64 f.
Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMPMTs. Dari tujuan mata pelajaran IPA di atas dapat diketahui bahwa hakikat IPA
tidak semata-mata pada dimensi pengetahuan keilmuan tetapi juga menekankan pada dimensi nilai spiritualitas, dimana melalui kegiatan
memperhatikan keteraturan di alam semesta diharapkan dapat meningkatkan meningkatkan keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa serta
menanamkan nilai kepedulian terhadap keadaaan lingkungan kepada peserta didik.
3. Ruang Lingkup Bahan Kajian Ilmu Pengetahuan Alam
Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SDMI menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi meliputi aspek-aspek berikut:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan b.
Bendamateri, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas c.
Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya. Dalam pelaksanaannya dalam pembelajaran, keempat ruang lingkup di atas
disajikan menurut asas kurikulum spiral spiral curriculum dimana setiap
65 ruang lingkup disajikan di semua tingkat kelas dengan tingkat kedalaman yang
berbeda, dalam artian semakin tinggi tingkat kelas semakin dalam pembahasan dari masing-masing ruang lingkup.
4. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Proses, Produk, dan Sikap Ilmiah
Hakikat mata pelajaran Ilmu Pengetahuan menurut Sri Sulistyorini 2007: 9 meliputi Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk, proses dan pengembangan
sikap. a.
IPA Sebagai Produk IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya para perintis IPA
terdahulu dan umumnya telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku teks. Dalam pengajaran IPA seorang guru dituntut untuk dapat
mengajak anak didiknya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar. Alam sekitar merupakan sumber belajar yang paling otentik dan tidak akan
habis digunakan. Wujud dari hakikat IPA sebagai produk adalah berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA.
b. IPA Sebagai Proses
Yang dimaksud dengan “proses” adalah proses mendapatkan IPA. IPA disusun dan diperoleh melalui metode ilmiah. Jadi yang dimaksud proses
IPA adalah metode ilmiah. Sepuluh keterampilan proses meliputi: 1 observasi; 2 klasifikasi; 3 interpretasi; 4 prediksi; 5 hipotesis; 6
mengendalikan variabel; 7 merencanakan dan melaksanakan penelitian; 8 inferensi; 9 aplikasi; 10 komunikasi.
66 c.
IPA Sebagai Pengembangan Sikap Makna sikap pada pengajaran IPA dibatasi pengertiannya pada sikap ilmiah
terhadap alam sekitar. Ada Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang dapat dikembangkan, yaitu: 1 sikap ingin tahu; 2 sikap ingin mendapatkan
sesuatu yang baru; 3 sikap kerja sama; 4 sikap tidak putus asa; 5 sikap tidak berprasangka; 6 sikap mawas diri; 7 sikap bertanggung jawab; 8
sikap berfikir bebas; 9 sikap kedisiplinan diri. Sikap ilmiah ini dapat dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi, percobaan, simulasi, atau
kegiatan di lapangan. Berdasarkan ketiga hakikat IPA di atas dapat diketahui bahwa mata
pelajaran IPA tidak hanya menekankan pada pemerolehan pengetahuan IPA yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori IPA. Mata pelajaran IPA juga
memperhatikan proses pemerolehan pengetahuan tersebut melalui penerapan sepuluh ketrampilan proses, serta memperhatikan aspek-aspek pengembangan
sikap ilmiah dalam pemerolehan pengetahuan tersebut.
5. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam