkan mengisi waktu luang setelah mata pelajaran Tahfidz dengan kegiatan bermain “bekelan”. Pembelajaran dimulai pukul 08.32. Pelaksanaan pembelajaran terlihat terlambat 2 menit dari waktu yang dijadwalkan, yaitu pukul 08.30 WIB. Hal ini 171 dikonfirmasi peneliti kepada siswa saat pelaksanaan Focus Group Discussion FGD pada 9 Desember 2013. Terkait dengan keterlambatan guru, FT sebagai salah satu siswa SKM FGDS09121301 menyatakan bahwa guru sering terlambat datang tetapi tidak terlalu lama dari jadwal yang telah ditentukan. Hal ini sejalan dengan pernyataan PT FGDS09121301 yang menyatakan bahwa, “Iya, guru sering terlambat, tapi kita tidak terlalu merasakan keterlambatan guru karena asyik bermain misal: main bekel dengan teman-temannya.” Setelah memastikan semua siswa sudah duduk berdasarkan kelompoknya masing-masing, SKM menanyakan kepada tentang adaptasi tumbuhan sebagai bentuk kegiatan apersepsi. SKM menanyakan, “ada yang tahu tidak tempat hidup tumbuhan kaktus dimana? Kenapa kaktus tidak mati di tempat kering?” SKM memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa untuk menjawab pertanyaan, hal ini membuat siswa aktif menjawab pertanyaan guru tersebut, termasuk NY yang menjawab, “di gurun pasir Bu, tidak mati karena menyimpan banyak air di batangnya.” Pemberian kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk menjawab pertanyaan juga didukung oleh pernyataan FT FGDS09121308 bahwa, “Guru sering memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk memberikan pendapat atau menjawab pertanyaan.” Sebagai bentuk pengembangan materi dan penerapan kegiatan eksplorasi, SKM kemudian bertanya lagi, “bagaimana jika kaktus itu kelebihan air?” Siswa pun kembali aktif menjawab. NH menjawab, “nanti batangnya lembek Bu.” Kemudian MN menjawab, “nanti busuk Bu, batangnya jadi lembek karena kelebihan air, terlalu sering disiram.” Aktifitas ini merupakan salah satu bentuk kegiatan eksplorasi yang diterapkan guru dalam pembelajaran. Melalui aktifitas ini pula 172 guru memotivasi rasa ingin tahu siswa. Hal ini didukung oleh pernyataan FZ FGDS09121307 bahwa, “Guru sering mengadakan tanya jawab untuk menambah rasa penasaran siswa dengan menampilkan gambar.” Kegiatan tanya jawab ini juga bertujuan untuk mengembangkan ide-ide kreatif siswa dalam bentuk kemampuan mereka dalam berpendapat. Hal ini sesuai dengan FZ FGDS09121310 yang menyatakan bahwa, “ Guru mendorong siswa untuk mengembangkan ide kreatif dengan meminta siswa untuk sering menjawab pertanyaan, berpendapat.” Setelah kegiatan tanya jawab, SKM menyampaikan materi belajar, yaitu tentang adaptasi tumbuhan kemudian membagi Lembar Kerja Kelompok LKK yang di dalamnya siswa diminta untuk menempelkan gambar tumbuhan sesuai dengan nama yang tertulis dalam kotak kemudian menyebutkan ciri-cirinya. Melalui aktifitas belajar yang beragam ini guru berupaya untuk mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa berdasarkan jenis kecerdasan yang mereka miliki. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menerapkan aktifitas elaborasi melalui pembelajaran kooperatif. Untuk memotivasi dan menumbuhkan rasa ingin tahu, selain melalui teknik tanya jawab, SKM juga mempersilahkan siswa mempergunakan buku sumber apapun untuk menuliskan ciri-ciri tumbuhan yang dimaksud. Sebagai bentuk kegiatan konfirmasi, SKM meminta perwakilan kelompok untuk menuliskan jawaban dari LKK secara bergantian 1 kelompok 1 nomor soal. Setiap jawaban dari perwakilan kelompok langsung diperiksa oleh guru dengan menanyakan kebenaran jawaban tersebut kepada siswa yang lain. Dalam aktifitas ini, SKM kembali memberikan kesempatan kepada siswa untuk 173 berpendapat. Hal ini sejalan dengan pernyatan NY FGDS09121308 bahwa, “Guru juga memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk menambah jawaban teman.” Dari hasil LKK, diketahui bahwa sebagian besar siswa telah mengetahui ciri-ciri tumbuhan yang dimaksud dalam gambar. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, guru mengadakan post-test berupa 10 soal pilihan ganda yang didiktekan kepada siswa. Dari hasil post-test diketahui bahwa sebagian besar siswa telah memahami materi tentang adaptasi tumbuhan dengan nilai rata-rata 8,0. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan kegiatan refleksi tentang hasil belajar siswa. SKM juga menanamkan pentingnya kemampuan beradaptasi terhadap kehidupan sekitar siswa untuk kepentingan mempertahankan kehidupan. Dalam kegiatan refleksi guru bercerita tentang masalah globalisasi dan pengaruh buruknya terhadap budaya lokal bangsa Indonesia. SKM bertanya jawab dengan siswa tentang sikap-sikap yang harus mereka miliki menanggapi masalah tersebut. Hal ini merupakan teknik yang dilakukan guru untuk menanamkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa melalui kegiatan refleksi. Hal ini sejalan dengan pernyataan IS FGDS09121312 bahwa, “Guru juga mengajak siswa merenungkan suatu cerita, kemudian bertanya sikap kita seharusnya bagaimana.”

c. Observasi atau Pengamatan III