melakukan penangkapan. Bagian sampel pada setiap towing distandarisasi
sebagai hasil tangkapan per towing. Rata-rata berat hasil tangkapan dari tiga
jenis BRD yang berbeda dipisahkan berdasarkan kelompok taksonomi untuk dibandingkan. Setelah disortir, hasil tangkapan dipisahkan ke dalam tiga bagian
yaitu : 1. Kelompok ikan, kepiting, dan hewan lainnya berdasarkan spesies.
2. Udang komersial terdiri dari udang windu atau tiger prawn Penaeus
monodon dan Penaeus semisulcatus dan udang jerbung P. merguiensis
3. Hasil tangkapan non ekonomis yang terdiri dari ikan-ikan yang tidak dimanfaatkan.
Sub sampel hasil tangkapan sampingan bycatch di lakukan dengan mengambil satu boks ikan dengan berat sekitar 20 kg dari setiap hauling jaring
baik yang dilengkapi BRD dan tanpa BRD. Estimasi berat total hasil tangkapan sampingan per hauling dihitung dengan mengalikan jumlah boks hasil tangkapan
per hauling. Seluruh hasil tangkapan di total jumlahnya untuk setiap jaring perlakuan.
5.3.3 Analisis data
Tabel 11 Rancangan percobaan uji coba penangkapan di laut dari 3 jenis BRD
.Ulangan Jenis BRD
TED SS Tanpa BRD
SMW Tanpa BRD
FE Tanpa BRD
1 X
i
X
i1
Y
i
Y
i1
Z
i
Z
i1
2 X
n
X
n1
Y
n
Y
n1
Z
n
Z
n1
Dst Dst
Dst Dst
Dst Dst
Dst Dimana :
X
i
: rata-rata hasil tangkapan trawl dengan TED super shooter per towing ke-i
X
i1 :
rata-rata hasil tangkapan trawl tanpa BRD per towing ke-i Y
i
: rata-rata hasil tangkapan trawl dengan square mesh window per towing ke-i
Y
i1
: rata-rata hasil tangkapan trawl tanpa BRD per towing ke-i Z
i
: rata-rata hasil tangkapan trawl dengan fish eye per towing ke-i
Z
i1
: rata-rata hasil tangkapan trawl tanpa BRD per towing ke-i
Data hasil tangkapan per towing dari tiga jenis BRD digunakan untuk mengestimasi efektivitas pengurangan hasil tangkapan sampingan. Hasil analisis
data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Estimasi proporsi bycatch untuk setiap jenis BRD dihitung dengan
menggunakan rumus 1 dan rumus 2. Sedangkan untuk proporsi pengurangan trawl tanpa BRD dan trawl dengan BRD menggunakan rumus 3.
1 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan selama uji coba penangkapan di Laut Arafura diantaranya :
a. kapal double-rig trawl komersial KM Laut Arafura dengan kapasitas 166 GT Tabel 12
b. jaring trawl komersial yang dilengkapi dengan BRD jenis TED super shooter, square mesh window
, dan fish eye Gambar 7, 8 dan Gambar 9. c. papan ukur
d. keranjangkotak untuk mengambil contoh hasil tangkapan e. buku identifikasi siapa nama penulisnya
f. timbangan g. data sheet komposisi hasil tangkapan
h. log book kegiatan penangkapan i.
kamera digital j.
handycam, dan k. semua alat yang ada di kapal radar, GPS, echo sounder, binoculair, radio
komunikasi , dll..
Tabel 12 Spesifikasi umum KM Laut Arafura
Nama Kapal MV Laut Arafura
Jenis kapal Komersial
Panjang total m 22,56 meter
Lebar m 7,79 meter
Dalam m 4,26 meter
Grostonase 166 tonnage register
Mesin utama HP 402 HP
Tabel 13 Spesifikasi trawl yang digunakan pada uji coba penangkapan di laut
A. Data alat Nama
Keterangan
Tipe alat Double rig trawl, 4 seam
Jumlah alat 2 unit
Lingkaran mulut jaring a 36,6
meter Panjang total b
31,2 meter
Tali ris atas head rope l 22,6
meter Tali ris bawah ground rope m
25,6 meter
Sayap bagian atas upper wing c 6,86
meter 120 ML ; PE 380, 30 ply Sayap bagian bawah lower wing
d 5,72
meter 100 ML ; PE 380, 30 ply Square
d-c 2,29
meter 40 ML ; PE 380, 30 ply Badan baitingbelly e
11,43 meter 200 ML ; PE 380, 30 ply Panel bagian sisi side panel n
24,57 meter 430 ML ; PE 380, 30 ply Kantong codend f
6,68 meter 400 ML ; PE 380, 30 ply
Panjang rantai 41,0
meter Tipe otter board
Flat rectangular Ukuran otter board
2,5 m L x 1,1 m B Berat otter board
250 kg
B. Data bagian kantong codend Ukuran mata jaring mesh size
mm 44,5 mm 1¾ “
Jumlah mata melingkar 160 ML
Panjang kantong m 6,675 meter
Jumlah mata kantong 160 MD
Bentuk mata jaring Diamond mesh
Material kantong PE 180 d60
Knottedknotless Knotted
Tipe benang Multifilament
Bentuk pilinan Twisted
Singledouble twine Single
Ukuran mata jaring mesh mm
Diameter benang mm Warna benang
Spesifikasi tiga jenis super shooter
, square mesh bagian codend seperti dapat
Spesifikasi Bycatch reduction
Grid length cm
Grid breadth cm
Sudut grid Jenis bahan
Diameters dari grid mm Jumlah dari grid
Jarak kisi cm Kemiringan grid º
Posisi pemasangan
Gambar 7 Desain dan
penempatannya
mesh size 44,5 mm 1¾ “
2,30 mm Hijau
jenis BRD yang digunakan selama penelitian mesh window
, dan fish eye serta pemasangannya dapat dilihat pada Gambar 7, 8, dan 9.
reduction device jenis TED super shooter
120 cm 90 cm
25º Besi stainless steel
16 mm 8 buah
10 cm 57,1º
Bagian depan kantong
kon struksi dari TED super shooter dan penempatannya di dalam codend.
penelitian dari TED pemasangannya pada
dan posisi
Bycatch reduction device jenis jendela empat persegi square mesh window
Bentuk mata jaring Square mesh window
Posisi pemasangan Bagian atas dari kantong
Panjang jendela 22 M = 978 mm in stretched
Lebar jendela 48 M = 2136 mm in stretched
Bukaan mata jaring mm B1 = 22,5 mm A,B,C and B2 =31,75 mm D
Material jaring PE 380, 60 fly
Knottedknotless Knotted
Tipe benang Multifilament
Bentuk pilinan Twisted
Singledouble twine Single
Diameter benang mm 1,60 mm A,B,C and 2,30 mm D
Warna benang Hijau
Gambar 8 Desain dan konstruksi dari square mesh window dan posisi penempatannya di dalam codend.
Bycatch reduction device jenismata ikan fish eye
Jenis bahan Besi stainless steel
Diameter dari mata ikan mm 12,7 mm
Panjang bingkai cm 60 cm
Lebar bukaan bingkai bagian belakang cm
15 cm Lebar bukaan bingkai bagian
depan cm 45 cm
Tinggi bingkai bagian tengah cm 9,5 cm
Posisi pemasangan Bagian atas dari kantong
Gambar 9 Desain dan konstruksi dari fish eye dan posisi penempatannya di
dalam codend.
160
◊
8 ◊
67 ◊
5.4 Hasil
5.4.1 Komposisi hasil tangkapan
Keragaan turtle exluder device TED super shooter, square mesh window dan fish eye diamati secara visual selama masa uji coba penangkapan dilaut.
Semua tahapan uji coba penangkapan dari pemasangan bycatch reduction device BRD ke dalam kantong, penurunan jaring setting, penarikan jaring towing,
pengangkatan hauling dan pelepasan hasil tangkapan dari kantong dengan cara direkam sebanyak 21 kali secara teknis seluruh jenis BRD menunjukkan performa
yang baik.
5.4.1.1 Komposisi hasil tangkapan jaring trawl tanpa menggunakan BRD dan TED jenis super shooter
Estimasi berat hasil tangkapan total dari 6 kali towing tanpa menggunakan perangkat BRD selama penelitian adalah 1.470,86 kg atau 245,14 kgtowing
yang terdiri dari hasil tangkapan utama berupa udang dan ikan hasil tangkapan sampingan bycatch. Hasil tangkapan sampingan dari trawl yang digunakan ada
yang dimanfaatkan dan ada yang dibuang discarded. Dari hasil tangkapan total dapat dikelompokkan menjadi hasil tangkapan utama berupa udang sebesar 0,46
atau sebesar 6,72 kg dengan rata-rata 1,12 kgtowing. Hasil tangkapan sampingan yang dimanfaatkan oleh nelayan fish catch retained sebesar 261,65 kg atau
17,79 dari berat total hasil tangkapan yang diperoleh. Jumlah hasil tangkapan sampingan yang tidak dimanfaatkan dan dibuang ke laut discarded lebih besar
dari proporsi keduanya, yaitu mencapai 82,21 atau 1209,21 kg. Penggunaan perangkat TED super shooter pada trawl memberikan
pengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan total yang diperoleh, baik hasil tangkapan utama maupun hasil tangkapan sampingan. Total hasil tangkapan yang
diperoleh sebesar 1.565,61 kg atau 260,94 kgtowing yang terdiri atas 0,30 atau 4,55 kg udang, 13,07 ikan yang dimanfaatkan berupa ikan ekonomis penting
sebesar 204,70 kg dan hasil tangkapan sampingan yang tidak dimanfaatkan discarded sebesar 86,93 atau sebesar 1.360,91 kg. Perbandingan komposisi
hasil tangkapan diantara dua jenis trawl tanpa BRD dan trawl dengan TED super shooter
seperti dapat dilihat pada Lampiran 5.
Estimasi total hasil tangkapan per towing untuk jaring trawl tanpa
menggunakan BRD sebesar 246,26 kg. Komposisi hasil tangkapan per towing trawl tanpa menggunakan BRD didominasi oleh Loligo spp sebanyak 45,39 kg
18,43, kerong- kerong Terapon theraps 37,44 kg 15,20, layur Trichiurus lepturus
22,59 kg 9,17, tiga waja Johnius spp 20,50 kg 8,32, sardin Pellona ditchela 16,73 kg 6,79, kuro Polydactillus spp 14,75 kg 5,99
dan beberapa jenis ikan lainnya.
Gambar 10 Komposisi hasil tangkapan trawl tanpa BRD super shooter Sedangkan dengan pemasangan TED jenis super shooter hasil tangkapan
per towing didominasi oleh kepiting crab sebesar 67,35 kg 25,74, diikuti oleh ikan kerong Terapon theraps sebesar 50,20 kg 19,18, layur Trichiurus
lepturus 22,80 kg 8,71, tiga waja Johnius spp 18,30 kg 6,99, sardine
Pellona ditchela 16,32 kg 6,23 dan beberapa jenis ikan lainnya seperti selar Carangoides spp, kuro Polydactillus spp dan lain-lain sebesar 86,33 kg
32,98.
Gambar 11 Komposisi hasil tangkapan trawl dengan TED super shooter Apabila dilihat dari jenis dan berat ikan per towing yang tertangkap, hasil
tangkapan trawl yang dilengkapi dengan TED super shooter lebih besar dari trawl tanpa BRD dalam mengurangi hasil tangkapan sampingan. Beberapa spesies ikan
yang mengalami penurunan dengan pemasangan TED super shooter antara lain Loligo
spp dari 45,39 kgtowing menjadi 1,05 kg menurun sebesar 18,03 , pari Dasyatis kuhlli mengalami penurunan dari 12,24 kg menjadi 6,69 kg 2,41,
gerot-gerot Pomadasys maculatus mengalami penurunan dari 9,20 kg menjadi 0,42 kg 3,58, Polydactillus spp mengalami penurunan dari 14,75 kg menjadi
10,14 kg 2,11 dan Johnius spp dari 20,50 kg menjadi 18,30 kg 1,33. Berdasarkan persentase morfologi antara trawl tanpa BRD dengan trawl
dengan TED super shooter menunjukkan bahwa kedua trawl didominasi oleh ikan-ikan
compressed dan
depressed .
Jenis krustase
kepiting yang
dikelompokan campuran mixed banyak tertangkap pada trawl yang dilengkapi dengan TED super shooter Gambar 12.
Gambar 12 Persentase hasil tangkapan sampingan bycatch berdasarkan
morfologi antara trawl tanpa BRD dengan trawl TED super shooter
5.4.1.2 Komposisi hasil tangkapan trawl tanpa menggunakan BRD dan BRD square mesh window jendela empat persegi
Estimasi berat hasil tangkapan total trawl tanpa perangkat BRD sebesar 3.451,37 kg dengan rata-rata 431,42 kgtowing yang terdiri atas udang sebagai
hasil tangkapan utama dan ikan sebagai hasil tangkapan sampingan. Berat udang yang tertangkap sebesar 6,10 kg atau 0,18 dari total hasil tangkapan. Sementara
itu jumlah ikan yang dimanfaatkan mencapai 200,25 kg atau 5,80. Hasil tangkapan sampingan yang tidak dimanfaatkan mencapai 94,19 atau 3.251,12
kg dengan rata-rata 406,39 kgtowing. Pemasangan BRD jenis square mesh window berpengaruh terhadap jumlah
hasil tangkapan yang diperoleh. Berat total hasil tangkapan yang diperoleh untuk jaring yang dilengkapi dengan square mesh window adalah 3.245,82 kg dengan
rata-rata 405,73 kgtowing. Berat udang yang tertangkap adalah 4,75 kg atau hanya 0,15 dari total hasil tangkapan. Sementara itu ikan ekonomis yang masuk
ke dalam kantong sebesar 143,60 kg atau 4,42. Berat ikan non ekonomis yang tidak dimanfaatkan discarded mencapai 95,58 dari hasil tangkapan atau
mencapai 3.102,22 kg dengan rata-rata 387,78 kgtowing Lampiran 6.
Pada Gambar 13 menunjukkan bahwa hasil tangkapan per towing tanpa
menggunakan perangkat square mesh window SMW didominasi oleh kepiting sebesar 154,62 kg 35,7, ikan bulu ayam Setipinna spp sebesar 57,53 kg
13,3, sardine Pellona ditchela sebesar 54,79 kg 12,68, tiga waja Johnius spp sebesar 28,61 kg 6,62, layur Trichiurus lepturus sebesar 23,74 kg
5,49 dan beberapa jenis ikan lainnya yang mencapai 26,05 dari berat total per towing ikan sebesar 112,40 kg.
Gambar 13 Komposisi hasil tangkapan trawl tanpa BRD square mesh window
Gambar 14 Komposisi hasil tangkapan trawl dengan BRD square mesh window Pemasangan square mesh window menunjukkan adanya perubahan pada
komposisi hasil tangkapan yang diperoleh. Hasil tangkapan per towing didominasi oleh ikan tiga waja Johnius spp sebesar 21,34 kg 5,25, layur Trichiurus
lepturus sebesar 18,15 kg 4,47, selar Alepes melanoptera sebesar 2,05 kg
0,05, lidah Cynoglosus spp sebesar 6,44 kg 1,59, kuro Platycepalus spp sebesar 0,31 kg 0,1, slengseng Megalaspis cordila sebesar 4,35 kg 1,07
dan beberapa jenis ikan lainnya seperti remang Muraenesox bagio dalam jumlah kurang dari 1 dari berat per towing seperti dapat dilihat pada Gambar 14.
Proporsi hasil tangkapan bycatch berdasarkan morfologi antara trawl tanpa BRD dan trawl square mesh window didominasi oleh jenis krustase kepiting dan
ikan compressed. Kepiting banyak tertangkap dalam jumlah besar baik yang dilengkapi BRD maupun tidak dilengkapi BRD.
Gambar 15 Persentase hasil tangkapan sampingan bycatch berdasarkan
morfologi antara trawl tanpa BRD dan trawl square mesh window
5.4.1.3 Komposisi hasil tangkapan jaring trawl tanpa BRD dan BRD fish eye mata ikan
Estimasi hasil tangkapan total trawl tanpa dilengkapi BRD sebesar 2.650,17 kg dengan rata-rata 378,60 kgtowing yang terdiri atas hasil tangkapan
utama dan hasil tangkapan sampingan. Hasil tangkapan utamanya berupa udang sebesar 19,95 kg atau 0,75. Sementara itu hasil tangkapan sampingan yang
dimanfaatkan sebanyak 168,80 kg atau 6,37, dan sisanya merupakan hasil tangkapan sampingan yang dibuang discarded mencapai 93,63 atau sebesar
2.481,37 kg dengan rata-rata 354,48 kgtowing. Penggunaan fish eye memberikan pengaruh terhadap total hasil tangkapan
yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari penurunan jumlah total hasil tangkapan mencapai 359,36 kg. Total hasil tangkapan yang diperoleh trawl yang dilengkapi
dengan mata ikan sebesar 2.290,80 kg dengan rata-rata 327,26 kgtowing yang terdiri dari udang sebagai hasil tangkapan utama sebesar 15,71 kg atau 0,69,
ikan yang dimanfaatkan sebesar 88,05 kg atau 3,84 dan ikan yang tidak dimanfaatkan discarded mencapai 96,16 atau sebesar 2.202,75 kg dengan rata-
rata 314,68 kgtowing Lampiran 7.
Pada Gambar 16 dapat dilihat bahwa komposisi hasil tangkapan per towing dari trawl tanpa perangkat BRD.
Hasil tangkapan trawl tanpa menggunakan BRD di didominasi oleh kepiting sebesar 203 kg 53,22, ikan
bulu ayam Thryssa setrirostris sebesar 34,18 kg 8,96, tiga waja Johnius spp sebesar 27,14 kg 7,11, sardine Pellona ditchela sebesar 18,29 kg
4,78, tembang Illisa melastoma sebesar 16,72 kg 4,78, gerot-gerot Pomadasys maculatus
12,64 kg 3,31 dan bawal hitam Formio niger sebesar 11,81 kg 3,10. Sedangkan beberapa jenis ikan lainnya seperti petek
Leiognathus spp, nomei Harpadon nehereus, kerong Terapon theraps dan manyung Arius maculathus yang mencapai 15,13. dari total ikan per towing
yaitu sebesar 57,73 kg. Pemasangan bycatch reduction device mata ikan fish eye pada trawl
berpengaruh terhadap hasil tangkapan trawl per towing. Hasil tangkapan didominasi oleh ikan carangids Urapsis urapsis sebesar 169,08 kg 51,32,
diikuti manyung Arius maculathus sebesar 39,37 kg 11,95, bulu ayam Setipinna spp sebesar 26,80 kg 8,13, tembang Illisa melastoma sebesar
21,94 kg 6,66, srinding Apogon spp sebesar 11,86 kg 3,60 dan kepiting sebesar 13,99 kg 4,25. Sedangkan beberapa jenis ikan lainnya dengan
persentase mencapai 13,51 dari berat total ikan per towing sebesar 44,22 kg Lampiran 17.
Berdasarkan Gambar 18 menunjukkan bahwa persentase bycatch yang tertangkap tanpa BRD dan dengan fish eye didominasi oleh ikan-ikan yang
berbentuk compressed dan kepiting.
Gambar 16 Komposisi hasil tangkapan trawl tanpa BRD fish eye
Gambar 17 Komposisi hasil tangkapan trawl dengan BRD fish eye
Gambar 18 Persentase hasil tangkapan sampingan bycatch berdasarkan
morfologi antara trawl tanpa BRD dengan trawl BRD fish eye
5.4.2 Keefektifan ketiga jenis BRD dalam mengurangi bycatch berdasarkan
morfologi Berdasarkan pengelompokan berat ikan hasil tangkapan sampingan dari
setiap jenis BRD menunjukkan bahwa untuk TED super shooter ikan-ikan yang tertangkap didominasi yang berbentuk compressed yaitu seperti kerong Terapon
theraps 19,15, selar Carangoides spp 5,11, tigawaja Johnius spp 6,98
dan kuro Polydactillus spp 3,87, untuk yang berbentuk anguilliform yaitu layur Trichiurus lepturus 8,7,
yang berbentuk depressed yaitu manyung Arius maculatus 3,51. Untuk BRD jenismata ikan fish eye ikan yang
tertangkap didominasi oleh yang berbentuk compressed-1 dan compressed-2 yang terdiri dari carangid Urapsis urapsis 51,67, tigawaja Otolites spp 33,65
dan bulu ayam Setipinna spp 8,19. Untuk ikan yang berbentuk depressed ikan yang tertangkap didominasi oleh manyung Arius maculatus 12,03. Sedangkan
BRD jenis jendela empat persegi square mesh window ikan tangkapan sampingan yang tertangkap terdiri dari yang berbentuk compressed-1 dan
compressed-2 yaitu bulu ayam Setipinna spp 8,86, tigawaja Johnius spp
5,28, Pellona ditchela 4,94 dan selar Carangoides spp 3,47. Untuk ikan yang berbentuk depressiform ikan yang tertangkap yaitu manyung Arius
maculatus 2,85, lidah Cynoglosus spp 1,59 dan pari Dasyatis kuhlli 1,1.
Sedangkan untuk ikan yang berbentuk anguilliform jenis ikan yang tertangkap yaitu layur Trichiurus lepturus sebesar 4,49.
Berdasarkan estimasi berat ikan hasil tangkapan sampingan yang diloloskan untuk setiap bentuk morfologi ikan hasilnya menunjukkan bahwa
untuk BRD jenissuper shooter mengurangi ikan yang berbentuk compressed baik itu compressed-1 maupun compressed-2 sebesar 4,98, untuk yang berbentuk
depressiform sebesar 1,79 dan anguilliform sebesar 0,47. Sedangkan untuk
ikan hasil tangkapan sampingan yang berbentuk fusiform mengalami kenaikan sebesar 3,65.
Sementara itu untuk BRD jenis square mesh window mengurangi ikan yang berbentuk compressed sebesar 6,23, sedangkan untuk depressed, fusiform
dan anguilliform masing-masing mengalami kenaikan sebesar 3,55, 0,72 dan 0,97. Sedangkan untuk BRD jenis mata ikan fish eye mengurangi ikan hasil
tangkapan sampingan yang berbentuk
compressed sebesar
10,23 dan
anguilliform sebesar 4,62. Sedangkan untuk ikan yang berbentuk depressed dan
fusiform masing-masing mengalami kenaikan sebesar 13,32 dan 1,54.
Perbandingan proporsi ikan yang tertangkap berdasarkan bentuk ikan pada bagian jaring tanpa BRD dan jaring yang dilengkapi BRD dapat dilihat pada Gambar 19
dibawah ini. Hasil uji statistik dengan menggunakan analisis sidik ragam satu arah
menunjukkan bahwa perbandingan berat hasil tangkapan ikan yang berbentuk compressed
dari ketiga jenis bycatch reduction device tidak berbeda nyata. Hal ini ditunjukkan dengan nilai P 0,074
α0,05 .
Demikian pula hasil uji statistik untuk ikan yang berbentuk depressed tidak berbeda nyata dengan P 0,472
α0,05 dan ikan yang berbentuk anguilliform hasil nya tidak berbeda nyata P 0,165
α0,05.
Gambar 19 Persentase bycatch antara trawl tanpa BRD dan trawl dengan BRD menurut morfologi ikan hasil tangkapan
Berdasarkan pada Gambar 19 diatas menunjukkan bahwa proporsi dari ketiga jenisBRD masih didominasi oleh ikan-ikan yang berbentuk compressed
untuk TED super shooter sebesar 65,95, fish eye sebesar 76,72, TED super shooter
sebesar 65,95 dan square mesh window sebesar 73,50. Akan tetapi
bila dilihat berdasarkan persentase pelolosan nya fish eye mengurangi ikan-ikan yang berbentuk compressed dengan persentase tertinggi dibandingkan dengan
square mesh window atau TED super shooter. Sedangkan untuk BRD jenis fish
eye ikan yang berbentuk depressiform tertangkap sebesar 19,12 kemudian TED
super shooter 18,15 dan square mesh window sebesar 14,83. Untuk TED
super shooter dan square mesh window ikan yang berbentuk anguilliform
tertangkap masing-masing sekitar 11. Sementara untuk ikan-ikan yang berbentuk fusiform dari ketiga jenis BRD hanya tertangkap dibawah 5.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam untuk morfologi dari ketiga jenis BRD tidak berbeda nyata. Hal ini dikarenakan kisaran nilai yang kecil untuk setiap
morfologi ikan yang tertangkap oleh BRD, sehingga tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata secara statistik.
5.5 Pembahasan
5.5.1 Keragaan teknis BRD selama uji coba penangkapan
Pada awalnya bycatch reduction device yang digunakan pada perikanan pukat udang Indonesia disebut BED bycatch excluder devices yang berasal dari
modifikasi TED turtle excluder devices dari Amerika. Pemasangan TED pada trawl ditujukan untuk mengurangi tertangkapnya penyu dan disebut juga sebagai
“Trawl Efficiency Device”, karena alat ini juga dapat mencegah tertangkapnya hewan-hewan laut besar lainnya seperti ikan hiu, ikan pari dan ubur-ubur Eayrs,
2005. Perkembangan desain dan konstruksi TED mengalami modifikasi yang
ditujukan untuk meloloskan penyu yang dikenal dengan TED jenis super shooter. TED jenis super shooter yang baru dikembangkan harus dipakai tetapi, banyak
kapal trawl menyalah gunakan aturan ini sehingga pada saat operasi penangkapan tidak memasang alat tersebut dengan lasan mengganggu saat melakukan operasi
penangkapan diatas kapal. Setelah diamati terdapat beberapa permasalahan dalam mengimplementasikan TED tersebut seperti : teknis, sering terjadi kegagalan
operasi penangkapan akibat penggunaan TED, lemahnya penjagaan, kontrol, pengawasan karena lemahnya hukum Purbayanto et al. 2004; dan pengurangan
hasil tangkapan udang sebagai tangkapan utama sangat signifikan jumlahnya
Evans dan Wahju, 1996; Nasution, 1997. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan jenis bycatch reduction device diantaranya :
1. Ukuran dari jaring trawl dan cara penanganan nya Broadhusrt dan Kennelly, 1994;
2. Lokasi dari daerah penangkapan ikan serta kondisi dari daerah penangkapan ikan Brewer et al. 1998; Robin dan McGilvray, 1999;
3. Spesies ikan yang akan dikeluarkan dan ukurannya Matsuoka dan Kan 1991, Robin dan McGilvray, 1999;
4. Pengetahuan mengenai tingkah laku ikan yang menjadi target dan hasil tangkapan sampingan Broadhurst dan Kennelly, 1996; Watson, 1989.
5.5.2 Perbandingan Komposisi hasil tangkapan trawl tanpa BRD dan trawl
dengan BRD Kondisi sumberdaya ikan demersal yang menjadi habitat wilayah perairan
dekat pantai cenderung memiliki keanekaragaman yang tinggi dibandingkan dengan ikan pelagis Mahiswara, 2004. Jenis sumberdaya tersebut dapat berupa
ikan, moluska maupun krustase. Beragamnya jenis sumberdaya tersebut yang mengakibatkan hasil tangkapan trawl tediri atas berbagai macam spesies baik
udang sebagai target utama maupun ikan sebagai hasil tangkapan sampingan. Hal ini disebabkan oleh sifat pengoperasian trawl yang ditarik menyapu dasar perairan
sehingga semua jenis sumberdaya ikan yang ada di daerah pengoperasian akan masuk kedalam kantong.
Beragamnya jenis sumberdaya ikan di lokasi penelitian ditunjukkan oleh banyaknya spesies ikan dan krustasea yang tertangkap. Jumlah spesies ikan yang
tertangkap selama penelitian untuk TED super shooter sebanyak 25 spesies ikan, 2 spesies krustase dan 1 spesies moluska. Untuk jaring yang dilengkapi dengan
square mesh window ikan yang tertangkap terdiri dari 29 spesies, 27 spesies ikan
dan 2 spesies krustase. Sedangkan untuk jaring trawl yang dilengkapi dengan fish eye
terdiri dari 27 spesies diantaranya 25 spesies ikan dan 2 spesies krustase.
5.5.2.1 Trawl tanpa BRD versus trawl dengan TED super shooter
Penggunaan perangkat TED super shooter tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap komposisi hasil tangkapan yang diperoleh. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah spesies yang tertangkap pada pengoperasian trawl baik tanpa maupun dilengkapi dengan TED super shooter. Tujuan pemasangan TED super
shooter adalah untuk mengurangi hasil tangkapan sampingan pada trawl. Akan
tetapi dari uji coba penangkapan yang telah dilakukan, hasil tangkapan total trawl yang dilengkapi dengan TED super shooter lebih besar 15,44 kg bila
dibandingkan dengan trawl tanpa TED. Apabila dilihat dari perbandingan berat rata-rata hasil tangkapan antara trawl tanpa TED dan trawl yang dilengkapi
dengan TED super shooter tidak terdapat perbedaan yang nyata pada hasil
tangkapan trawl baik tanpa TED maupun dilengkapi dengan TED super shooter. Hal ini dikarenakan TED super shooter dirancang khusus untuk mengeluarkan
penyu yang masuk ke dalam trawl sehingga jarak antar kisinya 10 cm lebih lebar
bila dibandingkan dengan ukuran ikan yang masuk ke dalam kantong berkisar antara 2-4 cm. Berat rata-rata hasil tangkapan pada trawl yang dilengkapai TED
super shooter
lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa BRD. Hal ini
mengindikasikan telah terjadi penyumbatan blocking pada bagian pintu keluar exit hole, sehingga ikan-ikan yang seharusnya dapat meloloskan diri masuk
kedalam codend. Mekanisme pelolosan ikan melalui TED super shooter terjadi jika ikan yang memiliki kemampuan renang tinggi mampu bertahan dan
menemukan celah keluar di bagian bawah TED Eayrs, 2005. Selain itu ikan yang memiliki ukuran body girth lebih besar ketika menabrak kisi akan tertahan
sesaat dan kemudian berusaha untuk meloloskan diri melewati celah yang ada. Ikan berukuran kecil yang memiliki kemampuan renang rendah akan ikut
terdorong masuk kekantong pada saat trawl ditarik, sehingga ikan tersebut masuk kedalam kantong.
Meskipun demikian, penggunaan TED super shooter memberikan pengaruh terhadap pengurangan persentase ikan hasil tangkapan rata-rata per
towing baik yang dimanfaatkan maupun yang dibuang kelaut. Selain itu terdapat juga adanya penambahan persentase ikan hasil tangkapan rata-rata per towing
untuk beberapa ikan hasil tangkapan sampingan. Pengguraan TED super shooter menunjukkan berhasil mengurangi persentase ikan yang signifikan yaitu pada
Loligo spp sebesar 18,03 sedangkan penambahan persentase rata-rata per
towing pada kepiting yaitu 25,3.
5.5.2.2 Trawl tanpa BRD versus trawl dengan BRD square mesh window
Jendela empat persegi square mesh window merupakan perangkat BRD yang memungkinkan ikan yang memiliki orientasi renang ke atas dapat
meloloskan diri melalui celah mata jaring yang lebih besar Broadhurst, 2000. Penggunaan jendela empat persegi pada trawl tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap komposisi hasil tangkapan yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari jumlah spesies keduanya yang tidak jauh berbeda. Pada trawl tanpa
jendela empat persegi jenis spesies yang tertangkap sebanyak 29 spesies yang terdiri atas 27 spesies ikan dan 2 spesies krustase. Sementara itu pada trawl
dengan jendela empat persegi , jumlah spesies yang tertangkap adalah 29 spesies yang terdiri atas 27 spesies ikan dan 2 spesies krustase. Jendela empat persegi
memungkinkan jenis ikan yang memiliki kemampuan renang dan daya tahan melawan arus yang baik untuk meloloskan diri pada saat penarikan jaring
berlangsung. Spesies ikan yang tertangkap didominasi oleh jenis ikan demersal yang memiliki kemampuan renang rendah sehingga tidak dapat meloloskan diri
melalui celah yang ada di bagian atas kantong trawl. Meskipun demikian, beberapa spesies ikan yang dimanfaatkan oleh nelayan mengalami penurunan
persentase dengan pemasangan perangkat jendela empat persegi antara lain Cynoglosus
spp, Megalaspis cordila, Trichiurus lepturus dan Johnius spp. Menurut Y-H Kim et al. 2008 menyebutkan bahwa pelolosan ikan melalui
jendela empat persegi sangat dipengaruhi oleh sudut yang tepat dari ikan untuk berenang lurus kedepan, rangsangan yang ditimbulkan oleh perubahan pergerakan
jaring, sudut pembelokan dan kecepatan renangnya. Secara keseluruhan
penggunaan jendela empat persegi telah mengurangi persentase hasil tangkapan sampingan secara keseluruhan sebesar 26,12, demikian pula dengan jumlah ikan
ekonomis yang tertangkap mengalami pengurangan.
5.5.2.3 Trawl tanpa BRD versus trawl dengan BRD fish eye
Penggunaan mata ikan pada trawl memberikan pengaruh terhadap jumlah spesies hasil tangkapan yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat pada jumlah spesies
pada trawl tanpa mata ikan yang lebih banyak, yaitu 27 spesies yang terdiri dari 26 spesies ikan dan 2 spesies krustase. Sementara itu pemasangan mata ikan
mengurangi jumlah spesies yang tertangkap. Jumlah spesies pada trawl dengan mata ikan adalah 20 spesies, yang terdiri atas 18 spesies ikan dan 2 spesies
krustase. Perangkat mata ikan pada prinsipnya menyerupai jendela empat persegi
yang mengandalkan pada kemampuan bertahan dan kecepatan renang ikan untuk meloloskan diri melalui celah yang terdapat pada bagian atas kantong.
Perbedaannya adalah, pada mata ikan celahnya merupakan celah tunggal dan menyerupai bentuk mata ikan. Pada saat penarikan jaring, arus yang ditimbulkan
akan membuka bagian kantong trawl, dan dalam waktu yang bersamaan celah pelolosan mata ikan akan ikut terbuka. Ikan yang memiliki kemampuan renang
yang tinggi meloloskan diri melalui celah yang terbuka. Posisi pemasangan mata ikan sangat berpengaruh terhadap jumlah ikan yang dapat diloloskan. Hal ini
dinyatakan oleh Hannah et al. 2003 bahwa pemasangan mata ikan mengurangi hasil tangkapan sampingan akan tetapi efektifitasnya sangat dipengaruhi oleh
posisi penempatannya pada jaring. Berdasarkan pada persentase pengurangan rata-rata ikan per towing yang
diperoleh, pemasangan mata ikan mampu mereduksi hasil tangkapan sampingan sebesar 63,85. Sedangkan bila dilihat dari jumlah spesies yang berhasil
dikeluarkan, mata ikan lebih baik dibandingkan dengan TED super shooter dan jendela empat persegi. Hal ini dikarenakan terjadinya pengurangan untuk jenis
kepiting yang mencapai 48,97. Penggunaan mata ikan telah mereduksi 7 spesies ikan antara lain Thryssa setrirostris, Harpadon nehereus, Johnius spp, Alepes
melanoptera, Formio niger, Euristhmus lepturus dan Triachantus spp. Sedangkan
dari perbandingan antara berat hasil tangkapan rata-rata per towing pemasangan mata ikan mengurangi ikan berat ikan sebesar 51,44 kg per towing. Pemasangan
mata ikan mengurangi persentase ikan ekonomis penting yang tertangkap tetapi besarnya hanya dibawah 5.
5.5.3 Efektivitas BRD dalam mengurangi hasil tangkapan sampingan
Secara umum diketahui hampir semua perikanan tangkap menghasilkan hasil tangkap sampingan bycatch, namun dibandingkan beberapa alat tangkap
lainnya khususnya trawl memberikan kontribusi hasil tangkapan sampingan yang lebih besar bila dibandingkan dengan alat tangkapan lainnya Alverson et al.
1994. Khususnya pukat udang yang beroperasi di perairan Arafura merupakan alat yang paling efektif untuk menangkap udang dan ikan dasar lainnya. Dari segi
konstruksi pukat udang memiliki kantong codend dengan ukuran mata jaring yang berukuran 1 ¾ inci 40 mm sehingga banyak organisme laut lain yang ikut
tertangkap termasuk ikan dalam berbagai ukuran. Hasil tangkapan sampingan dominan pukat udang adalah jenis ikan
demersal yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi serta hewan lainnya seperti kepiting, sotong, gurita dan udang kecil lainnya. Purbayanto dan Sondita 2006
telah mengidentifikasi hasil tangkapan pukat udang di sekitar perairan Dolak sebanyak 43 spesies yang terdiri dari 35 spesies ikan, 3 spesies moluska dan 5
spesies krustase. Hasil tangkapan sampingan bycatch ini dipengaruhi oleh
faktor musim dan lokasi pengoperasian dari alat tangkap Harris dan Poiner, 1990. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Purbayanto dan Sondita 2006
yang menyebutkan faktor kedalaman serta lokasi perairan berpengaruh nyata terhadap biomas dari 11 taksa yang diidentifikasi.
Permasalahan yang dihadapi pada perikanan trawl saat ini adalah banyaknya hasil tangkap sampingan yang selanjutnya dibuang kembali ke laut
discards. Untuk mengurangi hasil tangkapan sampingan tersebut maka pemasangan Bycatch Reduction Device BRD merupakan suatu alternatif. Dari
penelitian yang telah dilakukan oleh Chokesanguan et al. 1994 di Thailand, Renaud et al. 1993 di Amerika, dan Brewer et al. 1998 di Australia
menunjukkan bahwa pemasangan BRD dapat mengurangi berat hasil tangkapan sampingan. Sedangkan untuk pemasangan TED jenis super shooter di Indonesia
menunjukkan adanya penurunan hasil tangkapan sampingan sebesar 40, namun demikian hasil tangkapan udang juga mengalami penurunan sebanyak 30
Nasution, 1997. Dari hasil penelitian yang dilakukan terlihat bahwa penggunaan BRD
dengan kisi-kisi dapat mengurangi komposisi spesies hasil tangkapan terutama pada spesies ikan pelagis seperti ikan herring yang memiliki kecepatan renang
relatif cepat dibandingkan spesies ikan demersal dengan ukuran kecil Suuronen, 1995. Konstruksi BRD didesain untuk memberikan peluang terhadap ikan yang
akan diloloskan, baik oleh karena mekanisme arus yang ditimbulkan maupun menabrak kisi Mahiswara, 2004. Menurut Day 1996 dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa, pada saat trawl dioperasikan di bagian dalam jaring terjadi turbulensi arus, yang kemudian oleh adanya pengarah ikan akan terdorong menuju
kerangka berkisi. Kondisi ini memungkinkan ikan ukuran besar serta ikan dengan kemampuan renang relatif kuat dapat meloloskan diri melalui pintu keluar.
Sementara ikan yang berukuran kecil dengan kemampuan renang relatif lemah terbawa arus masuk menuju bagian kantong dari trawl.
Hasil pengamatan selama penelitian menunjukkan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi jumlah HTS yang keluar dari trawl yang menggunakan
TED super shooter, yaitu terjadinya penutupan pada bagian kisi blocking dan
menyumbat pintu keluar. Penutupan pada bagian kisi terutama disebabkan karena sampah dasar perairan ataupun ikan ukuran besar. Menurut Suuronen 1995;
Ferno dan Olsen 1994 menyatakan bahwa selektifitas dari BRD yang menggunakan sorting grid dipengaruhi oleh besarnya tangkapan yang dapat
menghambat kisi. Kondisi ini tidak dapat dihindarkan oleh trawl karena target spesies udang menghuni habitat bersama dengan spesies yang lain di dasar
perairan. Untuk memperbaiki keragaan dari TED super shooter diperlukan untuk membuat kondisi dimana ikan tidak terakumulasi di bagian depan dari grid atau
kisi. Perolehan hasil tangkapan selama penelitian memberikan gambaran
keragaman jenis ikan yang tertangkap jaring trawl sangat tinggi. Dimana sebanyak 28 spesies berhasil diidentifikasi selama penelitian. Faktor posisi dan kedalaman
perairan stasiun pengoperasian tampak berpengaruh terhadap berat, jenis dan ukuran hasil tangkapan. Faktor yang berpengaruh terhadap jumlah HTS pada
perikanan trawl antara lain bentuk dan ukuran mata jaring, diameter kantong, hanging ratio
Eayrs, 2005, ketersediaan ikan, kondisi perairan Hall, 1996, kecepatan dan lama penarikan jaring Cotter et al. 2002. Pada saat pengoperasian
trawl bentuk dan ukuran mata jaring mesh size akan mengalami perubahan. Penarikan jaring menjadikan mata jaring menjadi rapat. Bukaan mata jaring
sebagai pengaruh pemberian nilai hanging ratio menjadi berubah oleh bentuk oleh pengaruh penarikan jaring dan beban dibagian kantong Herrmann, 2005.
Disamping bukaan mata jaring, faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil tangkapan sampingan yaitu terjadinya blocking penutupan bagian kantong oleh
hasil tangkapan di bagian kantong Ferno dan Olsen, 1994. Pada trawl tanpa dipasang BRD dan trawl yang dilengkapi ketiga jenis
BRD mengurangi rata-rata hasil tangkapan total per towing. Dimana fish eye mengurangi total tangkapan per towing yaitu sebesar 51,44 kg, yang diikuti
square mesh window sebesar 25,69 kg, tetapi pada super shooter lebih besar
sebesar 15,44 kg. Lebih tingginya nilai total rata-rata per towing pada TED super shooter
dikarenakan perbedaan kontruksi dari TED super shooter yang memiliki kisi-kisi yang cukup lebar serta adanya pintu keluar exit hole pada bagian bawah
kisi menyebabkan ikan yang berukuran lebih kecil dari jarak kisi akan terus
masuk kedalam bagian kantong codend. Sementara bagian pintu keluar dari TED super shooter berada dibagian bawah sehingga ikan-ikan yang tidak
memiliki orientasi renang kebawah akan sulit untuk keluar. Sedangkan pada BRD jenis fish eye hal ini diduga karena konstruksi mata
ikan dan memiliki celah yang cukup lebar sehingga memungkinkan ikan yang memiliki kemampuan penglihatan yang cukup baik dan kecepatan renang lebih
besar dapat lolos melalui celah tersebut. Sedangkan pada trawl dengan jendela empat persegi ikan dapat lolos melalui jaring empat persegi yang berukuran 2,25
cm dan 3,15 cm pada saat penarikan mata jaring empat persegi ini tidak ikut tertutup sehingga ikan yang memiliki ukuran lebih kecil dari jaring empat persegi
dengan kemampuan renang yang baik dapat lolos dari bagian kantong. Evaluasi menyeluruh terhadap efektivitas penggunaan BRD untuk
mengurangi hasil tangkapan sampingan bycatch dapat dijelaskan dengan membandingkan persentase pengurangan dari masing-masing jenis BRD yang
digunakan. Parameter tersebut adalah persentase rata-rata per towing untuk masing-masing spesies dari hasil tangkapan sampingan HTS dan udang yang
dapat dikurangi. Secara keseluruhan untuk parameter jumlah spesies, jaring trawl yang menggunakan square mesh window memperoleh jumlah spesies tertinggi 29
spesies diikuti oleh TED super shooter 25 spesies dan mata ikan 20 spesies. Hal ini diduga berkorelasi dengan pengoperasian alat tangkap yang dilakukan di
tempat yang memiliki keanekaragaman yang tinggi. Untuk proporsi pengurangan rata-rata hasil tangkapan sampingan per towing menunjukkan bahwa pemasangan
ketiga jenis BRD mengurangi rata-rata hasil tangkapan sampingan per towing walaupun secara statistik tidak signifikan. Dari hasil pengurangan bycatch
tersebut menunjukkan bahwa fish eye memberikan kemudahan bagi ikan untuk meloloskan diri melalui pintu keluar dan menghindarkan udang lolos dari bagian
kantong cod end. Sedangkan menurut Broadhurst et al. 2002 menyatakan
penggunaan square mesh panel secara signifikan telah mengurangi berat dari hasil tangkapan sampingan bycatch sebesar 49 serta berat dari beberapa ikan hasil
tangkapan sampingan yang komersial dan non komersial sebesar 75,7 Broadhurst et al. 2002. Akan tetapi penelitian tidak menjelaskan morfologi dari
bycatch yang dikurangi. Hal ini diduga adanya perbedaan jenis ikan serta bentuk
morfologi dari ikan-ikan bycatch yang diloloskan. Berdasarkan ketiga jenis BRD tersebut proporsi dari ikan hasil tangkapan sampingan dengan hasil tangkapan
utama masih tinggi lebih dari 95. Menurut Purbayanto dan Riyanto 2005 menyatakan bahwa tinggi nya proporsi antara ikan-ikan hasil tangkapan
sampingan dengan hasil tangkapan utama dikarenakan beberapa faktor yaitu : 1. Alat tangkap pukat udang memiliki sifat aktif yaitu mengejar target ikan
dengan cara ditarik oleh kapal sehingga banyak ikan yang bukan menjadi target penangkapan ikut tertangkap;
2. Perairan tempat observasi adalah perairan dangkal dengan kedalaman 10-35 m, kondisi ini menyebabkan bukaan mulut pukat udang masih dapat menyapu
sebagian besar kolom perairan, ditandai dengan tertangkapnya jenis ikan pelagis;
3. Perairan yang dangkal merupakan tempat ikan mencari makan feeding ground
, pemijahan spawning ground, dan pemeliharaan nursery ground. Sehingga banyak ikan muda berukuran kecil yang ikut tertangkap;
4. Dasar perairan Laut Arafura memiliki permukaan yang relatif landai karena merupakan daerah paparan dan memiliki substrat berlumpur yang merupakan
habitat bagi jenis ikan demersal; dan 5. Pengoperasian pukat udang tidak diikuti pemasangan alat pemisah ikan API,
sehingga jumlah ikan yang bukan menjadi target penangkapan banyak tertangkap.
5.5.4 Pengurangan hasil tangkapan sampingan berdasarkan morfologi ikan
Berdasarkan persentase pengurangan berat ikan yang tertangkap pada bagian kantong yang dilengkapi dengan BRD dengan berat ikan yang tidak
dilengkapi dengan BRD untuk setiap jenis BRD menunjukkan bahwa BRD jenis fish eye
mengurangi hasil tangkapan sampingan untuk ikan-ikan yang berbentuk compressed
dan anguilliform. Demikian juga untuk TED super shooter mengurangi ikan-ikan yang berbentuk compressed dan anguilliform. Sedangkan
untuk BRD jenis square mesh window mengurangi ikan-ikan yang berbentuk compressed
. Ikan-ikan yang berbentuk compressed memiliki proporsi yang cukup besar hal ini dapat dilihat dari ketiga jenis BRD yang digunakan menangkap lebih
dari 70. Hal ini berkaitan dengan distribusi ikan demersal yang berbentuk compressed
banyak dijumpai di laut Arafura seperti hasil penelitian sebelumnya bahwa ikan-ikan yang mendominasi diantaranya peperek, bilis, gerot-gerot dan
tembang Purbayanto dan Sondita, 2006. Sedangkan untuk ikan-ikan yang berbentuk depressed dan fusiform persentasenya hanya sedikit. Selain itu jumlah
tangkapan di kantong codend dan kecepatan penarikan kapal towing speed selama penelitian berlangsung diduga berpengaruh terhadap pelolosan ikan
melalui BRD. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan BRD jenis fish eye
mengurangi ikan-ikan hasil tangkapan sampingan dari famili Lutjanidae, Sciaenidae dan Scombridae Rulifson et al. 1992; Watson, 1996.
Pengurangan hasil tangkapan sampingan dengan menggunakan BRD square mesh panel
pertama kali dilakukan di Eropa Karlsen dan Larsen, 1989 dan di Australia pada kondisi perikanan komersial Broadhurst dan Kennelly,
1997. Dari ketiga jenis BRD ikan-ikan yang berbentuk depressed mengalami kenaikan dibandingkan dengan yang tanpa menggunakan BRD. Hal ini berkaitan
dengan kemampuan renang yang rendah dari ikan yang berbentuk depressed untuk berenang kearah atas menuju posisi fish eye ataupun square mesh window.
Menurut Broadhurst dan Kennelly 1997 menyebutkan bahwa square mesh yang dipasang pada bagian atas dari codend berhasil mengurangi hasil tangkapan
sampingan secara signifikan terutama untuk spesies komersial seperti Sillaginidae dan Platycephalidae serta meningkatkan efisiensi dari trawl dalam menangkap
udang sebesar 14 Broadhurst dan Kennelly, 1997. Lebih jauh lagi Briggs 1992 telah melakukan observasi dimana panel empat persegi yang dipasang
pada pada bagian kantong codend untuk menangkap Nephrops efektif untuk beberapa spesies yang berbentuk fusiform untuk meloloskan diri terutama dari
jenis ikan whiting tanpa mengurangi hasil tangkapan utama secara signifikan. Sedangkan dalam penelitian ini bentuk ikan fusiform yang tertangkap pada trawl
yang dilengkapi dengan square mesh window persentasenya hanya sedikit 1. Sehingga walaupun adanya kenaikan persentase penambahan 1 belum dapat
menggambarkan proporsi square mesh window dalam mengurangi hasil tangkapan sampingan.
Beberapa penelitian mengenai TED super shooter telah dilakukan di Gulf of Mexico yang menunjukkan efektif dalam mengurangi hasil tangkapan
sampingan berukuran besar seperti penyu Renaud et al. 1993. Selain untuk meloloskan penyu TED super shooter telah berhasil mengurangi tangkapan
sampingan ikan-ikan berukuran besar lainnya Brewer et al. 1998; McGilvray et al
. 1999. Walaupun hasilnya efektif untuk meloloskan penyu dan ikan berukuran besar lainya, namun demikian BRD jenis super shooter tidak didukung oleh
industri perikanan terutama disebabkan karena biaya, dampak negatif terhadap keragaan alat tangkap, penanganan dan lolosnya hasil tangkapan utama yaitu
udang Tucker et al. 1997. Hal ini dikarenakan konsruksi dari kisi-kisi grid yang dipasang berfungsi sebagai pengarah dari ikanhewan lainnya untuk keluar
melalui lubang keluar exit hole yang dipasang dibagian bawah kisi. Berdasarkan persentase pengurangan bentuk ikan yang diloloskan pemasangan TED super
shooter mengurangi ikan-ikan yang berbentuk compressed dan anguilliform.
Sedangkan untuk ikan-ikan yang berbentuk depressed dan fusiform mengalami kenaikan. Persentase pengurangan ikan-ikan yang berbentuk compressed dan
anguilliform berkaitan dengan respon dari ikan-ikan tersebut untuk berenang
kearah bawah. Sedangkan ikan-ikan yang berbentuk depressed terdiri dari ikan pari dan sebelah yang mewakili bentuk badan yang lebar melebihi jarak dari kisi
grid dan kemampuan renang yang rendah sehingga masuk kedalam kantong codend. Selain TED super shooter efektif dalam mengurangi hasil tangkapan
sampingan yang mencapai 39 akan tetapi TED super shooter juga mengurangi hasil tangkapan utama sebesar 50 Brewer et al. 1998. Sehingga untuk
perikanan trawl skala industri yang beroperasi di perairan Arafura maka bycatch reduction device
yang sesuai untuk dikembangkan berdasarkan bentuk morfologi ikan yang akan diloloskan yaitu BRD jenis mata ikan fish eye dan jendela empat
persegi square mesh window.
5.6 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1. Jumlah spesies yang telah diidentifikasi selama uji coba penangkapan
diperoleh TED super shooter 23 spesies ikan, 2 spesies krustase dan 1 spesies moluska. Square mesh window terdiri dari
27 spesies ikan dan 2 spesies krustase. Fish eye terdiri dari 20 spesies ikan dan 2 spesies krustase.
2. Komposisi hasil tangkapan untuk trawl dengan TED super shooter terdiri dari compressed
50, depressed 14, anguilliform 8, fusiform 4 dan mixed 24,71. Jenis square mesh window terdiri dari compressed 31, depressed
6, anguilliform 5, fusiform 1 dan mixed 58. Sedangkan fish eye terdiri dari compressed 73, depressed 18, fusiform 3, anguilliform 1 dan
mixed 5.
3. Berdasarkan persentase morfologi ikan yang diloloskan, BRD jenis fish eye mengurangi ikan yang berbentuk compressed 10,23 dan anguilliform
4,62. Bycatch reduction device jenis square mesh window mengurangi ikan yang berbentuk compressed 6,23 sedangkan TED super shooter
mengurangi ikan yang berbentuk compressed 4,98 dan anguilliform 0,47.
6 PROSES PELOLOSAN IKAN MELALUI BYCATCH REDUCTION
DEVICE BRD: PERCOBAAN LABORATORIUM
6.1 Pendahuluan
Pemasangan bycatch reduction device pada trawl ditujukan untuk mengurangi ikan-ikan hasil tangkapan sampingan dari perikanan trawl demersal.
Mekanisme pelolosan ikan melalui BRD dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu secara mekanik atau fisik agar ikan tidak menuju bagian kantong codend dan
menggiring ikan untuk keluar melalui pintu keluar exit hole. Selain itu dengan melakukan pendekatan melalui perbedaan tingkah laku ikan dan udang. Dimana
ikan mempunyai kemampuan renang swimming ability yang lebih baik dibandingkan dengan invertebrate yang bergerak lambat. Ikan pada jaring yang
bergerak dan menyesuaikan diri terhadap arah tarikan, kemudian berenang keluar melalui pintu keluar. Sebaliknya udang akan langsung masuk kedalam codend
dari trawl Eayrs, 2005. Pada perikanan pukat udang perbedaan karakteristik ukuran, tingkah laku
dan morfologi dari ikan yang akan diloloskan mempunyai peranan yang sangat penting. Perbedaan tersebut akan menentukan jenis BRD yang akan digunakan.
Untuk jarring yang dilengkapi dengan BRD pada kantong bagian atas akan efektif dalam meloloskan ikan-ikan yang memiliki orientasi renang keatas Eayrs, 2005.
Sehingga setiap jenis BRD memiliki proses pelolosan berbeda tergantung dari karakteristik ikan yang akan diloloskan. Untuk itu maka proses pelolosan ikan
ikan pada trawl terutama bagian kantong merupakan faktor yang penting untuk diamati.
6.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan proses pelolosan ikan pada tiga jenis BRD yaitu TED super
shooter, square mesh window dan fish eye
2. Mengkuantifikasi pelolosan ikan dari tiga jenis BRD yang berbeda yaitu TED super shooter
, square mesh window dan fish eye
6.3 Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di flume tank dengan menggunakan model codend trawl yang ditempatkan pada bagian pengamatan. Tiga jenis BRD TED super
shooter , square mesh window, dan fish eye yang berbeda di pasang pada model
codend . Tiga jenis BRD yang berbeda dipasang pada kantong dengan mata ¾
inci, panjang codend 80 mata dan keliling kantong 90 mata. Pengamatan dilakukan untuk tiga jenis BRD yang berbeda dan tingkah
laku ikan di dalam codend yang terpasang di dalam flume tank. Kecepatan air di dalam flume tank diukur dengan menggunakan flow meter dengan merk flow
watch . Pengamatan terhadap tiga jenis BRD yang berbeda dilakukan untuk
mengamati proses pelolosan ikan dari codend. Simulasi proses pelolosan ikan dilakukan dengan menggunakan ikan air tawar yaitu nila Oreochromis niloticus,
patin Pangasius pangasius, dan mas Cyprinus carpio. Pemilihan ketiga jenis ikan ini ditujukan untuk mewakili morfologi dari
ikan yang berbentuk compressed dan depressed. Proses pelolosan ikan dari TED super shooter
, square mesh window, dan fish eye diamati dengan mengunakan handycam
dan kamera digital. Pada penelitian ini, menggunakan asumsi bahwa ikan yang dijadikan sampel pengujian mewakili secara morfologi ikan bycatch
dari trawl. Tabel 14 Dimensi flume tank yang digunakan dalam pengamatan
Panjang 10 m
Lebar 4 m
Tinggi 1,9 m
Ukuran kanallorong air 1,2 x 1,2 m
Kapasitas air 48.000 lt
Kecepatan air 0,5 – 3 ms
Jendela pengamatan 3m x 1m
Tabel 15 Kesamaan ikan
No Ikan uji
1 Ikan Nila
Oreochromis niloticus
2 Ikan Mas
Cyprinus carpio
3 Ikan Patin
Pangasius pangasius
6.3.1 Waktu dan tempat
Penelitian dilakukan Departemen Pemanfaatan
Kelautan, IPB.
6.3.2 Metode pengumpulan
Pengamatan di pada saat meloloskan
ikan untuk masing-masing yang lolos dan tertangkap
dua jenisukuran ikan ulangan untuk setiap
proporsi sama untuk setiap Rancangan percobaan
berikut : Kesamaan ikan uji dan ikan bycatch
uji Ikan Bycatch
Keterangan
Oreochromis niloticus Pepetek
Morfologi Comppressed
carpio Kuniran
Morfologi Comppressed
pangasius Manyung
Morfologi Depressed
tempat penelitian
dilakukan pada bulan Desember 2007 bertempat emanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan
pengumpulan data
di flume tank dilakukan untuk mengamati tingkah meloloskan diri melalui BRD. Pengamatan terhadap tingkat
masing jenis BRD dilakukan dengan menghitung tertangkap pada setiap jenisBRD. Pengamatan dilakukan
ikan yang berbeda compressed, dan depressed setiap jenis BRD. Ikan yang digunakan sebanyak
untuk setiap ekor. percobaan untuk pengamatan di flume tank
Keterangan
Comppressed 1
Comppressed 2
Depressed
bertempat di Flume tank Perikanan dan Ilmu
tingkah laku ikan tingkat pelolosan
menghitung jumlah ikan dilakukan dengan
depressed dengan 3 kali
sebanyak 40 ekor dengan
tank adalah sebagai