Ruang Lingkup Penelitian Manfaat Penelitian Hipotesis Penelitian

pengurangan hasil tangkapan sampingan berdasarkan morfologi dari perikanan trawl skala industri. Proses pelolosan ikan dari ketiga jenis bycatch reduction device diamati dengan melakukan pengamatan pada skala laboratorium dengan menggunakan flume tank. Uji skala laboratorium proses pelolosan ikan dari ketiga jenis BRD ditujukan untuk mengestimasi kinerja dari BRD dalam mereduksi setiap kategori bycatch. Tahap selanjutnya dengan melakukan indentifikasi hasil tangkapan sampingan dari trawl demersal skala kecil pada dua lokasi dan musim yang berbeda berdasarkan morfologi. Pendugaan besarnya tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan dalam penelitian ini meliputi data morfologi dari setiap jenis ikan dominan menjadi data masukan dalam menentukan jenis BRD yang sesuai untuk dikembangkan pada perikanan trawl demersal skala kecil. Hasil pengukuran kinerja ketiga jenis bycatch reduction device dalam mereduksi hasil tangkapan sampingan untuk skala lapangan, skala laboratorium serta karakteristik bycatch perikanan trawl demersal skala kecil menjadi pertimbangan dalam menentukan BRD yang sesuai untuk trawl demersal di Indonesia. Dalam mewujudkan trawl demersal yang ramah lingkungan baik skala industri maupun skala kecil di wilayah penelitian didasarkan pada FAO 1995 diacu dalam Monintja 2001 menyebutkan proses penangkapan yang ramah lingkungan meliputi : 1 selektivitas tinggi; 2 hasil tangkapan yang terbuang minim; 3 tidak membahayakan keanekaragaman hayati; 4 tidak menangkap jenis ikan yang dilindungi; 5 tidak membahayakan habitat; 6 tidak membahayakan kelestarian sumberdaya ikan target; 7 tidak membahayakan keselamatan nelayan; dan 8 memenuhi ketentuan yang berlaku. Gambar 2 Bagan alir kajian reduction device kajian perikanan trawl demersal: evaluasi tiga jenis evice BRD. jenis bycatch 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perikanan yang Berkelanjutan sustainable fisheries

Sumberdaya ikan bersifat dapat pulihdiperbaharui renewable resources, dimana sumberdaya tersebut memiliki kemampuan regenerasi secara biologis, akan tetapi apabila tidak dikelola secara hati-hati dan menyeluruh akan mengarah kepada eksploitasi yang tidak terkontrol dan mengancam keberlanjutan sumberdaya. Perhatian pembangunan perikanan yang berkelanjutan dimulai pada awal tahun 1990-an yang merupakan proses dari terjadinya beberapa perubahan yang menyangkut Fauzi dan Anna, 2002 : 1. Meningkatnya perhatian terhadap lingkungan dari para stakeholders sebagai akibat Rio summit yang menyerukan diperlukannya perbaikan secara global terhadap pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan; 2. Terjadinya collapse dari beberapa perikanan dunia seperti anchovy, tuna dan salmon yang menyadarkan orang tentang konsekuensi sosial dan ekonomi; 3. Pemberdayaan para stakeholders yang menuntut diperlukan pandangan yang lebih luas holistik mengenai pengelolaan perikanan. The World Commission on Environment and Development WCED, 1987 mendefinisikan pembangunan perikanan yang berkelanjutan sustainable development adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan umat manusia saat ini, tanpa menurunkan atau menghancurkan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan. Berbagai permasalahan sumberdaya maupun lingkngan yang sedang dihadapi pada saat ini telah menjadi dasar dan alasan penting bahwa pengembangan teknologi ikan dimasa mendatang lebih dititik beratkan pada kepentingan konservasi sumberdaya ikan dari ancaman kepunahan. Seperti telah dilakukan di industri penangkapan ikan di laut utara tela melakukan berbagai usaha untuk mengurangi buangan hasil tangkapan sampingan lebih dari 100 tahun yang lalu Purbayanto dan Baskoro, 1999.