Perumusan Masalah Kajian perikanan trawl demersal: evaluasi tiga jenis Bycatch Reduction Device (BRD)

1.2 Perumusan Masalah

Tertangkapnya hewan hasil tangkapan sampingan bycatch serta pembuangan hasil tangkapan sampingan discards oleh kapal-kapal trawl dasar telah menjadi perhatian di dunia. Di berbagai tempat di Indonesia, ikan hasil tangkapan sampingan dan discards tersebut umumnya didominasi oleh ikan berukuran kecil yang umumnya muda. Hal ini menyebabkan bukan hanya stok ikan sasaran target species akan mengalami ancaman overfishing, tetapi juga stok ikan-ikan lainnya berikut sejumlah jenis hewan laut yang dilindungi dalam kategori endangered species. Ada berbagai alasan bycatch terpaksa dikembalikan ke laut sebagai discards . Armada perikanan komersial biasanya memfokuskan diri pada satu atau beberapa target species, seperti terjadi pada armada perikanan trawl di Arafura Evans dan Wahju, 1996; Purbayanto dan Riyanto, 2005. Alasan lain adalah bycatch tidak bernilai ekonomi yang signifikan jika harus diangkut, didaratkan dan dijual, misalnya karena ukurannya terlalu kecil, tidak ada yang akan membelinya, atau tergolong sebagai barang ilegal karena ada larangan menyimpan, mengangkut atau memperjual-belikan Alverson et al. 1994; Pascoe, 1997. Selain itu ada juga alasan teknis, seperti terbatasnya ruang penyimpanan ikan karena sudah terisi penuh, baik oleh target species maupun bycatch yang bernilai ekonomi. Pengembalian bycatch ke laut termasuk upaya baik namun manfaat pengembalian jenis hasil tangkapan ini sangat ditentukan oleh kemampuan ikan untuk bertahan hidup survival rate segera setelah dibuang ke laut Chopin dan Arimoto, 1995. Menurut Wassenberg dan Hill 1988 menyatakan bahwa dari 85 dari bycatch krustase yang dibuang ke laut dan hanya sekitar 20 yang dapat bertahan hidup. Rendahnya daya tahan hidup dari discards akan berdampak kepada menurunnya populasi spesies ikan yang menjadi bycatch dan berpotensi besar berdampak terhadap populasi hewan-hewan lain yang terdapat dalam jejaring makanan pada suatu ekosistem laut, mamalia, burung dan ikan lainnya Hall, 1996; Harrington et al. 2005. Kerugian dari adanya discards yang tidak dapat bertahan hidup adalah ketidak-efisienan operasi penangkapan ikan akibat jumlah tenaga kerja dan waktu yang terpaksa harus dikerahkan untuk menanganinya. Bycatch dan discards menyebabkan waktu untuk memilih sorting hasil tangkapan menjadi lebih lama. Perikanan trawl di Indonesia menghadapi masalah yang berkaitan dengan karakteristik sumberdaya ikan di kawasan tropika, yaitu keaneka-ragaman hayati yang tinggi, sehingga bycatch tidak dapat dihindarkan dalam setiap penarikan jaring towing. Masalah ini merupakan konsekuensi teknis akibat metode penangkapan ikan yang bersifat menyaring filtering untuk mendapatkan udang sebagai sasaran utama. Di satu sisi, nelayan berharap untuk mendapatkan udang sebanyak-banyaknya sehingga codend dibuat dari bahan jaring bermata kecil. Di sisi lain, ikan-ikan yang tidak diinginkan terpaksa ikut tertangkap sehingga menjadi bycatch. Dilema ini merupakan tantangan bagi para ahli penangkapan ikan; salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan memperbaiki selektivitas trawl. Sementara penggunaan trawl telah dilarang dipakai untuk menangkap ikan secara komersial di beberapa tempat Keppres Nomor 391980 tentang Penghapusan Jaring Trawl dan Keppres Nomor 851982 tentang Penggunaan pukat udang, banyak nelayan di tanah air tetap berupaya menangkap udang karena harganya jauh lebih baik dari ikan-ikan biasa pada umumnya. Pada perikanan trawl industri yang beroperasi di perairan Kei, Tanimbar, Aru, Papua dan Laut Arafura dengan batas koordinat 130 o BT ke arah timur diwajibkan menggunakan alat pemisah ikan. Alat pemisah ikan ini sama dengan turtle excluder device TED atau bycatch excluder device BED yang dipasang di depan codend. Alat pemisah ikan ini bertujuan untuk meloloskan penyu dan hewan berukuran besar lainnya yang bukan tujuan penangkapan Sumiono dan Sadhotomo, 1985. Namun hingga kini, penggunaan alat pemisah ikan ini mengalami kendala teknis sehingga banyak nelayan enggan untuk menggunakannya Evans dan Wahju, 1996. Terlepas dari adanya pelarangan penggunaannya, di tempat-tempat lain di Indonesia berkembang perikanan trawl yang dilakukan oleh usaha perikanan skala kecil. Perikanan trawl ini memang memiliki sasaran baik udang maupun ikan, Perikanan trawl ini tercatat sebagai kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap yang dinamai berbagai sebutan. Di antaranya adalah jaring arad yang sebenarnya adalah trawl mini. Salah satu tempat yang merupakan tempat beroperasinya armada jaring arad adalah perairan pantai utara Jawa Barat. Armada perikanan skala kecil ini berpangkalan di sepanjang pesisir seperti Blanakan, Eretan dan Gebang. Sampai saat ini penelitian tentang pengembangan bycatch reduction device BRD untuk trawl demersal skala kecil untuk meningkatkan selektivitas masih sangat sedikit Hufiadi et al. 2008. Beberapa penelitian tentang BRD yang telah dilakukan di Indonesia masih terfokus untuk mengurangi hasil tangkapan sampingan yang dihasilkan oleh perikanan trawl berskala industri Monintja, 1980, Nasution et al. 1983; Sumiono dan Sadhotomo, 1986; Purnomo, 2004. Salah satu penelitian tentang bycatch reduction device tipe super shooter pada trawl untuk perikanan industri telah dilakukan dengan hasil berupa penurunan hasil tangkapan udang sebesar 13 sampai 59 Mahiswara et al. 2004. Masalah tingginya jumlah bycatch ini harus diperhatikan dan ditangani dengan baik mengingat sumberdaya ikan harus tetap ada agar kekayaan alam ini memberikan manfaat yang optimum. Masalah ini tidak hanya terjadi pada perikanan industri seperti di laut Arafura, tetapi juga pada perikanan skala kecil seperti yang terjadi di di sepanjang pesisir utara Jawa Barat. Untuk menangani masalah ini, evaluasi tiga jenis bycatch reduction device BRD pada perikanan demersal trawl sangat diperlukan dengan beberapa rumusan permasalahan dalam penelitian ini diantaranya : 1. Sumberdaya ikan bersifat multi species; 2. Jenis hasil tangkapan sampingan bycatch yang efektif dikurangi oleh suatu BRD; 3. Proses pelolosan ikan di sekitar kantong codend trawl belum banyak diketahui; 4. Karakteristik sumberdaya ikan bentuk dan ukuran dari sumberdaya ikan dimana trawl tersebut dioperasikan; 5. Pemasangan bycatch reduction bycatch trawl. Namun teknologi Indonesia belum diketahui. karakteristik sumberdaya Diagram alir rumusan Gambar 1 berikut : Gambar 1 Diagram alir rumusan

1.3 Tujuan Umum Penelitian