memungkinkan jenis ikan yang memiliki kemampuan renang dan daya tahan melawan arus yang baik untuk meloloskan diri pada saat penarikan jaring
berlangsung. Spesies ikan yang tertangkap didominasi oleh jenis ikan demersal yang memiliki kemampuan renang rendah sehingga tidak dapat meloloskan diri
melalui celah yang ada di bagian atas kantong trawl. Meskipun demikian, beberapa spesies ikan yang dimanfaatkan oleh nelayan mengalami penurunan
persentase dengan pemasangan perangkat jendela empat persegi antara lain Cynoglosus
spp, Megalaspis cordila, Trichiurus lepturus dan Johnius spp. Menurut Y-H Kim et al. 2008 menyebutkan bahwa pelolosan ikan melalui
jendela empat persegi sangat dipengaruhi oleh sudut yang tepat dari ikan untuk berenang lurus kedepan, rangsangan yang ditimbulkan oleh perubahan pergerakan
jaring, sudut pembelokan dan kecepatan renangnya. Secara keseluruhan
penggunaan jendela empat persegi telah mengurangi persentase hasil tangkapan sampingan secara keseluruhan sebesar 26,12, demikian pula dengan jumlah ikan
ekonomis yang tertangkap mengalami pengurangan.
5.5.2.3 Trawl tanpa BRD versus trawl dengan BRD fish eye
Penggunaan mata ikan pada trawl memberikan pengaruh terhadap jumlah spesies hasil tangkapan yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat pada jumlah spesies
pada trawl tanpa mata ikan yang lebih banyak, yaitu 27 spesies yang terdiri dari 26 spesies ikan dan 2 spesies krustase. Sementara itu pemasangan mata ikan
mengurangi jumlah spesies yang tertangkap. Jumlah spesies pada trawl dengan mata ikan adalah 20 spesies, yang terdiri atas 18 spesies ikan dan 2 spesies
krustase. Perangkat mata ikan pada prinsipnya menyerupai jendela empat persegi
yang mengandalkan pada kemampuan bertahan dan kecepatan renang ikan untuk meloloskan diri melalui celah yang terdapat pada bagian atas kantong.
Perbedaannya adalah, pada mata ikan celahnya merupakan celah tunggal dan menyerupai bentuk mata ikan. Pada saat penarikan jaring, arus yang ditimbulkan
akan membuka bagian kantong trawl, dan dalam waktu yang bersamaan celah pelolosan mata ikan akan ikut terbuka. Ikan yang memiliki kemampuan renang
yang tinggi meloloskan diri melalui celah yang terbuka. Posisi pemasangan mata ikan sangat berpengaruh terhadap jumlah ikan yang dapat diloloskan. Hal ini
dinyatakan oleh Hannah et al. 2003 bahwa pemasangan mata ikan mengurangi hasil tangkapan sampingan akan tetapi efektifitasnya sangat dipengaruhi oleh
posisi penempatannya pada jaring. Berdasarkan pada persentase pengurangan rata-rata ikan per towing yang
diperoleh, pemasangan mata ikan mampu mereduksi hasil tangkapan sampingan sebesar 63,85. Sedangkan bila dilihat dari jumlah spesies yang berhasil
dikeluarkan, mata ikan lebih baik dibandingkan dengan TED super shooter dan jendela empat persegi. Hal ini dikarenakan terjadinya pengurangan untuk jenis
kepiting yang mencapai 48,97. Penggunaan mata ikan telah mereduksi 7 spesies ikan antara lain Thryssa setrirostris, Harpadon nehereus, Johnius spp, Alepes
melanoptera, Formio niger, Euristhmus lepturus dan Triachantus spp. Sedangkan
dari perbandingan antara berat hasil tangkapan rata-rata per towing pemasangan mata ikan mengurangi ikan berat ikan sebesar 51,44 kg per towing. Pemasangan
mata ikan mengurangi persentase ikan ekonomis penting yang tertangkap tetapi besarnya hanya dibawah 5.
5.5.3 Efektivitas BRD dalam mengurangi hasil tangkapan sampingan
Secara umum diketahui hampir semua perikanan tangkap menghasilkan hasil tangkap sampingan bycatch, namun dibandingkan beberapa alat tangkap
lainnya khususnya trawl memberikan kontribusi hasil tangkapan sampingan yang lebih besar bila dibandingkan dengan alat tangkapan lainnya Alverson et al.
1994. Khususnya pukat udang yang beroperasi di perairan Arafura merupakan alat yang paling efektif untuk menangkap udang dan ikan dasar lainnya. Dari segi
konstruksi pukat udang memiliki kantong codend dengan ukuran mata jaring yang berukuran 1 ¾ inci 40 mm sehingga banyak organisme laut lain yang ikut
tertangkap termasuk ikan dalam berbagai ukuran. Hasil tangkapan sampingan dominan pukat udang adalah jenis ikan
demersal yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi serta hewan lainnya seperti kepiting, sotong, gurita dan udang kecil lainnya. Purbayanto dan Sondita 2006
telah mengidentifikasi hasil tangkapan pukat udang di sekitar perairan Dolak sebanyak 43 spesies yang terdiri dari 35 spesies ikan, 3 spesies moluska dan 5
spesies krustase. Hasil tangkapan sampingan bycatch ini dipengaruhi oleh
faktor musim dan lokasi pengoperasian dari alat tangkap Harris dan Poiner, 1990. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Purbayanto dan Sondita 2006
yang menyebutkan faktor kedalaman serta lokasi perairan berpengaruh nyata terhadap biomas dari 11 taksa yang diidentifikasi.
Permasalahan yang dihadapi pada perikanan trawl saat ini adalah banyaknya hasil tangkap sampingan yang selanjutnya dibuang kembali ke laut
discards. Untuk mengurangi hasil tangkapan sampingan tersebut maka pemasangan Bycatch Reduction Device BRD merupakan suatu alternatif. Dari
penelitian yang telah dilakukan oleh Chokesanguan et al. 1994 di Thailand, Renaud et al. 1993 di Amerika, dan Brewer et al. 1998 di Australia
menunjukkan bahwa pemasangan BRD dapat mengurangi berat hasil tangkapan sampingan. Sedangkan untuk pemasangan TED jenis super shooter di Indonesia
menunjukkan adanya penurunan hasil tangkapan sampingan sebesar 40, namun demikian hasil tangkapan udang juga mengalami penurunan sebanyak 30
Nasution, 1997. Dari hasil penelitian yang dilakukan terlihat bahwa penggunaan BRD
dengan kisi-kisi dapat mengurangi komposisi spesies hasil tangkapan terutama pada spesies ikan pelagis seperti ikan herring yang memiliki kecepatan renang
relatif cepat dibandingkan spesies ikan demersal dengan ukuran kecil Suuronen, 1995. Konstruksi BRD didesain untuk memberikan peluang terhadap ikan yang
akan diloloskan, baik oleh karena mekanisme arus yang ditimbulkan maupun menabrak kisi Mahiswara, 2004. Menurut Day 1996 dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa, pada saat trawl dioperasikan di bagian dalam jaring terjadi turbulensi arus, yang kemudian oleh adanya pengarah ikan akan terdorong menuju
kerangka berkisi. Kondisi ini memungkinkan ikan ukuran besar serta ikan dengan kemampuan renang relatif kuat dapat meloloskan diri melalui pintu keluar.
Sementara ikan yang berukuran kecil dengan kemampuan renang relatif lemah terbawa arus masuk menuju bagian kantong dari trawl.
Hasil pengamatan selama penelitian menunjukkan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi jumlah HTS yang keluar dari trawl yang menggunakan
TED super shooter, yaitu terjadinya penutupan pada bagian kisi blocking dan
menyumbat pintu keluar. Penutupan pada bagian kisi terutama disebabkan karena sampah dasar perairan ataupun ikan ukuran besar. Menurut Suuronen 1995;
Ferno dan Olsen 1994 menyatakan bahwa selektifitas dari BRD yang menggunakan sorting grid dipengaruhi oleh besarnya tangkapan yang dapat
menghambat kisi. Kondisi ini tidak dapat dihindarkan oleh trawl karena target spesies udang menghuni habitat bersama dengan spesies yang lain di dasar
perairan. Untuk memperbaiki keragaan dari TED super shooter diperlukan untuk membuat kondisi dimana ikan tidak terakumulasi di bagian depan dari grid atau
kisi. Perolehan hasil tangkapan selama penelitian memberikan gambaran
keragaman jenis ikan yang tertangkap jaring trawl sangat tinggi. Dimana sebanyak 28 spesies berhasil diidentifikasi selama penelitian. Faktor posisi dan kedalaman
perairan stasiun pengoperasian tampak berpengaruh terhadap berat, jenis dan ukuran hasil tangkapan. Faktor yang berpengaruh terhadap jumlah HTS pada
perikanan trawl antara lain bentuk dan ukuran mata jaring, diameter kantong, hanging ratio
Eayrs, 2005, ketersediaan ikan, kondisi perairan Hall, 1996, kecepatan dan lama penarikan jaring Cotter et al. 2002. Pada saat pengoperasian
trawl bentuk dan ukuran mata jaring mesh size akan mengalami perubahan. Penarikan jaring menjadikan mata jaring menjadi rapat. Bukaan mata jaring
sebagai pengaruh pemberian nilai hanging ratio menjadi berubah oleh bentuk oleh pengaruh penarikan jaring dan beban dibagian kantong Herrmann, 2005.
Disamping bukaan mata jaring, faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil tangkapan sampingan yaitu terjadinya blocking penutupan bagian kantong oleh
hasil tangkapan di bagian kantong Ferno dan Olsen, 1994. Pada trawl tanpa dipasang BRD dan trawl yang dilengkapi ketiga jenis
BRD mengurangi rata-rata hasil tangkapan total per towing. Dimana fish eye mengurangi total tangkapan per towing yaitu sebesar 51,44 kg, yang diikuti
square mesh window sebesar 25,69 kg, tetapi pada super shooter lebih besar
sebesar 15,44 kg. Lebih tingginya nilai total rata-rata per towing pada TED super shooter
dikarenakan perbedaan kontruksi dari TED super shooter yang memiliki kisi-kisi yang cukup lebar serta adanya pintu keluar exit hole pada bagian bawah
kisi menyebabkan ikan yang berukuran lebih kecil dari jarak kisi akan terus