commit to user 158
dalam  kehidupan  sehari-hari  2011,  146.  Pembongkaran  dunia  artifisial  bisa  dilakukan  oleh sastra  dengan  menghadirkan  kenyataan  tentang  kematian  dalam  pikiran  manusia  modern
termasuk siswa, salah satunya melalui cerita Dewa Ruci dimana kematian tidak dihindari namun diakui  kehadirannya  dan  dipahami  sebagai  bagian  tak  terpisahkan  dari  kehidupan  tanpa
menempelkan  konotasi  negatif  terhadapanya.  Hal  ini  menjadikan  manusia  modern  mengada dengan cara lebih sehat dan wajar.
2. Kelemahan Serat Dewa Ruci
Sebagai  bahan  pembelajaran,  serat  Dewa  Ruci  memiliki  kelemahan.  seperti  banyak terdapat  dalam  sastra  tradisional,  penggambaran  dengan  peperangan  dan  pembunuhan
merupakan  hal  yang  jamak.  Hal  inilah  yang  menjadikan  pembacaan  terhadap  serat  Dewa  Ruci khususnya  dan  sastra  tradisional  umumnya  selalu  membutuhkan  pembacaan  ulang,  yang  tidak
semua siswa mampu melakukannya. Menurut Baskarada dalam jurnal internasionalnya, data dan fakta,  pengetahuan  dan  kebijaksanaan  adalah  hal  yang  masih  belum  dipahami  benar  oleh
kebanyakan  masyarakat  umum  2013:  5    apalagi  oleh  siswa  sekolah  menengah.  Pengenalan kepada  sastra  tradisional  pada  akhirnya  juga  menuntut  peningkatan  kemampuan  siswa  dalam
melakukan  pembacaan  ulang  atau  tafsir.  Dibutuhkan  teknik  khusus  dimana  siswa  terlatih melakukan tafsir terhadap karya sastra tradisional.
Serat  Dewa  Ruci  bukan  hanya  mengandung  nilai-nilai  masyarakat  Jawa  namun  juga mengandung sistem tanda yang sekaligus menggambarkan sistem nilai. Metafor yang dikandung
patut  dipahami  secara  komprehensif  sehingga  pola-pola  tanda  yang  ada  bisa  menjadi  acuan dalam pemaknaan cerita wayang maupun terhadap serat Jawa umumnya. Hal ini diperlukan agar
tidak  terjadi  salah  tafsir  terhadap  budaya  dan  nilai-nilai  masyarakat  Jawa  yang  menjadikannya sebagai  budaya  yang  seakan-akan  tidak  pantas  dipelajari.  Penelitian  terhadap  Dewa  Ruci  perlu
commit to user 159
dilakukan secara mendalam. Begitu pula penelitian terhadap serat Jawa umumnya tentulah juga membutuhkan  penelitian  mendalam  karena  kekayaan  metafornya,  sedangkan  acuan  untuk
menafsirkannya masih kurang dibandingkan kajian terhadap karya sastra modern.
3. Pendekatan semiotik terhadap Serat Dewa Ruci
Sepanjang  penelitian  yang  dilakukan  penggunaan  pendekatan  semiotik  dirasa  tepat dengan ditemukannya banyak metafor dan sistem tanda yang mengandung makna  yang penting
bagi  pengembangan sastra utamanya sastra Jawa jenis  wayang  dan pendidikan karakter. Sesuai dengan  pernyataan  Semetsky  bahwa  struktur  sebagai  bagian  dari  sistem  tanda  menegaskan
keutamaan hubungan  antar  elemen. Struktur adalah properti  sistemik; elemen sistem  dihasilkan dari  hubungan  yang  menghubungkan  satu  elemen  dengan  yang  lain  Semetsky,  2009:  191.
Pendekatan  semiotik  dengan  demikian  menjadikan  objek  penelitian  bisa  dipahami  dalam keutuhan sistem tanda tidak sebagai bagian-bagian yang saling terpisah, karena pemahaman yang
parsial  berpotensi  mengalami  pembelokan  atau  setidaknya  pendangkalan  arti  yang  tidak menguntungkan bagi perkembangan sastra pada umumnya dan sastra Jawa pada khususnya.
4. Serat Dewa Ruci sebagai Peningkat Karakter Siswa