Efektivitas BRD dalam mengurangi hasil tangkapan sampingan
menyumbat pintu keluar. Penutupan pada bagian kisi terutama disebabkan karena sampah dasar perairan ataupun ikan ukuran besar. Menurut Suuronen 1995;
Ferno dan Olsen 1994 menyatakan bahwa selektifitas dari BRD yang menggunakan sorting grid dipengaruhi oleh besarnya tangkapan yang dapat
menghambat kisi. Kondisi ini tidak dapat dihindarkan oleh trawl karena target spesies udang menghuni habitat bersama dengan spesies yang lain di dasar
perairan. Untuk memperbaiki keragaan dari TED super shooter diperlukan untuk membuat kondisi dimana ikan tidak terakumulasi di bagian depan dari grid atau
kisi. Perolehan hasil tangkapan selama penelitian memberikan gambaran
keragaman jenis ikan yang tertangkap jaring trawl sangat tinggi. Dimana sebanyak 28 spesies berhasil diidentifikasi selama penelitian. Faktor posisi dan kedalaman
perairan stasiun pengoperasian tampak berpengaruh terhadap berat, jenis dan ukuran hasil tangkapan. Faktor yang berpengaruh terhadap jumlah HTS pada
perikanan trawl antara lain bentuk dan ukuran mata jaring, diameter kantong, hanging ratio
Eayrs, 2005, ketersediaan ikan, kondisi perairan Hall, 1996, kecepatan dan lama penarikan jaring Cotter et al. 2002. Pada saat pengoperasian
trawl bentuk dan ukuran mata jaring mesh size akan mengalami perubahan. Penarikan jaring menjadikan mata jaring menjadi rapat. Bukaan mata jaring
sebagai pengaruh pemberian nilai hanging ratio menjadi berubah oleh bentuk oleh pengaruh penarikan jaring dan beban dibagian kantong Herrmann, 2005.
Disamping bukaan mata jaring, faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil tangkapan sampingan yaitu terjadinya blocking penutupan bagian kantong oleh
hasil tangkapan di bagian kantong Ferno dan Olsen, 1994. Pada trawl tanpa dipasang BRD dan trawl yang dilengkapi ketiga jenis
BRD mengurangi rata-rata hasil tangkapan total per towing. Dimana fish eye mengurangi total tangkapan per towing yaitu sebesar 51,44 kg, yang diikuti
square mesh window sebesar 25,69 kg, tetapi pada super shooter lebih besar
sebesar 15,44 kg. Lebih tingginya nilai total rata-rata per towing pada TED super shooter
dikarenakan perbedaan kontruksi dari TED super shooter yang memiliki kisi-kisi yang cukup lebar serta adanya pintu keluar exit hole pada bagian bawah
kisi menyebabkan ikan yang berukuran lebih kecil dari jarak kisi akan terus
masuk kedalam bagian kantong codend. Sementara bagian pintu keluar dari TED super shooter berada dibagian bawah sehingga ikan-ikan yang tidak
memiliki orientasi renang kebawah akan sulit untuk keluar. Sedangkan pada BRD jenis fish eye hal ini diduga karena konstruksi mata
ikan dan memiliki celah yang cukup lebar sehingga memungkinkan ikan yang memiliki kemampuan penglihatan yang cukup baik dan kecepatan renang lebih
besar dapat lolos melalui celah tersebut. Sedangkan pada trawl dengan jendela empat persegi ikan dapat lolos melalui jaring empat persegi yang berukuran 2,25
cm dan 3,15 cm pada saat penarikan mata jaring empat persegi ini tidak ikut tertutup sehingga ikan yang memiliki ukuran lebih kecil dari jaring empat persegi
dengan kemampuan renang yang baik dapat lolos dari bagian kantong. Evaluasi menyeluruh terhadap efektivitas penggunaan BRD untuk
mengurangi hasil tangkapan sampingan bycatch dapat dijelaskan dengan membandingkan persentase pengurangan dari masing-masing jenis BRD yang
digunakan. Parameter tersebut adalah persentase rata-rata per towing untuk masing-masing spesies dari hasil tangkapan sampingan HTS dan udang yang
dapat dikurangi. Secara keseluruhan untuk parameter jumlah spesies, jaring trawl yang menggunakan square mesh window memperoleh jumlah spesies tertinggi 29
spesies diikuti oleh TED super shooter 25 spesies dan mata ikan 20 spesies. Hal ini diduga berkorelasi dengan pengoperasian alat tangkap yang dilakukan di
tempat yang memiliki keanekaragaman yang tinggi. Untuk proporsi pengurangan rata-rata hasil tangkapan sampingan per towing menunjukkan bahwa pemasangan
ketiga jenis BRD mengurangi rata-rata hasil tangkapan sampingan per towing walaupun secara statistik tidak signifikan. Dari hasil pengurangan bycatch
tersebut menunjukkan bahwa fish eye memberikan kemudahan bagi ikan untuk meloloskan diri melalui pintu keluar dan menghindarkan udang lolos dari bagian
kantong cod end. Sedangkan menurut Broadhurst et al. 2002 menyatakan
penggunaan square mesh panel secara signifikan telah mengurangi berat dari hasil tangkapan sampingan bycatch sebesar 49 serta berat dari beberapa ikan hasil
tangkapan sampingan yang komersial dan non komersial sebesar 75,7 Broadhurst et al. 2002. Akan tetapi penelitian tidak menjelaskan morfologi dari
bycatch yang dikurangi. Hal ini diduga adanya perbedaan jenis ikan serta bentuk
morfologi dari ikan-ikan bycatch yang diloloskan. Berdasarkan ketiga jenis BRD tersebut proporsi dari ikan hasil tangkapan sampingan dengan hasil tangkapan
utama masih tinggi lebih dari 95. Menurut Purbayanto dan Riyanto 2005 menyatakan bahwa tinggi nya proporsi antara ikan-ikan hasil tangkapan
sampingan dengan hasil tangkapan utama dikarenakan beberapa faktor yaitu : 1. Alat tangkap pukat udang memiliki sifat aktif yaitu mengejar target ikan
dengan cara ditarik oleh kapal sehingga banyak ikan yang bukan menjadi target penangkapan ikut tertangkap;
2. Perairan tempat observasi adalah perairan dangkal dengan kedalaman 10-35 m, kondisi ini menyebabkan bukaan mulut pukat udang masih dapat menyapu
sebagian besar kolom perairan, ditandai dengan tertangkapnya jenis ikan pelagis;
3. Perairan yang dangkal merupakan tempat ikan mencari makan feeding ground
, pemijahan spawning ground, dan pemeliharaan nursery ground. Sehingga banyak ikan muda berukuran kecil yang ikut tertangkap;
4. Dasar perairan Laut Arafura memiliki permukaan yang relatif landai karena merupakan daerah paparan dan memiliki substrat berlumpur yang merupakan
habitat bagi jenis ikan demersal; dan 5. Pengoperasian pukat udang tidak diikuti pemasangan alat pemisah ikan API,
sehingga jumlah ikan yang bukan menjadi target penangkapan banyak tertangkap.